You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku cerita yang menceritakan bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Cori, seorang anak panti asuhan yang rajin dan taat. Bapak dan Ibu guru menyiapkan kejutan spesial untuknya. Begitupun temannya, Luci, yang sangat membenci Cori. Kejutan kebencian apakah yang disiapkan oleh Luci? Mampukah kasih mengalahkan benci dan iri hati?
Buku cerita mengenai Cora yang memiliki sebuah tempat kesukaan, yaitu lapangan gersang di dekat panti asuhan tempat ia tinggal. Dengan penuh sukacita Cora merawat tempat itu setiap hari hingga kini menjadi sebuah lapangan dengan taman yang asri. Namun ketika banjir datang dan lapangan rusak sama sekali. Apa yang akan dilakukan oleh Cora? Apakah tetap ada sukacita di hatinya?
Tuhan mau berinteraksi dengan kita. Sebab di luar Dia, tidak ada kehidupan. Manusia mati tanpa interaksi dengan Dia. Tetapi banyak orang sibuk dengan segala urusan. Ketika diajak mencari Tuhan, selalu menunda. Sementara itu, Iblis berusaha supaya manusia tidak mengarahkan dirinya ke Tuhan dan Kerajaan-Nya. Dari kecil telah diasuh, disemai oleh kuasa gelap, agar tidak memiliki landasan untuk bisa menerima kebenaran. Dunia yang gelap ini, Iblis menawarkan berbagai kesenangan supaya kita tidak fokus kepada Allah, Iblis mau merusak selera jiwa kita, maka kita harus melarikan diri. Matikan semua kesenangan, hobi, keinginan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Kita arahkan mata hati kita kepada Tuhan, agar kita merasakan kehausan kita akan Allah. Sampai kita memiliki intimasi dengan Allah.
Hidup ini bernilai kalau kita ada di jalan Tuhan; artinya dalam kebersamaan dengan Tuhan, agar kita memilki karakter Allah. Dan itu tujuan dari hidup baru, sehingga hidup jadi berarti. Hidup ini bernilai karena ada kesempatan untuk itu. Bukan kesempatan menikah, punya anak, rumah, mobil, menjadi terhormat. Bukan tidak boleh, tetapi itu semua bukan target atau alasan kita hidup. Bagi kita sebagai umat pilihan, kesempatan untuk bersama dengan Tuhan. Di dalam perjalanan itu Tuhan mau mendidik kita. Jadi, keberhasilan manusia hanya satu, yaitu kalau ia berhasil menghidupkan Allah di dalam hidupnya. Kalau orang tidak menghidupkan Allah dalam hidup, pasti dia menghidupkan yang lain. Siapa?
Buku berjudul “Kenosis” ini merupakan buah pemikiran yang mendalam dan inspiratif, memaparkan esensi sejati dari kehidupan kristiani melalui penggalian teks Filipi 2:1-11 mengenai prinsip-prinsip pengosongan diri/kenosis. Penggalian mutiara-mutiara kebenaran dari firman Tuhan menghasilkan ekstraksi pedoman kehidupan praktis sehari-hari bagi setiap orang percaya. Dalam pembahasannya, ditekankan tentang pentingnya berbagi kasih, kebersamaan, dan belas kasihan dalam komunitas kristiani yang memiliki etika kehidupan dan moral yang berstandar kesucian Allah. Buku ini juga mengupas beberapa pemahaman teologis yang penting terkait dengan sifat dan identitas Yesus Kristus berdasarkan ayat-ayat A...
Kita tidak mungkin tidak punya persoalan. Jadi kalau kita ikut Tuhan Yesus supaya bebas dari masalah; kita salah, kita keliru, dan kita pasti menjadi rapuh. Masalah tidak mungkin tidak kita alami. Tapi Allah itu mengatur semua dengan sempurna, apalagi untuk anak-anak-Nya. Maka jangan lawan Dia. Dia sediakan yang terbaik untuk kita. Dan pencobaan tidak melebihi kekuatan manusia; bukan kekuatan anak Tuhan. Jadi manusia manapun sebenarnya ditopang, dilindungi oleh Tuhan, karena Tuhan itu Allah atas semua makhluk manusia. Tuhan menopang. Jadi kita harus mempersenjatai diri dengan pikiran: masalah harus dihadapi. Dan ingat! masalah Tuhan izinkan terjadi supaya kita tegar.
Satu hal yang harus terus kita renungkan, kita hayati, yang mana hal itu akan membawa dampak di dalam hidup kita, yaitu perjalanan waktu. Mungkin kita sudah lupa karena kesibukan hidup dari hari ke hari dan segala kegiatan yang telah membelenggu hidup kita, dan kita telah terperangkap dalam siklus kegiatan hidup, serta segala tanggung jawab yang ada di dalamnya. Perjalanan waktu ini gagah, kokoh dan sebenarnya juga bisa mengerikan, kadang-kadang laksana sombong. Setiap detik waktu berdetak seiring detak janjung kita, konstan. Tidak ada yang bisa menghentikan perjalanan waktu ini kecuali Tuhan. Sekarang, bagaimana kita memiliki hati yang bijaksana dalam menyikapi, merespons perjalanan waktu yang kita ada di dalamnya?
Hal utama yang harus kita terima dan yakini dengan segenap hati adalah bahwa Tuhan merupakan Pribadi yang memiliki pikiran, perasaan dan kehendak. Terkait dengan kehidupan orang percaya sebagai anak-anak Bapa yang dipanggil untuk menghadirkan Kerajaan Allah dan mewujudkan kehendak-Nya dalam hidup ini, Tuhan sangat reaktif dan responsif terhadap segala sesuatu yang kita pikiran, ucapkan dan lakukan. Maka, orang yang menjadikan Tuhan sebagai pusat kehidupannya akan berkata seperti Tuhan Yesus berkata: Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yoh. 4:34). Inilah yang namanya hidup bagi Tuhan; hidup yang menghormati Allah.
Kita pasti setuju bahwa hidup ini adalah pilihan. Kita harus digairahkan oleh pilihan kita dengan menyediakan diri tanpa batas untuk Tuhan, yang adalah pilihan kita. Di ujung maut, kita baru mengerti betapa bersyukurnya kita memilih Tuhan. Maka jangan membatasi Allah yang tidak terbatas, karena Dia layak menerima segenap hidup kita tanpa batas. Sebab tidak ada sesuatu yang dapat disamakan dengan Allah yang menciptakan langit dan bumi. Betapa beruntungnya kita menjadi umat pilihan dan mengenal Allah yang benar ini. Tetapi, keberuntungan kita tidak menjadi keberuntungan, bahkan bisa menjadi malapetaka, kalau kita tidak menempatkan Allah secara benar di dalam hidup ini dan tidak menempatkan hidup kita benar di hadapan-Nya.
Sebagai manusia yang bersosialisasi, kita pasti memiliki dan mengalami berbagai dinamika. Yesus, Anak Allah, adalah standar dalam dinamika hidup bergaul dengan Allah. Dan kita dimungkinkan juga untuk bisa memiliki dinamika hidup bergaul dengan Allah. Kita akan sangat menyesal ketika meninggal dunia, kita tidak pernah memilikinya. Semetara, Iblis menggelontori berkat materi untuk menyandera kita dalam pola hidup dan gaya hidup yang salah. Sebab yang paling berbahaya, yang menjadi alat kuasa gelap untuk membinasakan orang Kristen adalah materialisme. Berbagai dinamika dalam hidup ini—disadari atau tidak disadari—membentuk, membangun keberadaan kita; keberadaan batin dan fisik kita. Ada satu dinamika hidup yang terindah, yang Allah tawarkan dan berperan dalam menentukan nasib kekal kita, yaitu dinamika bergaul dengan Allah.