You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Sharing Kerabat Kerja Ibu Teresa (KKIT) memperingati 100 tahun Teresa Calcutta.
Pada mulanya adalah rasa gamang. Ada kelompok yang meminta saya untuk bicara tentang Keluarga Kudus. Sejujurnya saya tidak mengusainya. Namun permintaan tersebut tidak bisa ditolak. Sebabnya antara lain ialah karena permintaan tersebut malah memunculkan hasrat untuk mengenal serta mempelajari Keluarga Kudus. Itulah awal mula tulisan ini. Dari kehendak, muncul upaya dan tindakan, serta kemudian terkumpullah bahan yang rasanya saying kalau hanya dibiarkan begitu saja. Tentu, proses dari bahan sederhana dan hanya kumpulan pokok-pokok gagasan dan kemudian disusun dalam suatu tulisan yang relatif lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, membutuhkan waktu yang tidak pendek dan penelusuran yang meng...
Merupakan buku pendalaman Konstitusi dan Direktorium KSSY dalam menghayati hidup sebagai suster KSSY. Buku ini sangat dibutuhkan oleh para suster KSSY untuk kembali kepada semangat awal pendiri dan perintis, juga untuk memahami semangat pendiri dalam konteks situasi masa kini. Inspirasi dan motivasi yang mendorong penulisan buku ini adalah beberapa dokumen Gereja. Pertama, adalah dokumen Konsili Vatikan II “Perfectae Caritatis”, untuk kembali kepada sumber hidup Kristiani dan inspirasi tarekat, serta penyesuaian dengan kenyataan perubahan zaman. Kedua, perayaan Tahun Lembaga Hidup Bakti tahun 2015 yang mengajak setiap Tarekat Hidup Bakti untuk kembali ke semangat awal pendiri, karisma, dan spiritualitas dalam kerangka untuk membangunkan dunia. Ketiga, dokumen “Anggur Baru dalam Kantong Kulit Baru”, yaitu ajakan untuk makin bertumbuh dan berkembang dengan menggarisbawahi kebaruan cara dengan menampakkan wajah belas kasih Allah kepada dunia, dengan pola-pola yang baru sesuai dengan karisma dan spiritualitas tarekat. Dengan harapan, kehadiran KSSY makin hidup dan dapat mewujudnyatakan karisma dan spiritualitasnya kepada semua manusia dan lingkungannya sebagai Citra Allah.
Buku ini ditulis oleh seorang Yesuit, dan ditulis antara lain berangkat dari perjumpaan dengan sekian banyak pemuja ataupun pengikut semangat Ignasius Loyola, baik itu imam, religius maupun awam. Memang buku ini sebenarnya sudah mulai dirintis penulisannya sejak sekitar tahun 2005, di tengah perjalanan studi di Innsbruck, Austria.Sebagai seseorang yang menapaki jalan sebagai peminat spiritualitas Ignasian, tentu banyak catatan dan pengalaman telah dibuat, oleh karena itu perlu dikumpulkan, serta kemudian secara khusus disajikan dalam suatu tulisan berbentuk buku. Memang ini bukan buku biografi tentang Ignasius Loyola, lebih suatu sajian gagasan dan kajian akan warisan kerohanian yang ditinggalkannya. Maka tulisan-tulisan dalam buku ini bisa dibaca secara terpisah, karena masing-masing mencoba menyajikan gambaran dan kajian dari berbagai aspek atau tema yang berbeda dan terpisah. Memang tulisan-tulisan ini sebenarnya dibuat secara terpisah-pisah, bahkan dipakai semula untuk beberapa kepentingan tertentu. Semoga semua itu tidak menghilangkan gambaran keseluruhan dari pemikiran maupun warisan kerohanian Ignasius Loyola.
Kemurahan Hati menjadi sebuah langkah nyata Gereja dalam mewujudkan sikap belarasa. Tahun ini secara khusus Paus Fransiskus mengajak seluruh umat untuk mewujudkan kasih dalam hidup sehari‐hari, dalam pelayanan setiap hari. Semoga wajah Allah semakin tampak dalam kesaksian dan pelayanan.
Kehidupan Gereja tidak bisa lepas dari realitas sejarah dan dan kenyataan kondisi sosial-ekonomi-budaya-politik masyarakat. Buku ini memberi wawasan luas dalam melaksanakan tugas-tugas perutusan baik dalam masyarakat pada umumnya maupun dalam tubuh gereja.
EKLESIOLOGI: Langkah demi Langkah - Sudut-sudut Hening Ziarah Gereja berisi 12 model refleksi atas pengalaman menggereja para penulis dalam kehidupan sehari-hari, sejak pertama kali mengenal Gereja hingga saat ini. Maka Gereja yang ditemukan adalah “Gereja Aktual” yang hidup dan dihidupi sekaligus diwartakannya “di sini dan saat ini”, dengan kekhasan masing-masing. Gereja memang realitas yang dihidupi setiap orang beriman, dan terus berkembang langkah demi langkah. B.S. Mardiatmadja, SJ mengawali buku ini dengan pengantar tentang Ziarah Gereja Katolik Indonesia, untuk memberi panorama perkembangan Gereja Katolik di Indonesia hingga menjadi Gereja Katolik Indonesia. Dhaniel Wisnu Bint...
Sinodalitas, menurut maknanya yang paling dasar, sebagai suatu “berjalan bersama”, sudah menjadi bagian hidup Gereja sejak awal mula. Sinodalitas menunjuk corak gaya khusus hidup dan perutusan Gereja, dan sekaligus mengungkapkan sifat Gereja sebagai umat Allah yang berjalan bersama-sama dan berkumpul dalam pertemuan, yang dipanggil Tuhan dalam daya kuasa Roh Kudus untuk mewartakan Injil. Tema sinodalitas adalah “Bagi Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi”, Fokus tema persekutuan, partisipasi dan misi, mengajak setiap orang beriman untuk melihat dan merefleksikan pengalaman hidup menggereja selama ini, untuk bersama-sama saling mendengarkan satu sama lain: apa yang dikata...
Deus Caritas est, Allah adalah Cinta itulah judul ensiklik pertama yang dikeluarkan oleh Paus Benediktus XVI. Romo Kris, teolog muda, dengan semangat mudanya yang penuh gairah, menganalisis dengan tajam ensiklik pertama paus baru itu dan menawarkan relevansinya untuk konteks Gereja dan masyarakat Indonesia. Buku ini sangat aktual di tengah-tengah KEKERASAN dan makin langkanya CINTA di antara sesama anak negeri. ANDA masih peduli? Buku ini pantas untuk Anda!
Persoalan besar yang diangkat di sini adalah persoalan beriman. Sungguh beriman itu sulit. Iman itu bukan persoalan mudah. Seakan Allah memang tidak menyediakan hidup yang serba mudah dan enak. Orang harus mencari dan menggali. Memang hidup adalah peziarahan, suatu perjalanan. Tidak jarang, jalanan yang dilalui mendaki, penuh batu, dan tanah gersang. Demikian pulalah hidup beriman. Tidak pernah selalu mudah. Namun, Tuhan senantiasa memberikan teladan, menciptakan pribadi yang bisa dijadikan tatapan agar kita tidak menyerah dan berani terus melangkah. Bagi umat Kristiani, tentu tatapan utamanya adalah pribadi Yesus Kristus. Namun dalam perjalanan sejarah, disediakan-Nya pula pribadi-pribadi yang lain. Beata Teresa dari Kalkuta adalah salah satunya.