You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
The Pilgrim, first published in 1969, has been hailed as Indonesia's first real modern novel. The main characters are an artist and a cemetery overseer; the former represents emotion and the latter signifies reason and the conflicting aspects of human nature. Despite the characters' antagonistic nature and cruelty, they are---in some ways---very similar. Both represents forms of creativity, philosophy, and art. Both exist outside conventional society. Both are searching for genuine human values and are aware of their shortcomings. In The Pilgrim, the chaos of thought and feelings represents life in its chaotic randomness.
Summary and criticism of modern Indonesian novels.
History of Indonesian literature of the 20th century.
Peranan sastra, sastrawan, dan tokoh sastra dalam kehidupan kadang dipertanyakan, terutama saat negara sibuk dengan pembangunan ekonomi. Para penguasa sering merasa terganggu oleh sastrawan karena sering bersikap kritis pada pemerintah, politikus, dan pejabat korup. Apa peranan sastra bagi Indonesia? Siapakah tokoh-tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh dalam satu abad perjalanan sastra Indonesia? Dalam hal apa dan di kalangan mana mereka berpengaruh? Dan sejauh mana jangkauan pengaruh mereka, baik secara sosial, politik, maupun budaya? Buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh ini menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sekaligus menunjukkan kalangan mana saja yang berperan dalam sastra dan kebudayaan. Buku ini menawarkan menu baru bagi perbincangan tentang tokoh-tokoh bangsa dari wilayah yang tidak selalu populer tapi menentukan tegak-tidaknya martabat suatu bangsa, yakni tradisi tulis dan kebudayaannya.
Red is Iwan Simatupang at his exhilarating best. The novel is the story of a tramp and two very different women, both of whom love him. It explores human identity, love and the nature of faith in a chaotic postmodern world. In so doing, it rejects old fashioned notions of character, plot, artistic commitment and logical content. Instead, it favours spontaneity, contextual authenticity and the exploration of naturally occurring situations. For Iwan Simatupang there is no morality that can prescribe how one should live in the face of human existence. It is something one just does. "Philosophy" is a verb, not a noun. And life is a journey, not a destination.
The Spectre of Comparisons contains important theoretical and historical considerations about the nature of nationalism & the prospects for the Left in the so-called New World Disorder.
None
Biography and list of works of Indonesian writers, 1893-1959.
“You don‟t have a home until you leave it and then, when you have left it, you never can go back” (James Baldwin, Giovanni’s Room) Home dalam pemaknaan yang lebih komprehensif tidak bisa lagi berarti rumah. Sebab dalam bahasa Indonesia, rumah bisa saja diartikan sebagai house yang merupakan bangunan fisik saja. Maka saya tentu lebih menyenangi mengartikan home sebagai home atau jika diartikan lebih panjang, home adalah sebuah perjalanan. Buku ini menjadi artefak perjalanan saya, tentu apa yang tertulis dalam lembaran-lembaran buku ini telah saya tinggalkan. Mereka menjadi perjalanan dari sejarah yang membentuk diri saya hari ini. Dua puluh tiga essay dalam tulisan ini menjadi peringatan buat saya pribadi agar tidak melupakan rekaman perjalanan yang terlalui. Awalnya, saya mengalami keraguan untuk mencetaknya dalam jumlah yang lebih banyak, dan sempat mengalami ketidakpercayaan diri apabila buku ini justru memberikan nilai yang tidak baik. Tetapi pada akhirnya saya berani menerbitkannya untuk merekam dengan jujur lompatan-lompatan perjalanan tersebut. Saya dan mungkin pembaca akan penasaran dengan lompatan apalagi selanjutnya sembari berjanji akan tetap menulis dengan jujur.