You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
“Selamat ya, San. Skripsimu sangat bagus dan kamu mampu menjalani ujian kompre ini dengan lancar dan baik. Bapak tidak menyangka akan selesai secepat ini,” ucap Pak Azwar seraya masih membolak balikan halaman skripsi Hasan. “Terima kasih, Pak. Tak lain atas bantuan bapak juga selama ini...” Balasnya singkat dan terhenti sejenak. “Sa... saya bersyukur selesai menepati janji untuk Ibu, dan gelar sarjana itu,” lanjutnya lagi terbata-bata. “San, Hasan! Kamu baik-baik saja?” ucap Pak Azwar merasa ada yang mengkhawatirkan dari Hasan. Tiba-tiba tubuh pemuda itu ambruk. Ruangan yang tadinya sepi mendadak penuh dengan orang-orang yang berusaha menggotong ke ambulans. Semuanya panik. S...
Cinta pertama? Entah, dari sekian pria yang kupacari, aku masih belum mengerti tentang definisi cinta sebenarnya. Setiap kali kubertanya pada mereka, selalu jawaban berbeda yang kudapatkan. Pertama kali aku melihatnya, aku tertarik. Dia, pria jakung dengan rambut ikalnya. Bando hitam yang sering di pakainya mengkilau di bawah sinar terik matahari. Dia, tidak tampan tapi cukup mempesona. Namanya, Angga Perwira, pria yang gemar memakai bando serta gelang hitam di pergelangan tangan kanannya. Tak disangka pertemuan pertama yang tak disengaja itu ternyata membawa efek. Bayangan serta lemparan senyumnya membuatku seperti orang gila. Di depan kaca jendela, kupandangi sinar bulan yang berpadu denga...
“Bukan bermaksud kurang ajar, hanya saja aku tahu bagaimana rasanya menyakiti orang lain. Dan aku tahu bagaimana tidak nyamannya harus menyakiti hati orang yang begitu besar menaruh kepercayaannya pada diriku. Selagi masih mau mendengarkan, jangan lakukan itu.” Suara angin menggugurkan daun dari rantingnya di musim kering Bulan Maret. Pojokan tempat kami berbincang menjadi begitu sunyi setelah kalimatku selesai terlontarkan. Dia kembali mencium mesra cangkir berisi Americano coffee. Dan matanya kembali menatap daun – daun kering di seberang jalan yang beterbangan tertiup angin. Aku tahu, dia murka dengan kalimat yang kulontarkan padanya. “Aku selalu setuju dengan apa yang kau katakan...
Sudah lama bukan semenjak terakhir kali kita bertemu. Seminggu, sebulan atau setahun? Entahlah. Bagiku waktu berjalan begitu lambat setelah kepergianmu. Hari-hariku terasa menyesakkan tanpa kehadiranmu. Menyepi dan sunyi. Ada banyak hal-hal kecil dalam hidup ini yang tidak disadari orang. Terabaikan atau bahkan tidak dianggap suatu hal yang patut untuk dipentingkan. Namun, ketika hal-hal kecil itu pergi satu persatu. Kehampaan mulai terasa. Ada sesuatu yang hilang. Lalu berpikir, bilamana waktu dapat diputar kembali, bolehkah hal kecil itu lebih awal kita sadari? Ataukah boleh kita menyimpannya agar tidak pergi? Ada satu hal yang akan tetap tinggal meskipun hal-hal kecil itu telah pergi. Ada...
Antologi Puisi Ternoda, adalah antologi puisi dari peserta "Kembara Puisi Tidar 2"
None