You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Living Art: Indonesian Artists Engage Politics, Society and History is inspired by the conviction of so many of Indonesia’s Independence-era artists that there is continuing interaction between art and everyday life. In the 1970s, Sanento Yuliman, Indonesia’s foremost art historian of the late twentieth century, further developed that concept, stating: ‘New Indonesian Art cannot wholly be understood without locating it in the context of the larger framework of Indonesian society and culture’ and the ‘whole force of history’. The essays in this book accept Yuliman’s challenge to analyse the intellectual, sociopolitical and historical landscape that Indonesia’s artists inhabite...
Millennials or Generation Y—those born between 1981 and 1996—represent the population cohort who are moving into the prime of their careers and lives. It is this generation that is being groomed to take up leadership roles in various sectors of society. In Indonesia, those from the millennial generation are slated to take up positions as leaders in various important spheres of society. However, the country’s demographic changes call for comprehending the intergenerational gap that is at the core of the so-called millennial disruptions. This book is a compendium of writings to provide a broad picture of the role of millennials in Indonesia's future. One chapter covers generational diffe...
Tulisan-tulisan dalam buku ini menunjukkan betapa Chabib sudah begitu mendalami dunia seni rupa. Betapa tidak, hampir semua unsur medan sosial seni rupa Indonesia, tentu saja dengan “studi-studi kasus” tertentu, hadir dalam buku ini. Chabib sebagai “orang seni rupa” pun muncul ketika ia membicarakan sejarah atau bahkan sekadar menceritakan sebuah perjalanan. Pengalamanpengalaman itu selalu berjangkar pada seni rupa: entah sebuah karya, entah sebuah pemikiran. Akhirnya, kumpulan tulisan ini adalah fragmen-fragmen tentang seni rupa dan juga catatan-catatan yang berakar dari seni rupa. –Berto Tukan, penulis dan peneliti seni Buku ini mengajak kita melihat bagaimana seorang kurator seni rupa melihat seni dalam hidupnya, baik secara personal maupun profesional. Bila kita tidak berada dalam skena seni yang sama dengan Chabib, objek-objek tulisan dalam buku ini bisa jadi terasa jauh dan asing. Namun, menariknya, cara penulisan Chabib membuatnya menjadi terasa hangat dan dekat. –Ika Vantiani, seniman
Buku ini—menghimpun dua puluh enam tulisan atau esai—menyandarkan cinta kebijaksanaannya pada sepotong hikmah yang dituturkan oleh seorang kritikus kuliner skeptis dan sadis selepas ia menyesap semangkuk sup bikinan seekor tikus-chef di sebuah restoran masyhur yang hampir tumpas di sebuah sudut Kota Paris: “Not everyone can become a great artist, but a great artist can come from anywhere.” Dengan itu, buku yang berasal dari ampuan dan ulasan seni rupa ini ingin bercerita tentang produksi, peristiwa, dan kehidupan artistik lokal; tentang perkembangan estetik dan pencapaian artistik seorang atau sekelompok perupa di sejumlah kota Jawa Timur sekitar tiga belas tahun terakhir. Cerita-cer...
Buku ini merampai catatan-catatan polemis tentang peristiwa, pameran, dan buku seni rupa. Tiga puluh jumlahnya. Sebagian berganti judul, sebagian lainnya tak. Tapi itu tak sedikitpun mempengaruhi, apalagi mengurangi, keterusterangan dalam mengutarakan kebenaran yang menjadi dasar setiap tulisan di buku ini, bahwa karya seni rupa kontemporer bukan hanya produk artistik yang perlu dikademati dalam pemenungan sunyi insani, melainkan juga produk pengetahuan yang harus dicermati, diinterpretasi dan dievaluasi, secara saksama dalam tempo secukup-cukupnya. Dengan itu, saya memiliki kunci yang bermanfaat untuk tidak hanya menikmati dan memahami seni rupa kontemporer di Rumah Seni Cemeti, tapi juga m...
On visual art from Yogyakarta, Indonesia.
None
None
"Why Have There Been No Great Women Artists?" asked the prominent art historian Linda Nochlin in a provocative 1971 essay. Today her insightful critique serves as a benchmark against which the progress of women artists may be measured. In this book, four prominent critics and curators describe the impact of women artists on contemporary art since the advent of the feminist movement.
None