You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
The largely Arabo-centric approach to the academic study of tafsir has resulted in a lack of literature exploring the diversity of Qur'anic interpretation in other areas of the Muslim-majority world. The essays in The Qur'an in the Malay-Indonesian World resolve this, aiming to expand our knowledge of tafsir and its history in the Malay-Indonesian world. Highlighting the scope of Qur'anic interpretation in the Malay world in its various vernaculars, it also contextualizes this work to reveal its place as part of the wider Islamic world, especially through its connections to the Arab world, and demonstrates the strength of these connections. The volume is divided into three parts written primarily by scholars from Malaysia and Indonesia. Beginning with a historical overview, it then moves into chapters with a more specifically regional focus to conclude with a thematic approach by looking at topics of some controversy in the broader world. Presenting new examinations of an under-researched topic, this book will be of interest to students and scholars of Islamic studies and Southeast Asian studies.
In Malay Court Religion, Culture and Language: Interpreting the Qurʾān in 17th Century Aceh Peter G. Riddell undertakes a detailed study of the two earliest works of Qur’anic exegesis from the Malay-Indonesian world. Riddell explores the 17th century context in the Sultanate of Aceh that produced the two works, and the history of both texts. He argues that political, social and religious factors provide important windows into the content and approaches of both Qur’anic commentaries. He also provides a transliteration of the Jawi Malay text of both commentaries on sūra 18 of the Qur'ān (al-Kahf), as well as an annotated translation into English. This work represents an important contribution to the search for greater understanding of the early Islamic history of the Malay-Indonesian world.
Buku ini menampilkan kepada pembaca sebuah naskhah perundangan adat negeri Kedah yang diberi judul Undang-Undang Adat Negeri Kedah yang terhasil pada tahun 1893 dan masih belum diterbitkan. Isi kandungannya memerikan pelbagai maklumat penting tentang amalan undang-undang adat kesultanan Kedah pada abad ke-19, dan dalam masa yang sama mengetengahkan nilai sosiobudaya, ekonomi dan aturan kehidupan seharian masyarakat. Naskhah undang-undang tersebut juga kaya dengan nasihat adab pemerintahan mengikut ajaran Islam, kedudukan wanita, keanekaragaman bahasa dan sebagainya. Berdasarkan hukum-hakam yang tercatat dalam naskhah tersebut, dapat dibuat suatu gambaran tentang permasalahan sosial yang berl...
Ada banyak manfaat dan keuntungan yang akan Anda peroleh bila Anda rajin melaksanakan salat malam. Namun amat sedikit orang yang menyadarinya. Buku ini menguraikan faidah-faidah yang diperoleh oleh orang yang mau meluangkan waktu malamnya untuk bermunajat kepada Allah Swt. Di samping itu, disampaikan pula teladan-teladan dari Nabi, sahabat, dan juga orang-orang salih. Kedua hal ini akan menginspirasi dan menyemangati Anda melaksanakan salat tahajud. [Mizan, Hikmah, Agama, Religion, Indonesia]
Spirit inilah yang harus dijaga agar tetap mewujud dalam kehidupan keseharian kita. Dalam keadaan apa pun, di manapun kita merasakan kehadiran Allah. Bila ini yang kita lakukan, maka tidak ada lagi yang perlu ditakutkan dan dikhawatirkan. Kita terjaga dari perbuatan-perbuatan yang melanggar, karena kita tahu ada yang mengawasi. Pada saat inilah, kita merasakan adanya energi cahaya illahi. [Mizan, Hikmah, Cerita, Remaja, Indonesia]
Dalam risalah ini Ustaz Bediuzzaman Said Nursi menerangkan beberapa ayat al-Quran dan hadith Rasulullah s.a.w. mengenai wanita bagi para perempuan serta orang-orang tua. Beliau mengumumkan satu hakikat: “Sesungguhnya guru yang pertama memberi kesan kepada seorang manusia ialah ibunya”. Lantaran itu, panduan ini menguatkan akhlak remaja serta memberi contoh tauladan untuk mendapat kebahagiaan dalam rumahtangga. Walaupun risalah ini ditulis untuk para wanita, tetapi karangan buku menunjukkan bahawa para lelaki juga memerlukan suatu petunjuk seperti ini.
WARDA - Cinta adalah lautan masalah. Aku lemas. Tidak bolehkah cinta itu manis sepanjang masa? Apabila Zahim kemalangan, rupa-rupanya di sebelahnya ada perempuan lain! Malam ini, bukan malam jahanam. Aku berkelana untuk membuang badi cinta. Aku tidak mahu mengusung sengsara selamanya. Semoga ALLAH lapangkan dadaku untuk menerima musibah ini dengan redha dan semoga aku akan menjadi wanita yang lebih baik daripada semalam. ZAHIM - Tak mungkin aku akan meraih cintanya lagi. Aku ada maruah. Dia pun ada maruah. Manusia berbuat silap, ALLAH maafkan. Namun kesilapan manusia sesama manusia, memang payah untuk saling memaafkan.