You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
"Aku akan menunggu kamu di sini." Eizel tersenyum lembut, lalu bersenandung pelan, "Wherever you go whatever you do, I will be right here waiting for you, whatever it takes or how my heart breaks, I will be right here waiting for you...." Keala adalah murid pindahan di salah satu SMA top di kota Bandung. Keala yakin kalau kehidupan sekolahnya kali ini tak kan jauh berbeda ketika di Banjarmasin. Ternyata dia salah. Salah besar malah. Di sekolahnya sekarang kehidupan Keala berubah 180 derajat. Dia tak lagi menjadi idola sekolah, nilai-nilai ulangannya hancur, dan kepercayaan dirinya mulai luntur. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena Keala bertemu dengan Eizel, kakak kelas cakep yang selalu membantunya di masa-masa suram itu. Kebaikan Eizel membuat Keala jatuh hati. Dia merasa hidupnya yang dulu telah kembali. Nilai-nilainya mulai membaik dan ada Eizel yang selalu ada setiap dia butuh. Tapi, ada satu hal yang luput dari pengamatan Keala. Dan itu adalah tentang Eizel... Eizel Agusta.
None
Naomi Fadila, seorang gadis SMA yang memiliki semua warna dalam hidupnya. Mulai dari keluarga yang hangat, kekasih dan sahabat yang selalu ada untuknya, bahkan jabatan penting di sekolahan. Namun, Naomi pun harus merasakan kehilangan dari warna kebahagiaannya. Kekasih yang dicintainya ternyata diam-diam menduakannya. Kedua orang tua yang terlihat harmonis ternyata saling menyimpan dendam. Jabatan pun ... terlepas begitu saja. Di tengah keterpurukannya, ia bertemu dengan Elang yang selalu ada untuk menemani dan menyembuhkan luka. Jika Elang harus pergi juga, apakah Naomi siap merelakannya? Selama ini kehilangan selalu menjadi teman baiknya, seharusnya Naomi akan baik-baik saja.
Borobudur bukan candi,Ajaran yang tergambar di sini mendasari tumbuhnya ajaran di luar Nusantara (Kajian Subjektif)
Sanghăramā Măha Thupă Aryā Mahăvihariyā Para Therrā Vhwănā Çakā Phalā Kalimat di atas adalah bahasa leluhur Bangsa Nusantara yang mendasari bahasa Sansekerta,Sanghāramā atau tempat belajar/pembelajaran "Dharma" Măha Thupă Aryā, Măha atau Mahe adalah Besar atau Agung Thupă adalah awal dari literasi kata ―Stupa‖ , Aryā adalah kaum Cakya/Saka leluhur bangsa Nusantara Indonesia maju terdahulu, Mahăvihariyā Para Therrā, Mahăvihariyā kata ―Vihara‖ berawal dari kata ini,adalah tempat berlatih dan prosesi ritual kontemplasi spiritual leluhur kita yang di buat besar dan megah ,di sebut dengan Mahăvihariyā , Para Therrā adalah orang orang yang belajar atau sudah menjadi ―Master‖ pada ajaran ―Dharmic original‖ yang ada dan berawal di Nusantara,ini disebut dengan Para Therrān. Vhwănā Çakā Phalā adalah nama bangunan nya.
Borobudur,Bernama asli Vhwana Caka Phala,Ajaran yang tergambar di sini juga terekam sempurna di Bali yang mendasari lahirnya ajaran di Tibet dan Indis
Wayang stories using the style from Jawa Timur.