You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Ibadah haji dan umrah adalah ibadah yang sangat mudah untuk bisa kita lakukan, asalkan kita memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah Swt, bahwa Dialah Yang Mengundang kita untuk datang ke rumah-Nya. Karena Dialah Yang Maha Memudahkan urusan kita semua. Yakinlah dulu, bahwa pergi haji itu bukan urusan pake duit. Karena kalau yang kita cari itu duit, maka Saudara akan susah. Keringetan. Tanyalah kepada orang yang punya duit, belum tentu dia mau untuk pergi haji. Ustadz Yusuf Mansur juga menjelaskan pentingnya doa bagi siapa saja yang kepengen betul berangkat haji dan umrah. Tapi sayangnya, jarang dari kita yang serius berdoa kepada Allah Swt. Tak hanya tentang keyakinan dan doa, Ustadz Yusuf Mansur juga memaparkan rahasia-rahasia yang lain agar kita bisa berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji dan umrah dengan undangan spesial dari Yang Maha Rahman dan Maha Rahim, yaitu Allah Swt. Lalu apa saja rahasia-rahasia tersebut, temukan jawabannya dalam buku ini. Selamat membaca!
Sometimes the more we try to get closer to Allah, the more problems we have in life. This may cause some of us to question Allah, to doubt Him. But I choose to believe that this is Him wanting to see our perseverance, Allah wants to see the quality of our ibadah and the firmness of our iman. * This product is under BukuYusufMansur.
The rise of religious extremism in public discourses is a cause for concern for government officials and moderate Muslims. While a substantial body of research on violent extremism is available, the issue of non-violent extremism remains neglected by scholars. Although exposure and subscription to non-violent extremism do not automatically lead to violence, it still needs to be curbed because it can fan hatred that in turn can lead to physical violence and repression of human rights. Non-violent extremism also boosts polarization in the community. Given this potential impact, the government needs to pay more attention to the dissemination of non-violent extremist public discourses, especially on social media. It could work together with influential religious organizations which possess immense religious authority and legitimacy.
Sebagaimana sering diungkapkan oleh Kyai Yusuf Mansur, Daarul Qur'an berawal dari keresahannya, "Kok, bisa Indonesia sebagai negara muslim terbesar tetapi jumlah buta huruf Al-Qur'annya sangat tinggi." Dari situ beliau tidak merutuk pada keadaan dan situasi, sebaliknya malah bertekad menjadikan hal ini medan dakwah. Begitulah episode Daarul Qur'an bermula. Dream menjadikan Indonesia sebagai negara dengan penghafal Al-Qur'an terbesar menjadi mimpi Kyai Yusuf Mansur. Mimpi yang sangat besar memang, tetapi dengan keyakinan kepada Allah SWT, bahwa Allah akan selalu membantu hamba yang membantu agama-Nya, Kyai Yusuf Mansur secara perlahan dan setahap demi setahap menggerakkan Daarul Qur'an. Perjalanan demi perjalanan itulah yang berusaha saya tuliskan melalui buku ini. Tentunya ini dari perspektif saya pribadi sebagai orang yang, Alhamdulillah, terlibat dalam gerakan Daarul Qur'an sejak awal. (Ustadz Tarmizi As-Shidiq)
As the forces of globalisation and modernisation buffet Islam and other world religions, Indonesia's 200 million Muslims are expressing their faith in ever more complex ways. This book examines some of the ways in which Islam is expressed in contemporary Indonesian life and politics. Editors from Australian National University.
Yusuf Mansur adalah seorang dai muda yang sedang dalam sorotan khalayak ramai. Ustadz Yusuf Mansur yang terkenal dengan konsep sedekah dan program penghafalan Al-Qur’an adalah kiai muda yang kreatif, inovatif, dan mobile. Melaui Web, jejaring social seperti facebook dan twitter, Yusuf Mansur memasuki celah-celah ruang publik yang jarang dilakukan oleh dai yang lainnya. Melalui media ini ustadz Yusuf Mansur kemudian menyebarkan dakwah Al-Qur’an, misalnya One Day One Ayat (ODOA), mengajak orang untuk memperkuat ketauhidan, mendawamkan shalat Dhuha dan Tahajud, mengajak berbisnis secara islami, bersedekah, dan ide-ide brilian lainnya. Setiap harinya Yusuf Mansur melalui akun twitter @Yusuf_...
Islam and Peacebuilding in the Asia-Pacific provides a unique backdrop of how native or migrant Muslims interact with communities of other faiths have led to the contemporary treatment of Islam and the Muslim communities in these nations. This book is based on the theme of Islam's presence and development in the Asia-Pacific region, and the concerns faced by Muslims in the region. Section 1 details the current status of peace or conflict between Muslims and practitioners of other faiths in Cambodia, Myanmar, Thailand and the Philippines, and the role of Muslim institutions in promoting peace in each nation. Section 2 features how Muslims living in cosmopolitan areas such as Australia, Indonesia and Japan engage with people of other faiths. Lastly, Section 3 explores the concerns with the interaction of the religion, state and society in Brunei, Indonesia, Malaysia and Singapore. A unique collection of the history of Islam in the region, Islam and Peacebuilding in the Asia-Pacific seeks to provide valuable insight for the global policy community by offering a comprehensive treatment of the issues highlighted.
This is an open access book.According to Castells, power now rests in networks: “the logic of the network is more powerful than the powers of the network” (quoted in Weber, 2002, p. 104) – it is whether nation states or local communities are deeply affected, especially by inclusion in and exclusion from the global networks that structure a various sectors in society at any level. Thus it is also crucial look closely at exclusion from and inclusion in different kinds of social structures where connectivity and access to networks are essential, being aware that people at the bottom are those who, with nothing to offer the network, are excluded. Castells’ arguments shows us how the new ...
Salah satu hal yang terpenting dalam hidup ini yang harus kita raih adalah pertolongan Allah. Mengapa? Karena, jika Allah telah memberikan pertolongan-Nya, masalah apa pun yang menghadang akan mampu kita atasi, betapa pun rumitnya. Kita akan mampu keluar dari kesulitan yang mengimpit, betapa pun beratnya. Bahkan, kita juga akan mampu meniti jalan untuk meraih kesuksesan. Modalnya adalah pertolongan Allah. Ketahuilah, segala masalah dan kesulitan yang terjadi dalam hidup ini ada dalam genggaman Allah. Maka sangat mudah pula bagi Allah untuk menyingkap masalah dalam kesulitan itu bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Jika pertolongan Allah telah datang maka segalanya akan berjalan lancar dan mud...