You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
The International Interdisciplinary Studies Seminar (IISS) is an annual scientific conference that provides a unique platform for scientists, researchers, and professionals across multiple disciplines to share their research advancements and critical ideas to address the social sciences issues (Social capacity for environmental protection, community-driven environmental management). The conference was initiated 12 years ago by recognising that social problems require an interdisciplinary approach to reach a holistic solution. Every year, the conference has been attended by hundreds of participants from various disciplines of science. The 13th IISS conference held on October 30th-31st, 2019; at Malang, East Java, Indonesia.
Buku kepemimpinan pemerintahan sangat berbeda dengan buku yang ada selama ini. Buku kepemimpinan lebih banyak menggunakan perspektif administrasi dan manajemen, sehingga a-politis. Padahal, mengkaji kepemimpinan merupakan inti dari kajian ilmu pemerintahan. Karena menjadi inti ilmu pemerintahan, maka dalam mengulas kepemimpinan tidak bisa dipisahkan dari cara bekerjanya kekuasaan. Hubungan pemimpin dengan yang dipimpin. Hubungan yang berkuasa dengan dikuasai. Karena itu, buku ini sangat layak untuk dibaca bagi mahasiswa FISIP, birokrat, politisi, pemerhati pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya.
We proudly present the proceedings of 1st International Seminar on Cultural Sciences 2020 (ISCS 2020). It focuses on the relation of gender, indigenous people, environment, religion, etc. The issue of culture and development is important today, especially in the time of Covid-19, not only globally, but also Indonesia nationally to the local level. There are several important issues relating to this, both institutionally and the relationships between individuals and groups in supporting the agenda of sustainable development. More than 75 manuscripts were presented at this conference with around 33 of them selected to be published in proceedings. We hope by this conference, discussions on the importance of culture and development will increasingly become an important concern together and bring better response from the government and social relations for development.
Democracy for Sale is an on-the-ground account of Indonesian democracy, analyzing its election campaigns and behind-the-scenes machinations. Edward Aspinall and Ward Berenschot assess the informal networks and political strategies that shape access to power and privilege in the messy political environment of contemporary Indonesia. In post-Suharto Indonesian politics the exchange of patronage for political support is commonplace. Clientelism, argue the authors, saturates the political system, and in Democracy for Sale they reveal the everyday practices of vote buying, influence peddling, manipulating government programs, and skimming money from government projects. In doing so, Aspinall and ...
Karya ini lahir tepat waktu. Ketika penilaian publik bernada negatif terhadap pemimpin daerah, maka buku ini menawarkan cara pandang baru, berbeda, dan optimistik dengan menghadirkan pemimpin inovatif tingkat lokal. Pemimpin inovatif tingkat lokal ditelaah secara kritis dan mendalam, mengingat mereka adalah aktor kunci yang berkontribusi dalam menggagas, menghadirkan, dan menumbuh-kembangkan kerja-kerja inovatif dalam tata kelola pemerintahan daerah. Buku ini menampilkan sejumlah pemimpin inovatif yang mampu menumbuhkan prestasi sebagai bentuk kerja nyata, kerja cerdas, dan keberpihakan mereka dalam memajukan daerahnya. Karena itu, buku ini harus dibaca oleh pemimpin daerah, politisi, akademisi, dan mahasiswa yang ingin mendapatkan pengetahuan secara lengkap mengenai kerja-kerja pemimpin daerah yang inovatif di Indonesia.
Sekalipun kekuasaan merupakan tema sentral dalam kajian ilmu politik. Namun, fakta menunjukkan karya yang secara khusus mengulas tentang kekuasaan politik masih langka sekali ditemukan. Kelangkaan karya kekuasaan politik—menjadi pintu masuk penulisan buku ini. Selain untuk menutupi celah kelangkaan tersebut, juga menjadi titik awal dalam melakukan pembahasan secara komprehensif persoalan kekuasaan politik. Hal ini terpotret dengan baik melalui pembabakan buku ini. Secara garis besarnya, buku yang berjudul pemahaman kekuasaan politik diawali dengan pembahasan pemaknaan dan lokus kekuasaan. Pembahasan selanjutnya membahas gagasan pemikir Machiavelli dan Weber tentang kekuasaan. Machiavelli d...
Pascatumbangnya pemerintahan Orde Baru, telah terjadi perubahan konstitusi sebanyak 4 kali. Perubahan konstitusi tersebut, berimplikasi pada lahirnya sejumlah lembaga negara, misalnya Mahkamah konstitusi, Dewan Perwakilan Daerah, Komisi Yudisial, Komisi Penyiaran Indonesia, Komisi Perlindungan Anak, Komisi Penyelenggara Pemilu, Komisi Ombudsman, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan masih banyak yang lain. Bahkan, menurut catatan pemerintah ada sebanyak 87 lembaga sampiran negara atau dalam bahasa buku ini disebut State Auxiliary agency (SAA). Kehadiran lembaga negara ini bisa dibaca dlam dua tafsir. Tafsir Pertama, lembaga baru ini muncul sebagai konsekuensi logis dari tuntutan reformasi politi...
Dalam perkembangan politik kontemporer, “adat” telah menjadi perhatian serius dari banyak ilmuwan politik. Di era ini, istilah adat tidak hanya dipahami sebagai sebuah seni, seremonial, kebiasaan, dan simbol identitas semata, tapi telah menjadi sebuah istilah yang terkait erat dengan aktivisme, tradisionalisme, perjuangan, dan perlawanan yang menjelaskan adanya tuntutan untuk mendapatkan hak (rights) dan pengakuan (recognition) terutama dari negara. Dalam politik Indonesia, hal ini disebabkan oleh perubahan politik dari Orde Baru ke Era Reformasi dimana tatanan demokrasi dan desentralisasi telah mendorong kemunculan “politik baru” yang memicu kebangkitan adat (adat revivalism) di lev...
Buku ini kaya dengan konsep dan data lapangan. Jika selama ini tulisan Pilkada berkasus tunggal, buku ini menampilkan multikasus. Ada 6 Kabupaten/Kota yang menjadi fokus kajian karena memiliki kesamaan. Misalnya, Kabupaten Blitar, Kota Pasuruan, dan Kota Malang petahana dikalahkan. Sementara itu, Kota Batu dan Kota Kediri bercita rasa politik dinasti. Soal politik dinasti ditemukan juga di Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Banyuwangi. Selanjutnya, buku ini juga menampilkan variasi peta politik lokal di tiap Kabupaten/kota. Data empirik menunjukkan bahwa jalur parpol sangat dominan digunakan kandidat, ketimbang calon independen. Bahkan, dalam kasus di Kabupaten Kediri, kandidat memborong partai demi memenangkan Pilkada. Strategi ini dalam konteks demokrasi prosedural menimbulkan persoalan serius karena mempersempit partisipasi dan kontestasi dalam perebutan kekuasaan kepala daerah.
Bila selama ini persoalan pilkada lebih banyak ditulis oleh pengamat, analis, dan ilmuwan, buku ini memiliki keistimewaan karena penulisnya adalah mahasiswa. Para mahasiswa ilmu pemerintahan ini berusaha menyoroti pilkada. Kemampuannya menganalisis persoalan pilkada patut diapresiasi. Hal ini menjadi bukti bahwa mahasiswa memiliki kontribusi dalam mewacanakan dan mendokumentasikan perjalanan pilkada di DKI Jakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Kota Malang. Tidak hanya itu, para mahasiswa ini juga mampu menangkap fenomena pesona petahana dalam suksesi kepemimpinan lokal, hingga peran MK dalam sengketa pilkada. Tidak hanya itu, buku ini juga memaparkan persoalan pentingnya pemasaran politik, penggunakan iklan politik, pertarungan para selebritas, hingga penggunaan kampanye hitam dalam pilkada. Dengan variasi isu yang diangkat dan dijadikan objek kajian menjadikan buku ini sangat layak dibaca dan dijadikan referensi bagi siapa pun yang memiliki ketertarikan dalam memahami pilkada dan demokrasi lokal di Indonesia.