You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Dalam Gereja Katolik, sakramen tobat dan sakramen pengurapan orang sakit - yang dikategorikan sebagai sakramen penyembuhan - mengandung dimensi yuridis yang kaya. Dalam Kitab Hukum Kanonik 1983, kedua sakramen ini dibahas dalam buku ke-IV tentang tugas Gereja menguduskan (de ecclesiae munere sanctificandi). Buku kecil ini bermaksud untuk membedah anatomi kanon-kanon yang terdapat dalam buku ke-IV tersebut sekaligus menawarkan jawaban atas pertanyaan yang seringkali muncul di tengah umat beriman, antara lain: Mengapa perlu mengaku dosa melalui imam? Apa yang dimaksudkan dengan absolusi umum? Apa yang dimaksudkan dengan fakultas untuk mendengar pengakuan dosa? Mengapa demi sahnya absolusi dosa...
Di antara ketujuh sakramen Gereja, sakramen baptis merupakan yang sangat fundamental karena mendasari penerimaan sakramen-sakramen lainnya. Sakramen baptis adalah ‘ianua sacramentorum’ pintu masuk kedalam sakramen-sakramen lain. Sakramen ini diperlukan untuk keselamatan, membebaskan manusia dari dosa, melahirkannya kembali sebagai anak-anak Allah dan mengabungkannya dengan Gereja. Dengan menerima baptisan, seseorang dijadikan serupa dengan Kristus melalui meterai yang tak terhapuskan. Legislator Gereja universal mengelaborasi prinsip teologis-yuridis fundamental ini ke dalam berbagai ketentuan normatif sebagaimana tertuang dalam Kitab Hukum Kanonik 1983 secara khusus dalam buku IV tentan...
Ekaristi, seperti juga sakramen-sakramen lainnya, mengandung dimensi yuridis yang kaya. Legislator Gereja Universal mengelaborasi dimensi yuridis ini ke dalam berbagai norma kanon yang berbicara tentang hakikat Ekaristi, peran imam dan umat Allah, pelayan Sakramen Ekaristi, partisipasi dalam perayaan Ekaristi, ritus dan upacara, waktu dan tempat, penyimpanan dan penghormatan Sakramen Mahakudus serta stips yang dipersembahkan dalam Misa. Buku ini menawarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang de facto, sering kali muncul di tengah umat beriman. Bagi mereka yang terlibat dalam tugas penggembalaan umat, yakni pastor paroki dan pemuka umat, buku ini dapat menjadi sarana dan bantuan dalam berkatekese, khususnya menyangkut aspek yuridis-sakramental Ekaristi. Dan bagi mereka yang berminat untuk mendalami tema ini, termasuk para mahasiswa Kateketik dan Fakultas Teologi, buku ini dapat dijadikan acuan dalam pergumulan kritis lebih lanjut.
Gereja Katolik memandang perkawinan sebagai perjanjian (foedus) dan juga sebagai kontrak yang khas dan unik (contractus sui generis). Sebagai aktus kontraktual, perkawinan merupakan tindakan yuridis yang diatur dan dilindungi oleh perundangundangan gerejawi. Salah satu bentuk pengaturan dan perlindungan tersebut adalah bahwa, di satu pihak, Gereja mengakui hak fundamental setiap orang untuk menikah (ius connubii). Namun di lain pihak, Gereja memiliki kewenangan untuk menetapkan berbagai syarat dan ketentuan supaya seseorang dapat menikah coram ecclesia. Secara konkret, hal itu berarti bahwa secara hukum seseorang mampu melakukan tindakan yuridis berupa kesepakatan nikah dan bebas dari berb...
Dalam Gereja Katolik, pastor paroki menempati kedudukan yang sentral dan memiliki peran dan tanggung jawab yang besar. Ia adalah gembala (pastor) sebuah komunitas kaum beriman kristiani yang dibentuk secara tetap dalam Gereja Partikular. Di bawah otoritas Uskup diosesan dan dalam kolaborasi dengan para klerus dan kaum awam ia menjalankan cura pastoralis dalam bingkai tria munera Christi: mengajar, menguduskan dan memimpin. Begitu sentralnya kedudukan dan peran seorang pastor paroki menjadi alasan mengapa keberadaannya secara yuridis kanonis menjadi sebuah tuntutan sine qua non bagi sebuah paroki. Di sisi lain, pada tataran praksis keseharian, berbagai hal menyangkut pastor paroki seringkali ...
Reprint. Originally published: Death and sensuality. New York: Walker, 1962.
Bataille’s first novel, published under the pseudonym ‘Lord Auch’, is still his most notorious work. In this explicit pornographic fantasy, the young male narrator and his lovers Simone and Marcelle embark on a sexual quest involving sadism, torture, orgies, madness and defilement, culminating in a final act of transgression. Shocking and sacreligious, Story of the Eye is the fullest expression of Bataille’s obsession with the closeness of sex, violence and death. Yet it is also hallucinogenic in its power, and is one of the erotic classics of the twentieth century.
None
None