You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Seperti kopi, cinta tidak pernah memilih siapa yang berhak menikmatinya. Filosofi kopi mengajarkan kepada setiap penikmatnya, bahwa hidup selalu beriringan dengan pahit dan manis, juga hitam dan putih. Kopi juga memberi makna, bahwa hitam tak melulu buruk. Dalam secangkir kopi juga terdapat ilmu ikhlas. Bahwa manis tidak pernah mendapat pujian ketika menjadi penyempurna rasa. Lalu, di antara kopi dan semua filosofinya, kisah Anaya dan Eijaz bermula.
Hidup hanya berdua dengan sang bunda membuat Marsha merindukan sosok ayah. Sosok pemilik cinta pertama bagi setiap anak perempuan, yang tak pernah ia kenal sepanjang hidupnya. Hal itu membuat Marsha mencari sosok sang ayah melalui seorang kekasih. Salah memilih tambatan hati membuat Marsha sempat terpuruk. Kekasih yang berkhianat membuat hidupnya nyaris berakhir karena kebodohan. Sampai kemudian ia bertemu Danu, dalam keadaan hati yang tak baik-baik saja. Marsha tak pernah berpikir bahwa ia akan jatuh hati pada lelaki yang lebih pantas menjadi ayahnya. Namun, sejak bertemu Danu, semuanya berubah. Tak hanya usia yang terpaut jauh, keduanya pun berbeda status. Dua batasan yang mereka abaikan d...
Reuni kembali mempertemukan Arini dan Danar. Melewati tiga hari yang manis sembari bernostalgia, kembali menjebak keduanya dalam sebuah kisah yang tak pernah usai. Hubungan di masa lalu yang pernah sampai ke jenjang pernikahan membuat Arini hanyut, hingga lupa jika sejatinya dia adalah seorang istri. Bahwa ada suami yang menunggunya di rumah. Lelaki yang seharusnya menjadi tempatnya mengabdikan diri. Arsyl. Setelah hari yang mempertemukan mereka itu, Arini didera rasa bersalah pada suaminya. Tak hanya rasa bersalah, Arini pun didekap takut luar biasa, karena sang kakak ipar mengetahui tentang Danar. Danar yang selalu hadir membuat Arini goyah. Terlebih, pernikahan yang dijalani Arini memang berdiri di atas sebuah kesepakatan. Bahwa dia dan Arsyl akan saling melepas, jika telah menemukan tambatan hati masing-masing. Namun, hidup harus berjalan, dan Arini dihadapkan pada pilihan. Hal sulit yang memaksanya mengambil satu keputusan. Terus menjalani rumah tangga demi keluarga, atau berbaluk pada kisah lalu yang membelenggu. Ke mana hati Arini akan bermuara?
Tidak ada yang menyangka, jika nasib Nina akan begitu rumit. Betapa tidak? Pagi indah saat ia dilamar sang kekasih berujung bencana, sebab justru laki-laki lain yang mengucap akad atas namanya. Agni yang kabur menjelang akad nikah, membuat Nina dituntut menyelamatkan keluarga dari rasa malu. Ia harus menggantikan posisi Agni menjadi pengantin. Maka, terjadilah. Pernikahan tak terduga, yang menjebak Nina dalam sebuah kehidupan tak terbayangkan. Hidup dengan orang asing sebagai suami, sedangkan hatinya terikat pada laki-laki lain, kekasihnya. Hidup terus berjalan. Sembari menunggu perceraian, Nina dihadapkan banyak fakta. Tentang siapa dirinya, juga beberapa kisah di masa kecilnya. Nina yang lelah akhirnya menyerah pada takdir. Ia pun tak paham harus bagaimana, saat kehidupan menghadapkannya pada dua hal. Mempertahankan hubungan dengan Haris yang sudah di ujung tanduk, atau berlari ke dalam pelukan Asta, lelaki yang membuatnya bertekuk lutut.
Mirya tertegun, menatap lekat pada pria yang kini berdiri tegak di depannya. Meski tak dapat melihat dengan jelas wajah Arka karena malam yang kian larut, tapi ia yakin saat ini pria itu pun sedang bersedih. "Kenapa kamu begitu tega? Datang padaku, menjebakku dalam rasa ini, sedangkan ujung kisah ini akan berakhir sebagai yang kedua?" tanya Myria dengan suara bergetar. Luka yang turut terungkap dengan tanya itu membuat Arka serta merta meraih wanita itu dalam dekapan. Menggumamkan kata maaf yang disambut isakan oleh Myria. "Kamu jahat, Arka." Sebulir air mengiringi kalimat yang diucap lirih Myria. Ia terisak dalam dekapan Arka, meratapi nasib atas cinta pertamanya. Cinta yang kata orang membawa bahagia, tapi berubah bagai simalakama saat di tangannya. "Kumohon, Myria. Menemukan wanita lain lagi untuk membahagiakan istriku, aku tidak sanggup." "Kenapa harus aku? Kenapa aku?" Myria semakin terisak. Melangkah ke depan, ia tak sanggup, sedangkan tak mungkin baginya untuk berbalik lagi. "Karena sama sepertimu, aku juga mencintaimu." Tak ada yang diucapkan Myria sebagai jawaban. Bibirnya terkatup rapat, sedangkan air mata semakin deras jatuh di pipi.
“Nikah sama om, yuk!” Eh, buset! Aku kaget bukan main, orang yang duduk di sebelahku ini sudah tidak waras atau bagaimana? Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba mengajak nikah. Mana tidak pernah ketemu sebelumnya. Aku hanya pasang wajah melongo, beruntung tidak ada lalat yang masuk mulut untuk sekadar nongkrong. “Gimana, mau?” Ya Tuhan, memang benar kalau aku punya niatan buat mengajak nikah orang yang kutemui di jalan. Apa harus secepat ini juga? Aku memang pernah berdoa supaya berjodoh dengan orang yang belum pernah kukenal. Akan tetapi, apa harus dengan cara seperti ini?
"Kalo benci padaku, hadapi aku dengan jantan! Jangan libatkan anakku! Kau pengecut! Pecundang harus dilenyapkan! Kau harus membayarnya karena sudah berani menyakiti orang yang kucintai. Mati saja kau!" Deru angin makin menggila. Kabut tebal berwarna kelabu ikut mencekamkan suasana. Apa aku peduli? Tidak! "Stop, Kim! Kau bisa membunuhnya!" "Jangan ikut campur!Ini urusanku! Diam di situ dan jagalah istrimu! Bersiaplah untuk tontonan spektakuler yang belum pernah kau saksikan sebelumnya!" Lolongan minta tolong, jerit tangis ketakutan, suara berisik benda-benda di ruangan ini saling berbenturan, dan doa-doa yang dihamburan, tak menggoyahkan niatku untuk menuntaskan dendam kesumat ini. "Bunuh dia, Kimi! Bunuh ...!" Aku sudah bilang berkali-kali, jangan pernah mengusikku jika masih sayang nyawamu!
Gianita, gadis berusia dua puluh tahun yang tak sengaja jatuh cinta pada senior yang telah menjadi anggota dewan, Arsha Hanaru. Awal kisah mereka begitu manis, sampai akhirnya banyak ketidaknyamanan yang terjadi, sampai hadirnya pihak ketiga, Sakti. Selama menjalani hubungan Gianita berusaha setia, tak peduli betapa banyak godaan. Namun, pada akhirnya hati yang mati-matian ia jaga itu harus patah, karena kenyataan dan banyak penolakan. Lalu, saat itu ia sadar jika ada hati yang tak henti berjuang untuknya. Ke manakah hati Gianita akan berlabuh? Bahagia bersama Arsha sang cinta pertama, atau justru berserah pada orang yang sudah mencuri ciuman pertamanya?
Saling sayang, bukan jaminan bisa bersanding di pelaminan. Mungkin kalimat itulah yang tepat untuk mewakili kisah Hanum dan Dirga Prasta. Hubungan yang sudah dijalani selama tiga tahun, harus kandas begitu terkena tikungan tajam dari Aris Gumelar, membuat mereka jatuh ke dalam jurang perpisahan. Aris datang membawa orang tua dan juga Pak Kyai, sehingga keluarga Hanum tidak mempunyai daya untuk menolak lamaran mereka. Sebenarnya, apa motif Aris sehingga begitu tega menikung Dirga yang notabene adalah sahabatnya sendiri? Benarkah, hanya Dirga yang patah hati di sini? Bagaimana hari-hari Hanum setelah menjadi istri Aris? Mampukah ia memberikan cinta, sementara di hatinya, nama Dirga tetap bertahta.
Melati, si Kembang Desa yang memutuskan menjadi penukar hutang bagi orang tuanya. Keinginan melindungi dan membebaskan orang tua membuatnya rela mengabdikan diri, dan menjadi budak hasrat sang tuan tanah yang keji, Bayu Samudera. Tak terhitung betapa banyak derita yang dialami Melati selama menjadi istri rahasia. Akan tetapi, ia selalu berusaha melakukan yang terbaik sebagai seorang istri, tanpa sang tuan mengetahui. Satu yang diyakininya, bahwa segala hal yang beku, bahkan batu sekalipun akan luluh oleh kelembutan dan keikhlasan. Alasan ia mengabdi dengan sepenuh hati, tak peduli betapa sakit selalu membelenggu hati. Mampukah Melati menanklukkan hati tuannya dan benar-benar menjadi istri seperti yang ia ingini?