You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Ekaristi merupakan perayaan bela rasa Allah pada hidup kita. Bela rasa adalah bentuk kasih dan perhatian, serta penyertaan Allah atas hidup manusia. Ekaristi mengundang kita agar keluar dari individualisme dan egoisme diri kita. Hati yang ingin dibentuk dalam Ekaristi adalah sebuah kesadaran bahwa diri kita hidup dari belas kasih Allah dan bela rasa Allah mendorong orang Kristiani untuk ganti berbela rasa pada sesamanya, siapa saja tanpa pandang bulu. Kunci adalah kebersamaan dan peneguhan. Maka misa bukanlah urusan pribadi semata. Agar kita dapat mulai mencintai Ekaristi, kita dapat mengawalinya dengan merasakan kebersamaan dalam misa bersama umat separoki kita sendiri. Sikap tidak pilih-pilih Gereja, juga merupakan tanda cinta pada perayaan Ekaristi itu sendiri. Buku mencintai Ekaristi ini akan membantu orang Kristiani dalam keluarga ataupun komunitas untuk menemukan semangat dan saripati perayaan Ekaristi Gereja.
Buku Seri Perjalanan Jiwa ke-6 diberi judul Gereja yang Bersukacita. Judul ini sudah dengan sendirinya menjawab apa yang saya maksudkan di tengah latar belakang dan konteks hidup masyarakat dan Gereja kita dewasa ini. Inti ajakan dan harapan saya adalah: kita jangan pernah kehabisan pengharapan dan sukacita! Ini bukan perkara sukacita ha ha hi hi, seperti ketika kita tertawa terbahak-bahak menyaksikan hiburan atau lawakan di televisi. Sukacita yang dimaksudkan adalah sukacita Injil, sebuah peristiwa batin karena anugerah Roh Kudus yang menggerakkan kita untuk mengalami kasih dan kerahiman tiada batas dari Allah Bapa melalui Kristus, Tuhan kita. Istilah sukacita dalam judul buku ini tentu saj...
Orang yang ingin populer dan dihormati, ingin mempunyai nama besar dan dikenal di mana-mana, barangkali akan memperolehnya, akan tetapi dengan cepat popularitasnya itu hilang dan lenyap. Sebaliknya, orang yang rendah hati, sederhana, tidak suka menonjolkan diri, tetapi tetap bekerja dengan tekun dan setia, melayani sesama dengan penuh kasih dan kepercayaan pada Tuhan justru akan dihormati dan dikenang oleh sesamanya karena diangkat Tuhan sendiri. Seri Perjalanan Jiwa yang berjudul Jalan Pelayanan Kasih ini ingin menunjukkan jalan pengabdian dan pelayanan yang rendah hati, tulus dan murah hati sebagai wujud kasih yang mengalir dari pengalamannya dengan Tuhan. Dengan bahasanya yang sederhana dan banyak contoh, buku ini memuat renungan yang kaya, mendalam dan inspiratif berdasarkan Sabda Tuhan sendiri dalam Kitab Suci.
Buku Seri Perjalanan Jiwa-9, Mysterium Paschale – Makna Misteri Paskah dalam Perayaan Liturgi mengupas secara mendalam makna dan nilai perayaan iman akan Misteri Paskah itu dalam lingkaran Paskah. Dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, buku ini akan menghantar kita pada intisari iman kristiani yang berpusat pada Misteri Paskah, yakni wafat dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus.
Pertanyaan yang sering muncul di tengah umat ialah: mengapa bahan utama untuk Misa harus roti dan anggur. Dalam rangka usaha inkulturasi, mungkinkah roti dan anggur dalam Misa diganti dengan bahan nasi goreng dan teh atau jahe? Bukankah roti dan anggur itu bukan makanan dan minuman utama orang-orang Asia, termasuk Indonesia? Jawaban resmi dan pasti untuk pertanyaan itu amat jelas. Bahan sah untuk Perayaan Ekaristi adalah roti dan anggur. Tetapi, apa alasan Gereja mengajarkan dan menetapkan hal itu? Buku kecil ini ingin memberikan penjelasan, syukurlah pencerahan sehingga kita semakin dibantu untuk merayakan Ekaristi secara sadar dan aktif. Dan, semoga kita semua sungguh mengalami perjumpaan dengan Misteri Iman yang kita rayakan, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam Ekaristi, dalam rupa roti dan anggur!
Hidup kita dipenuhi dengan hiruk pikuk kejadian dan kesibukan. Masyarakat kita juga terus bergerak dan bergolak dengan berbagai peristiwa. Tetapi kita selalu membutuhkan waktu yang berkualitas bersama Tuhan, sesama, khususnya keluarga dan komunitas kita masing-masing, sesibuk apa pun kita. Buku Seri Perjalanan Jiwa yang berjudul “ADORASI EKARISTI, Quality Time Bersama Tuhan” ini mengundang kita agar kita selalu memiliki quality time atau waktu yang berkualitas bersama Tuhan Yesus Kristus, Sang Sumber Damai dan Sukacita kita. Tuhan memang selalu menyertai dan bersama kita setiap saat, akan tetapi Tuhan menghendaki pula agar kita menyediakan quality time bersama-Nya. Itulah Adorasi Ekaristi yang sangat didorong dan dianjurkan oleh para Paus, termasuk Paus Fransiskus. Dengan bahasanya yang sederhana dan banyak contoh, buku ini memuat renungan yang kaya, mendalam, dan inspiratif bagi hidup kita.
Gerakan dan usaha inkulturasi di Indonesia relatif sudah cukup maju, namun belum digulirkan secara komprehensif, kolaboratif, sistematis, apalagi bercorak inter- atau bahkan multi-disipliner. Bahan bacaan atau referensi pendukungnya pun masih kurang. Padahal Sidang Konsili Vatikan II yang membuka kemungkinan untuk mengembangkan teologi inkulturasi sudah berakhir lebih dari 50 tahun yang lalu¬. Maka buku ini disiapkan agar bisa menjadi acuan mengembangkan teologi inkulturasi yang berciri komprehensif, kolaboratif, sistematis, inter- dan bahkan multi-disipliner tersebut. Dengan bahasa dan sistematika yang sederhana, dikupas problematika dan pengertian inkulturasi, pemahaman budaya dan bagaima...
Pengalaman hidup sehari-hari menunjukkan, betapa perjumpaan itu bersifat mengubah. Berjumpa dengan siapa pun membawa efek perubahan, entah besar atau kecil. Apalagi perjumpaan dengan Tuhan Yesus Kristus tentulah mengubah hidup kita. Masalahnya, sudah tahu dan sadarkah kita bagaimana dan di mana kita berjumpa dengan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari kita itu? Buku Seri Perjalanan Jiwa yang berjudul Jalan Perjumpaan Yang Mengubah ini mengundang kita untuk merenungkan jalan Tuhan menjumpai kita dalam hidup sehari-hari yang konkret. Ada banyak bentuk kehadiran Tuhan yang bangkit dalam menjumpai kita. Akan tetapi dalam Ekaristi yang dilanjutkan dengan Adorasi, bentuk perjumpaan dengan Tuhan yang bangkit terjadi secara amat istimewa dan khusus. Dengan bahasanya yang sederhana dan banyak contoh, buku ini memuat renungan yang kaya, mendalam dan inspiratif berdasarkan Sabda Tuhan sendiri dalam Kitab Suci.
Menempuh hidup suci atau kudus bukanlah menjalani kehidupan yang serba khusus dan mengawang-awang, seolah tak terjangkau. Hidup menjadi suci adalah sebuah kehidupan yang sangat biasa, sehari-hari dan sederhana, dalam perjuangan hidup konkret sehari-hari, namun dalam terang sabda dan kasih Tuhan. Seri Perjalanan Jiwa yang berjudul Jalan Kekudusan ini ingin mengajak setiap murid Kristus untuk belajar menangkap dan mengalami perjalanan hidup bersama Tuhan sendiri di tengah pergulatan hidup sehari-hari. Dengan bahasanya yang sederhana dan banyak contoh, buku ini memuat renungan yang kaya, mendalam dan inspiratif berdasarkan Sabda Tuhan sendiri dalam Kitab Suci.
Pada masa pandemi covid-19 ini, kita membiasakan diri dengan new normal, sebagaimana diatur oleh Pemerintah. Itulah new normal lahiriah yang memang harus diupayakan sebaik-baiknya. Akan tetapi sudahkah kita memiliki new normal batiniah? New normal batiniah ini menunjuk pada tatanan baru dalam batin kita, yang mencakup cara pandang dan sikap baru sebagai orang kristiani atas berbagai kejadian dan persoalan hidup kita sehari-hari. Buku Maria – Bunda Sakramen Mahakudus ini menawarkan new normal batiniah, dari sudut pandang hubungan Santa Maria dan Santo Yusuf dengan Ekaristi yang menjadi sumber dan puncak kehidupan umat kristiani (LG 11). Bunda Maria dan Bapa Yusuf adalah pribadi-pribadi yang paling dekat dengan Tuhan Yesus Kristus sejak kecil dan masa hidup-Nya di Nazaret. Mereka sudah erat bersatu dengan Ekaristi sendiri, dalam arti antisipatif, karena Yesus Kristus yang hadir dalam Ekaristi adalah satu dan sama dengan Dia yang hidup bersama Maria dan Yusuf. Dengan bahasa yang mudah dan sederhana, buku ini memberikan kedalaman yang amat inspiratif bagi pemahaman dan penghayatan Ekaristi dari pengalaman iman Bunda Maria dan Bapa Yusuf.