You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Gairah saya bangkit ketika melukis langsung di alam terbuka. Kenikmatan berkarya di tempat baru ini menjadi penjeda aktivitas berkesenian sehari-hari di studio lukis, mirip reff dalam lagu. Penjedaan ini membuat ketagihan, sebagaimana reffrein yang bermakna ‘pengulangan’. Melukis langsung on the spot menagih saya untuk mengulangi dan terus mengulangi. Untuk itu, meskipun tanpa perencanaan yang sistematis dalam hal tempat dan waktu, alhamdulillah saya telah melakoni lukis luar studio di beberapa kota, baik di dalam maupun luar negeri. Kota Indonesia yang pernah saya singgahi untuk melukis antara lain: Padang, Manado, Lampung, Bali, Bangka, Batam, Dieng, Banyumas, Bogor, Bandung, Magelang,...
The iron origin draws attention Deni Junaedi to be materialized to paintings. Iron did not come from the earth, but the heaven. Deni expressed the phenomenon via watercolors. Iron was sent down to the earth from supernova. The explosion of a giant star spread its iron to the universe and gave the packet of gift to the earth. Therefore, he named his concept: “The Sent Down Iron”. The artist frequently chose gears as the representation of iron. On certain occasion, he brought international issues for these artworks. However, he remained using forms made from iron to base his ideas. Deni employed melting effect of watercolors for the depiction. The artist also applied some other painting te...
Seluruh karya yang ada dalam pameran tunggal lukisan “on cam” ini dibuat dalam sorotan kamera dan diunggah di YouTube PAINTING EXPLORER Channel. Sorotan kamera ini dapat secara live maupun siaran tunda.Seluruh karya yang ada dalam pameran tunggal lukisan “on cam” ini dibuat dalam sorotan kamera dan diunggah di YouTube PAINTING EXPLORER Channel. Sorotan kamera ini dapat secara live maupun siaran tunda. Kelebihan siaran tunda adalah kesempatan untuk mengedit video, sehingga konten yang dihadirkan dapat terseleksi. Akan tetapi, cara ini memiliki kekurangan yaitu memakan waktu dan usaha yang lebih banyak, seperti untuk proses editing, sehingga ada beberapa video hingga kini belum teredit...
Buku berjudul Penelitian Bahan Alami Seni Lukis: Eksperimen Tafril untuk Lukisan Cat Air ini merupakan hasil penelitian berjudul “Eksperimen Tafril untuk Lukisan Cat Air”. Penelitian tersebut dibuat oleh Deni Junaedi dari Prodi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Penelitian Skema Terapan ini diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta. Format buku ini tidak mengubah sistematka penulisan penelitian agar tetap terasa nuansa aslinya. Berbagai eksperimen dalam seni lukis perlu terus dikerjakan lewat penelitian, karena eksplorasi seni mesti berlanjut agar memperoleh kemajuan-kemajuan yang kadang tidak terduga. Dengan demikian, dinamika berkesenian pada civitas akademika perguruaan tinggi seni akan terus bergariah. ISI Yogyakarta, khususnya Prodi Seni Murni, tentu memiliki kewajiban untuk melakukan penelitian semacam itu.
INI PERTAMA DI DUNIA SENI RUPA? “Ini pertama kali di dunia, pameran seni lukis secara offline sebagai hasil kuliah online di YouTube Membership,” demikian klaim yang saya sampaikan sambil melukis dalam siaran langsung di PAINTING EXPLORER Channel. “Jika pernyataan itu salah, jika ada peristiwa serupa yang terjadi di salah satu sudut bumi, saya akan mencabut pernyataan tersebut,” demikian kuimbuhkan. Viewer yang mengikuti live streaming tersebut tentu saja tidak mau percaya begitu saja. Penonton yang kusapa dengan rekan-rekan PAINTING EXPLORER itu langsung Googling, mencari-cari, apakah ada pameran seni lukis secara luring yang karya-karyanya berasal dari perkuliahan daring lewat fitu...
Kuliah Metode Presentasi Digital di Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta diluncurkan pertama kali pada era kuliah online Pademi Covid-19. Pada masa itu segala interaksi belajar mengajar menggunakan piranti digital yang terkoneksi dalam jaringan internet. Suasana seperti itu semakin menegaskan urgensi mata kuliah tersebut. Namun demikian, beberapa tahun sebelum pandemi, teknologi informasi telah berkembang pesat. Dunia seni tidak dapat terhindarkan dari pemakaiannya. Kendati nuansa manual pada seni murni sangat kental – yaitu pada pengerjaan lukisan, grafis, maupun patung – pemanfaatan teknologi digital untuk memperkenalkan atau mempresent...
Buku ini memiliki dua keunggulan sekaligus, yaitu mampu memetakan secara tepat berbagai persoalan estetika dan dapat menempatkan teori estetika yang sering dipandang melangit ke wilayah praktis berkesenian maupun berkebudayaan secara luas. Selain itu, peran estetika sebagai kajian multidisiplin juga ditunjukkan, seperti keterkaitannya dengan filsafat, psikologi, semiotika, sosiologi, antropologi, kajian budaya, komunikasi, politik, ekonomi, sejarah, agama, dan selainnya. Jalinan antara subjek, objek, dan nilai dalam proses estetis dikaji secara komprehensif. Pada persoalan subjek, pembahasan diarahkan ke pengalaman spektator maupun kreator. Di wilayah objek, kupasannya meliputi objek natural...
APAKAH DOSEN SENI LUKIS HARUS BISA MELUKIS?” Apakah dosen seni lukis harus bisa melukis? Pertanyaan ini sudah lama muncul, beberapa tahun lalu, terutama sejak temanku sesama dosen seni lukis di ISI Yogyakarta dikritik oleh seorang seniman yang mempertanyakan kualitas kesenimanannya. Apakah dosen seni lukis harus bisa melukis? Aku mencoba mencari komparasi dengan profesi lain. Bukankah dokter spesialis kandungan tidak harus bisa mengandung? Berapa banyak pria yang menjadi dokter kandungan; ibu-ibu yang tengah hamil pun khusuk mendengarkan arahan sang dokter yang tidak becus mengandung itu. Apakah dengan demikian dosen seni lukis tidak mesti bisa melukis? Tidak puas dengan itu, aku segera me...
Gelaran Almanak Senirupa Jogja 1999-2009 ini bukan sekadar ”Almanak”, melainkan ”Almanak +” lantaran menggabungkan banyak sekali model: Ensiklopedia, Kamus, Kronik, Who’s Who, Katalog, maupun Yellow Pages (Nama | Alamat). Ini adalah semacam ”buku pintar” seni rupa yang bisa dipegang oleh seluruh komponen yang berkepentingan dengan dunia seni rupa, terutama di Yogyakarta selama sepuluh tahun terakhir. Sebuah kota yang secara statistik, memiliki puluhan ribu seniman dengan aktivitas seni yang kaya. Karena itu kota ini kerap disebut sebagai produsen seni yang paling fantastik di Asia atau ”Makkah”nya seni rupa Asia. Buku ini diikat oleh empat kategori besar: nama (seniman), peristiwa (kronik), ruang (tempat/kawasan), dan komunitas (organisasi). Dari keempat ikatan itu lalu diturunkan menjadi tema-tema spesifik yang dirujuk dari perkembangan-perkembangan termutakhir dunia seni rupa selama sepuluh tahun sebagaimana yang terpetakan dalam daftar isi buku ini.
Kriya berakar dari nilai-nilai tradisi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat lokal, sedangkan konsep-konsep seni murni dan desain bersumber pada pemahaman tradisi Barat. Misalnya, konsep seni rupa modern beserta pernak-perniknya, dihadirkan di Indonesia dengan merujuk ke Barat. Hal tersebut berpengaruh pada beberapa sistem pendidikan, budaya, kehidupan seni, dan teknologi di Indonesia. Munculnya karya kriya kontemporer merupakan penanda kehadiran Barat dalam pemikiran penciptaan karya-karya lokal. Karya kriya kontemporer tidak lagi diciptakan dengan acuan fungsi secara konvensional, tetapi memiliki idiom baru sebagai benda seni yang bertujuan untuk dipamerkan. Di dalamnya terjadi perubahan cara ungkap seniman kriya, yang selama ini bersifat representatif menjadi karya-karya presentasi. Beberapa karya kriya kontemporer hadir dalam bentuk-bentuk sindiran dan memparodikan kelaziman. Pakaian yang berubah menjadi benda pajang, miniatur benda-bendafungsional, dan parodi-parodi pada ragam hias tradisional, merupakan wujud perkembangan kriya tradisional menjadi kriya kontemporer.