You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
ETIKA DAN HIDUP BERSAMA: Refleksi Kehidupan Bersama dengan Lensa Etika, dimaksudkan untuk menggali dimensi etika dalam berbagai aspek kehidupan. Melalui perjumpaan-perjumpaan, kita diajak untuk memahami tentang nilai-nilai etika yang mendasari kehidupan bermasyarakat, dan beragam pengalaman kemanusiaan. Penelitian dan pengajaran Dr. J. Haryatmoko SJ. memberikan kontribusi penting dalam pemahaman etika filosofis dan teologis dalam konteks pengalaman kemanusiaan yang sangat beragam. Dalam konteks global yang semakin kompleks, pemahaman etika menjadi krusial untuk membimbing individu menghadapi tantangan dan mengambil keputusan yang tepat. Fokus etika melibatkan pandangan ilmu dan penerapannya dalam bidang politik, agama, teknologi, pendidikan, dan kesehatan. Semua ini membuka wawasan manusia tentang kompleksitas hidup bersama dan mendorong penerapan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari, serta berkontribusi pada pembentukan karakter berkualitas di tengah masyarakat.
Buku ini berisi tiga hal pokok, yakni: Biografi perjalanan hidup Mgr. J. Pujasumarta (Bab 1–3); Gagasan pastoral dan kepemimpinan dalam bingkai semangat duc in altum (Bab 4–8); dan Kenangan penuh kasih dari keluarga dan para sahabat (Bab 9). Buku ini sangat berguna dan cocok untuk bahan bacaan bagi Anda yang mencintai Gereja dan mencintai bangsa Indonesia, apa pun panggilan dan profesi Anda, baik sebagai uskup, imam, calon imam, suster, bruder, pendidik (dosen/guru), mahasiswa, kaum muda, dokter, pengurus dewan paroki, prodiakon, katekis, guru agama, pendamping PIA-PIR-OMK, pemerhati lingkungan hidup, aktivis sosial-politik dan kemasyarakatan, budayawan, tokoh agama dan masyarakat, maupun orang tua.
Hari ini, Jalan Mozes Gatutkaca adalah suatu lokasi untuk usaha-usaha kecil dan menengah. Ada gerai smartphone yang juga menjual aneka asesorisnya. Ada toko kelontong, jasa cetak pasfoto, dan aneka warung serta rumah nnakan. Tidak ada yang istimewa dari jalan ini; mungkin mirip dengan tempat-tempat lain yang terletak di sekitar kampus. Hal yang mungkin istimewa adalah bahwa nama jalan itu bisa sedikit mengingatkan kita akan peristiwa Reformasi yang telah berlalu seperempat abad. Namun, apa yang bisa kita ingat dari masa itu dan harapan apa yang masih bisa kita bangun saat ini? Buku ini mencoba menggulati pertanyaan itu dan mencoba untuk menemukan moment-moment inspiratif pada pengalaman bangsa Indonesia di era pra- dan pasca-kemerdekaan. Dengan mendialogkan pengalaman sehari-hari dan impian-impian kolektif bangsa Indonesia, buku ini menawarkan pandangan yang kompleks terhadap identitas dan masa depan bangsa Indonesia melalui perspektif sejarah, politik, dan budaya, tanpa berpretensi merumuskan jawaban yang tunggal.
Paus Fransiskus di mata dunia dikenal sebagai sosok pemimpin Gereja Katolik yang sederhana, inspiratif, penuh kasih, dan peduli terhadap sesama. Namun, siapakah dia di mata orang Indonesia? Buku ini hendak menjawab pertanyaan tersebut secara interreligius dan interdi-sipliner. Para pemikir dari kalangan Muslim, Gereja Kristen, dan Gereja Katolik menampilkan refleksi mereka dari sudut pandang dan keahlian masing-masing. Refleksi tentang sikap dan pandangan Paus Fransiskus dalam konteks keragaman Nusantara menjadi sumbangan unik yang mencerahkan. Buku ini merupakan buah kerjasama antara Fakultas Teologi Univer-sitas Sanata Dharma, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Fakultas Teologi UKDW.
In this book, Graham Oppy examines arguments for and against the existence of God. He shows that none of these arguments is powerful enough to change the minds of reasonable participants in debates on the question of the existence of God. His conclusion is supported by detailed analyses of the arguments as well as by the development of a theory about the purpose of arguments and the criteria that should be used in judging whether or not arguments are successful. Oppy discusses the work of a wide array of philosophers, including Anselm, Aquinas, Descartes, Locke, Leibniz, Kant, Hume and, more recently, Plantinga, Dembski, White, Dawkins, Bergman, Gale and Pruss.
Nowadays, schools face the challenge of creating pedagogical environments that are sensitive to numerous individual backgrounds in order to support students’social and academic success. Urban schools are communities with rich possibilities to learn how to think, feel and act morally. In this task, principals, teachers, parents and students of the schools each have their own voice. All these voices have to be heard in order to build communities with moral sensibilities. This book brings together recent work by international researchers from nine countries in the fields of moral development and citizenship education. The book consists of twelve chapters and it is divided into three parts. While the first part deals with the voices of urban school educators, the second part contains chapters with the focus on students. The third part is about curriculum, programs and practices in schools that contribute to the education of moral sensibilities in the school communities. This book can be used as a textbook in moral and citizenship education or as an updated research report on international research on moral sensibilities.
A pocket atlas flexibook on this dynamic and wide-ranging field, indispensable for students of medicine and biology alike.Complex processes are well-illustrated in clear images that are not burdened with unnecessary details.Following an introductory part and a section on laboratory methods in immunology, the bulk of the book concentrates on the manifestations of immunological diseases in the human body, providing comprehensive capsule descriptions of all common immune diseases.
Markus Gabriel proposes a radical form of ontological pluralism that divorces ontology from metaphysics, understood as the most fundamental theory of absolutely everything (the world). He argues that the concept of existence is incompatible with the exist