You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Makanan oriental merupakan masakan atau hidangan yang berasal dari negara-negara di bagian Timur dan Asia. Makanan oriental ini lebih identik dengan negara-negara Asia seperti Cina, Jepang, Korea, termasuk Indonesia, Thailand, dan negara tropis lainnya yang berada di Asia Tenggara. Bumbu makanan oriental pun biasanya lebih rumit dan kaya dibandingkan dengan masakan Barat. Pada umumnya makanan oriental memiliki karakter jenis hidangan yang disajikan secara bersamaan, waktu penyajian yang cukup lama, umumnya porsi makanan sumber karbohidrat bisa lebih besar daripada makanan sumber protein dan pada proses memasaknya saus disatukan dengan bahan utama makanan. Makanan kontinental sangat identik d...
Biskuit merupakan salah satu jenis makanan yang populer bagi masyarakat Indonesia. Biskuit menjadi salah satu produk yang digemari masyarakat, karena praktis, mudah dibawa, ringan serta harganya terjangkau. Namun bahan baku biskuit yakni tepung terigu masih diimpor. Oleh karena itu, ketergantungan yang sangat tinggi terhadap tepung terigu, membuat pemerintah menggalakkan diversifikasi pangan dengan memanfaatkan pangan lokal, seperti labu kuning dan daun katuk. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari biskuit. Biskuit dengan substitusi labu kuning dan daun katuk, yang diberi nama Biskuit BIPUS diharapkan memiliki kadar zat gizi makro dan mikro dengan antioksidan yang berkualitas. ...
Zat gizi yang memadai merupakan prasyarat penting dalam rehabilitasi, pemulihan, pencegahan penyakit dan pada saat pengobatan, dan sangat penting dalam menjaga kesehatan pada tingkat fungsional yang tinggi. Ilmu kedokteran telah menemukan hukum-hukum biologi makanan, telah mengembangkan dan telah membuktikan konsep makanan seimbang untuk masyarakat berdasarkan aktivitas sosial, usia, jenis kelamin dan jenis pekerjaannya. Atas dasar representasi ini, rekomendasi tentang tunjangan makanan yang optimal untuk berbagai kelompok populasi dapat diformulasikan (Sadovoy, 2012).
Ibu hamil dengan lingkar lengan atas <23,5 cm memiliki risiko Kurang Energi Kronik (KEK) yang diprediksi dapat memengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan. Masalah gizi pada ibu hamil KEK ditangani dengan pemberian makanan tambahan berupa jajanan atau kue, sebagai camilan bergizi. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan asupan zat gizi makro dan mikro. Salah satu produk lokal dari Provinsi Sulawesi Selatan adalah kue bangke yang berbahan dasar tepung sagu. Kue bangke ini dikembangkan dengan mensubstitusi tepung beras merah ke dalam bahan kue bangke. Tujuannya untuk meningkatkan kadar zat gizi dari kue bangke yang selama ini hanya kaya karbohidrat, sehingga kue bangke substitusi tepung beras m...
In this book Sita van Bemmelen offers an account of changes in Toba Batak society (Sumatra, Indonesia) due to Christianity and Dutch colonial rule (1861-1942) with a focus on customs and customary law related to the life cycle and gender relations. The first part, a historical ethnography, describes them as they existed at the onset of colonial rule. The second part zooms in on the negotiations between the Toba Batak elite, the missionaries of the German Rhenish Mission and colonial administrators about these customs showing the evolving views on desirable modernity of each contestant. The pillars of the Toba patrilineal kinship system were challenged, but alterations changed the way it was reproduced and gender relations for ever.
Nowadays, the concept of SDGs (Sustainable Development Goals) is starting to replace the concept of MDGs (Millennium Developmental Goals). It is a global goal adopted by all United Nations member states. It emphasizes the idea that the development of every country can only be achieved by balancing other factors such as social, economic, and environmental sustainability. It is already clear how sustainable development works with environmental ethics and management. However, there are still issues regarding the sustainable development and human well-being. Sustainable development should focus on finding a way for society to meet their present needs for the long term without sacrificing the abi...
This book is intended to learn English for beginners for all ages, the language is carried out in a structured and complete manner according to literacy
This volume brings together new scholarship by Indonesian and non-Indonesian scholars on Indonesia’s cultural history from 1950-1965. During the new nation’s first decade and a half, Indonesia’s links with the world and its sense of nationhood were vigorously negotiated on the cultural front. Indonesia used cultural networks of the time, including those of the Cold War, to announce itself on the world stage. International links, post-colonial aspirations and nationalistic fervour interacted to produce a thriving cultural and intellectual life at home. Essays discuss the exchange of artists, intellectuals, writing and ideas between Indonesia and various countries; the development of cultural networks; and ways these networks interacted with and influenced cultural expression and discourse in Indonesia. With contributions by Keith Foulcher, Liesbeth Dolk, Hairus Salim HS, Tony Day, Budiawan, Maya H.T. Liem, Jennifer Lindsay, Els Bogaerts, Melani Budianta, Choirotun Chisaan, I Nyoman Darma Putra, Barbara Hatley, Marije Plomp, Irawati Durban Ardjo, Rhoma Dwi Aria Yuliantri and Michael Bodden.
This book examines Islam and women’s everyday life, focusing in particular on the highly controversial issue of polygamy. It discusses the competing Islamic interpretations of polygamy, and - based on detailed fieldwork conducted in Indonesia - women’s actual experiences and perceptions of the practice, and the impact of public policy.