You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
This innovative collection emphasises the contribution of women to the resolution of conflicts through the means of nonviolent tools. It discusses their achievements and their tactics, bringing together international scholars to draw on intersectionality as an important methodological tool in the analysis of the work of many outstanding women from diverse countries such as Yemen, Nigeria, Russia, India and the USA. The focus of this volume is the impact of women successfully building peace though nonviolent means. It also provides a study of how, and why, gender matters in the contemporary world, and will serve the needs of students and scholars in peace and conflict resolution studies, women’s studies, international development, political science, history and sociology.
Decisions over tenure – who gets access to land, fisheries, and forests, for how long, and under what conditions – have important implications for people’s livelihoods. Spatial planning procedures can have a considerable impact on the legitimate tenure rights of the respective rights holders and, in the long term, can affect livelihoods. This technical guide on regulated spatial planning and tenure acknowledges this link and provides guidance on the importance of recognizing legitimate tenure rights in spatial planning processes. Strengthening civic spaces in spatial planning processes focuses on the practical challenges of implementing spatial planning objectives and considering peopl...
Tulis saja apa yang ingin kamu tulis dengan bahasa yang menurutmu mudah di mengerti bila yang membaca tidak mengerti itu bukan salahmu tapi salah yang membaca. Pada intinya jangan biarkan EYD membatasi ruang berfikirmu utk menciptakan karya tulis
Buku yang berjudul Spirit Nahdlatut Tujjar: Gerakan Sosial Membangun Ekonomi Syari’ah ini merupakan hasil penelitian penulis dalam mencermati dan mengkaji gerakan sosial kemandirian PCNU Ponorogo melalui PT. Bintang Swalayan. Dalam buku ini, penulis memaparkan beberapa hal yang mendasar antara lain; (1) Latar belakang gerakan sosial kemandirian ekonomi NU Ponorogo adalah keinginan bersama agar jam’iyah NU bisa mandiri secara ekonomi dalam menggerakkan dan mencukupi kebutuhan organisasi dan serta membangun kesadaran jamaah untuk membangkitkan gerakan kemandirian ekonomi, dan (2) Gerakan sosial kemandirian ekonomi NU Ponorogo secara garis besar melalui dua tahap; tahap framing yang terdiri dari tahap kegelisahan dan kegusaran, dan tahap mobilisasi terdiri dari tahap formalisasi dan pelembagaan.
This book assesses democratic resilience and challenges in (relatively) newly emerging democracies in the Asia-Pacific, which are simultaneously important case studies as newly emerging middle powers. Across all dimensions and measurements, South Korea and Indonesia are consistently the most salient case studies to consider. The two case studies are compared across three sections. First, the relationship between economic development and democratic resilience in Indonesia and South Korea. Second, nature of political culture and societal constructs in the two case studies. The final section looks at the potential peculiarities of the two case studies, which are seen as uniquely challenged: Indonesia by religious persecution and South Korea by political populism. Certainly, democratization is a long and difficult process. This book provides insight into how the two countries have embarked on similar democratization projects. It also delineates the successes and failures from which valuable lessons on democratization can be drawn.
Inkuiri Nasional adalah upaya Komnas HAM memberikan kontribusi pada upaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM. Inkuiri Nasional menggabungkan empat fungsi Komnas HAM dalam satu kegiatan. Inkuiri nasional menerapkan fungsi pemantauan untuk menyelidiki (investigasi) kasus, fungsi penelitian dan pengkajian untuk menganalisis akar masalah dan merumuskan rekomendasi pemulihan pelanggaran HAM. Investigasi masalah HAM ini dilakukan secara sistematis dengan melibatkan masyarakat, saksi, institusi, peneliti, pendidik, dan ahli kebijakan secara transparan melalui kerangka penyelidikan pola sistematik pelanggaran HAM. Tujuannya untuk identifikasi temuan-temuan dan rekomendasi.
Almanak Huria Kristen Batak Protestan Tahun 2024 Lengkap berisi ayat harian batak dan indonesia serta nama-nama pegawai HKBP sentralisasi
Pasca-Reformasi 1998, persoalan marjinalisasi dan pemberdayaan masyarakat adat, hak atas tanah dan hutan, politik identitas, serta pengaruh politik kolonial yang menyertainya menjadi perhatian berbagai kalangan. Meski berusaha berimbang, banyak tilikan terjebak dalam bias, sehingga memunculkan wajah ambigu masyarakat adat atau gerakan masyarakat adat. Sekaligus menutupi tantangan sesungguhnya: kemiskinan dan ketidakadilan. Kajian tentang masyarakat adat maupun gerakan masyarakat adat umumnya menggunakan pendekatan esensialisme pada satu sisi dan pendekatan dekonstruksi sosial pada sisi lain. Pemosisian dua kutub semacam ini dirasa belum cukup. Karena itulah, kajian lebih mendalam tentang mayarakat adat maupun gerakan masyarakat adat menemukan urgensinya. Buku ini menawarkan lensa yang lebih strategis. Pemahaman gerakan masyarakat adat macam apa yang dapat diperoleh dari lensa baru ini? Buku ini menjawabnya,
Patut dicatat memang, sejak sekitar tahun 1980-an khususnya HKBP, prestasinya dalam penginjilan tidak lagi bersinar. Mereka seakan melemah dalam penginjilannya, karena berbagai alasan, antara lain: a. Kepemimpinan yang rapuh. b. Kebersamaan yang tidak utuh. c. Fokus pelayanan tidak merata dan gamang. d. Daya kreasi dalam metode serta sistem pelayanan yang monoton ketinggalan dibandingkan dengan sistem yang dipergunakan denominasi lainnya. e. Tantangan masa dan zaman dalam globalisasi yang tidak dijawab secara tepat dan benar. f. Layanan para pendeta dan pimpinan gereja ada yang kurang berkenan bagi warga sendiri. g. Warga mempunyai pilihan secara bebas tentang gereja dan kebaktian di mana me...
Buku ini hadir memberi cara pandang yang secara jelas ingin mengatakan pada khalayak bahwa pengelolaan hutan perlu perubahan mendasar. Dan, perubahan tersebut dapat dilakukan dengan memercayai rakyat mengelola hutan —Budiman Sudjatmiko, M.Sc; M. Phil, Anggota DPR RI Membaca karya ini akan bisa memprovokasi pembaca untuk memikirkan dan mengusahakan bagaimana situasi “Hutan Kaya, Rakyat Melarat”, seperti yang ditulis oleh Peluso, bakal bisa menuju “Hutan Subur, Rakyat Makmur” —Noer Fauzi Rachman, Ph.D, Peneliti Politik Agraria dan Gerakan-gerakan Rakyat Pedesaan Buku ini menjadi salah satu referensi penting bagaimana disiplin Administrasi Publik membedah persoalan hubungan hutan-rakyat tersebut. —Prof. Dr. Hariadi Kartodihardjo; Pengajar pada Fakultas Kehutanan IPB dan Program Pascasarjana IPB dan UI, Anggota WG Tenure dan Presidium Dewan Kehutanan Nasional Ini adalah kesaksian Barid betapa hutan bagi masyarakat tani adalah hidup itu sendiri. Hutan tidak hanya soal sumber penghidupan, juga menjadi akar dan sumber budaya, relasi manusia dan alam yang bersinergi dan berdinamika dalam nalar sejarahnya sendiri —Ahmad Ya’kub, Aktivis di Sekretariat Bina Desa