You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Ketika guru BK menulis esai (artikel), maka yang muncul di kepalanya adalah persoalan-persoalan anak di sekolah. Dari persoalan rokok, yang berjudul “Maraknya Anak Merokok di Sekolah” sampai dengan prersoalan guru sendiri dalam esai berjudul “Dilema Guru Zaman Now”—ditulis oleh 50 orang guru BK di semua jenjang SMA-SMK-PKLK. Tulisan itu menarik, seharusnya menjadi perhatian dan kajian penentu kebijakan lebih lanjut. Laakj dibaca oleh guru dan masyarakat umum.
Jika guru SMA/SMK/PKLK yang menulis cerita, maka ceritanya pun jauh berbeda dengan cerita kebanyakan. banyak keluh kesah yang termuat di dalmnya, dan jadilah "menjemput Takdir". Ditulis oleh guru-guru SMA/SMK/PKLK se-Jatim.
Realita yang ada di sekolah di-‘potret’ di sini, menjadi pemikiran tertulis yang menarik didiskusikan lebih lanjut. Dari soal “perilaku anak yang nerokok” terhadap prstasi belajar anak itu sendiri, sampai dengan perkemahan, sebagai media pendidikan karakter di sekolah. Ditulis oleh 54 orang guru, yang setiap orang tersebut melahirkan pemikiran tentang masa depan anak, danb pembelajaran. Menarik dibaca oleh guru, orang tua, dan masyarakat luas, agar (tentunya) ikut memikirkan suasana di sekolah, karakter anak dan perkembangan pembelajaran.
Sang bidadari belum terbangun dari tidurnya, saat butiran-butirna peluh mengalir dari wajah sayu perempuan renta itu. Ya, aku terbiasa dengan pemandangan yang mengiris hati itu. Di saat yang bersamaan, atau berselang-seling, aku teringat dengan sosok laki-laki yang menelantarkan kami. Hari-hari kami lalui dengan berat, sekira tiga belas tahun lamanya…. Itulah petikan salah satu cerpen dalam kisah ini. Menarik dibaca, ditulis oleh guru-guru SMKN di Jawa Timur…
Tidak jarang, senyum menjadi perlambang ‘suka-cita’: yang karenanya patut diabadikan dalam kata-kata. Begitu tema antologi cerpen yang ditulis guru-guru SMK di Provinsi Jawa Timur ini. Menarik, membuat penasaran, dan kadang menggelikan. Peserta workshop penulisan fiksi/nonfiksi ini melahirkan karya kreatifnya yang sungguh di luar dugaan banyak orangn. Layak dibaca dan dimiliki.
Dari pembeljaran, persoalan diri, persoalan lingkungan dan masyarakat sampai urusan teknologi dibicarakan dalam esai pendek ini. Banyak hal, bahkan ilmu yang bisa didapat ketika membaca esai pendek guru-guru SMK ini. Sebuah kebangkitan pemikiran yang kadang tak terjamah oleh pengambil kebijakan, dan kali ini menjadi gres dan aktual jika dihubungkan dengan sekolah penggerak.
Ditulis oleh guru-guru SMK Provinsi Jawa Timur, peserta Bimtek Penulisan Fiksi dan Nonfiksi tahun 2021. Berbagai tema, dan patahan cerita diankat menjadi cerita pendek, kemmudian menjadi antologi sebanyak 100 karya fiksi. Impian, menjadi bagian penting dari alur 'nyata' yang diperjuangkan oleh banyak orang. Dan, jika seseorang tidak memiliki impian, dus "mimpi" ibarat orang itu tidak memiliki harapan ke depan. Itulah sebabnya impian perlu dijemput, dengan berbagai cara, sebab dalam impian itu terkandung cita dan asa yang besar. Itulah patahan-patahan cerita fiksi yang ada dalam antologi ini.
Dari “Air Mata Bunda” yang mengawali cerita menarik, sampai dengan “Pare”, sebanyak 46 cerpen, yang ditulis oleh guru-guru yang tergolong kreatif, mengangkat hal yang remeh-temeh sampai dengan kisah yang teramat berat. Menarik dibaca, dan dijamin para pembaca akan sedikit tercengang, sedikit memikirkan hal-hal yang ada di luar sana. Sebuah imaji yang tengah mengalir deras menampilkan cerita yang tidak datang dari ruang hampa, melainkan merupakan refleksi dari kisah yang ada di sekitar kita.
Pandemi Covid ' 19 menjadi wabah yang menimbulkan banyak hal. Ada yang negatif, dan ini umum diasumsi oleh banyak orang. Namun ada hal yang positif, yang sering diabaikan oleh sebagian (banyak) orang. Padahal, sebagaimana diyakini pemeluk agama di muka bumi ini, Tuhan menimpakan wabah, sekaligus manfaat dan mudhoratnya. Di sisi manfaat, seringnkali kita mengabaikan, padahal sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Semua itu dibahas dlam antologi esai pendek ini, dalam catatan (esai) singkat di sebuah tempat, di sebuah pertemuan. Menarik dibaca, dan direnungkan.
Cerpen “Perjalanan” sampai dengan “Asa yang Tertinggal”, sebanyak 50 buah cerpen yang ditulis oleh 50 orang guru SMA menarik dibaca, bahkan dicermati dan direnungkan. Isi dan isunya menggelitik, dari hal yang remeh-temeh sampai dengan erita yang perlu dpikirkan dengan keras endingnya. Ditulis oleh guru-guru SMA di Jawa Timur dengan berbagai latar belakang sarjana, tapi yang umum merupakan sarjana bahasa dan sastra.