You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
“Takdir acapkali gelap dan berliku. Namun hadirnya tak pernah keliru. Hati yang membiru dan jiwa yang berjibaku dengan sangka, biaskan skenario paripurna tak kasat mata.” Kisah Berlian memang tak segemilang namanya, namun Berlian tetaplah Berlian bak batu mulia berlian yang semakin ditempa maka nilainya semakin tak terkira. Dari jodoh yang datang, lalu tuduhan tak berdasar hingga kembali memeluk hikmah dan berkah di bulan suci.
Selama hayat dikandung badan, maka ujian dan cobaan akan silih berganti menghampiri. Tak bisa dipungkiri, karena itu suratan Ilahi. Tatkala badai suratan menghantam istana kebahagiaan yang susah payah dibangun, apa yang akan kau lakukan, Kawan? Menghardik takdir dengan segala rupa sumpah serapah, ataukah menata langkah dengan penuh pengharapan pada Sang Maha Pemurah? Tak ada goresan takdir yang sia-sia. Segala sesuatu menyiratkan cahaya cinta dari Sang Pencipta. Setiap badai ujian, baik suka maupun duka menyimpan semburat pelangi rasa setelahnya.
Tidak ada kehidupan tanpa ujian dan cobaan. Aku harus dipaksa mundur perlahan dan mengeja ulang mimpi yang berserakan ketika kenyataan tidak sesuai dengan apa yang di harapkan. Aku harus merelakan mimpi yang dengan sungguh aku rajut pergi dengan ikhlas. Keputusan untuk menjadi buruh migran ke negeri berjuluk Formosa bukanlah cita-citaku. Aku berjalan dalam kehampaan pada hamparan yang semesta hadirkan. Untuk kedua kalinya dihempas oleh takdir ke dalam jurang paling terdalam membuat aku tersungkur hancur dan lebur tak tersisa. Akankah aku menjadi serpihan-serpihan yang perlahan menjadi abu tak bernama atau aku mencoba merangkak dari belenggu nestapa yang tak bernyawa? Temukan kelanjutan kisahnya di dalam buku MANTRA BAHAGIA. Buku yang berisi dari kumpulan cerita pendek tentang cara menyelami makna bahagia dari sudut yang tak biasa.
Saat umur sudah di atas dua puluh lima, pertanyaan kapan menikah menjadi momok tersendiri bagi Jingga. Apalagi jika yang bertanya adalah ayah dan bunda. Rasanya, Jingga ingin sekali menenggelamkan wajah sedalam-dalamnya dari pandangan mereka. Namun apa daya. Jingga tak mampu melakukannya. Jingga hanya bisa meminta ayah dan bunda bersabar menunggu seseorang yang tepat untuknya. Jingga bukannya tidak berusaha. Selama ini Jingga sudah beberapa kali taaruf dengan beberapa laki-laki. Namun tetap saja ada ketidakcocokan diantara keduanya hingga suatu hari lamaran itu kembali datang dari seseorang yang sama sekali tidak pernah Jingga duga. Seseorang yang selama ini hanya Jingga anggap sebagai sauda...
Buku ini berisi puisi para pejuang, saya katakan demikian karena mereka adalah para peserta kelas puisi yang tak berhenti untuk belajar. Terdiri dari berbagai profesi dari mulai ibu rumah tangga sampai seorang dosen, dan kesibukan tidak menjadi alasan untuk tetap berkarya. Menulis adalah salah satu cara untuk menjadi abadi, sebab kata adalah amerta. Selamat kepada seluruh peserta sebab telah menyelesaikan puisi-puisinya. Walau tidak sempurna, tapi ini satu langkah untuk menjadi lebih baik lagi. Rio Aryandra.
Buku ini menguraikan bagaimana perjalanan Aisyiyah wilayah sumatera Utara dalam membangun peradaban selama hampir satu abad
None
The shooting of Trisakti University student activists by government forces, Jakarta, May 12, 1998.