You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Ini adalah buku kedua yang diinisiasi Paradance Platform melalui program Koreografer Menulis setelah Daya Tari (2018). Koreografer kok menulis? Ya. Jika karya tari adalah cuplikan pengalaman pribadi koreografer yang dipindah (diceritakan) melalui sistem gerak/laku tubuh, maka dalam buku ini, pengalaman koreografer tersebut dicukil dan dipindahkan ke dalam tulisan. Tulisan ini bisa jadi tidak secara langsung penting bagi laku profesionalitas si koreografer, tetapi penting bagi dunia tari secara umum. Dalam buku ini, 18 koreografer muda menuliskan pengalaman dan gagasan mereka terutama mengenai apa dan bagaimana pengalaman kekaryaan mereka di masa pandemi yang tiba-tiba memenjarakan dan nyaris mematikan aktivitas panggung seni pertunjukan. Setidaknya buku ini membantu kita mengintip sejauh mana gerilya tari berjalan di masa pandemi lalu, yang itu berarti juga dapat menjadi penanda seberapa kuat daya tari dalam diri koreografer-koreografer muda Indonesia ini. Penerbit Garudhawaca.
Buku yang Anda hadapi ini memuat esai-esai Muhidin M. Dahlan yang terserak dari 2003 sampai 2018. Enam puluh tujuh esai tersebut dirajut menjadi enam bab, yakni “Perbukuan”, “Kebijakan”, “Kesusastraan”, “Perpustakaan”, “Cendekiawan”, dan “Pelarangan”. Benang merah pengikat bab demi bab itu adalah literasi; bidang yang selama 20 tahun tak hanya ia akrabi, tetapi—jika melihat rekam jejaknya—juga membuatnya kerap bersitegang dengan pihak-pihak tertentu.
Mak Ana Asu Mlebu Ngomah : 3 Naskah lakon berbahasa Jawa oleh Andy Sri Wahyudi. 3 naskah lakon yang menarik, mengangkat tema keseharian orang-orang miskin di kampung pinggiran kota Yogyakarta. berbagai ungkapan dan adegan menarik tergambar dalam kisah drama ini. Kondisi kemelaratan dan kekuatan mereka melawan ketidakberpihakan politik dan ekonomi pada nasib masyarakat ini. Buku ini memenangkan Penghargaan Sastra Balai Bahasa Yogyakarta untuk kategori KARYA SASTRA JAWA TERBAIK pada 2017. Penerbit Garudhawaca
On theater and performing arts in Indonesia.
History of fine arts in Indonesia and relation between fine arts and Lembaga Kebudajaan Rakjat between 1950 and 1965.
Pangeranku Sinar mata memancarkan pesona cinta Di Raut wajah menawan Belai hangat menyusup helai rambut penuh magnit sayang Berdegup kencang jantung Saat kau tatap bola mataku Wahai pangeran hatiku tulus cintamu buat indah hari – hariku tuk kejar angan dan cita Engkau bagai merpati bawaku terbang tinggi mengitari seluruh negeri penuh kasih tak terperi Pangeranku aku setia menemani sebagai peri kecil penghias taman hatimu kau takkan pernah tergantikan
On literary creative process of Balai Bahasa Yogyakarta Special Region from the perspective of Yogyakarta authors, 2007-2017; collection of articles.
None
The first detailed examination of a-life art, where new mediaartists adopt, and adapt, techniques from artificial life.