You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Wajah Panca semakin ketakutan. Kakek Suman terus mendekatinya dengan tatapan tajam. Ketika Panca terdesak karena di belakangnya tak lagi ada jalan, ia mengambil kayu sebilah kayu kemudian kakek Suman dipukuli. Beruntung kakek Suman cekatan. Dengan sekali lompat, bilah kayu itu hanya lewat di atas kepala kakek Suman. Saat bersamaan, Suman datang bersama beberapa warga. Panca yang terus mengayunkan bilah kayunya secara membabi buta dengan mudah dapat diringkus. Siapa Panca? Siapa kakek Suman? Mengapa mereka bertarung? Ada rahasia apa di dalamnya?
Kehidupan perempuan adalah kehidupan yang penuh dengan gemerlap cinta. Lebih-lebih ketika ia menjadi ibu. Buah cinta telah membuat kehidupan jadi ranum. Namun, ada saat di mana kita akan menyendiri, duduk di sudut dipan, mengingat-ingat masa lalu semasa anak-anak masih dalam pangkuan. Saat tubuh sudah menua, kita hanya dapat mematuti cermin. Pada cerminlah kita berdiskusi. Demikianlah gambaran atas lima puluh puisi yang terangkum dalam antologi puisi Aku, Ibu, dan Cermin. Puisi-puisi yang terangkum di dalamnya adalah perjalanan si penulis menjadi ibu bagi anak-anaknya, menjadi ibu di dalam kelas, menjadi perempuan bagi suaminya, dan pergolakan-pergolakan setelah menua. Puisi-puisi yang termuat di dalamnya adalah perenungan bahwa pada akhirnya manusia akan sendiri.
Larangan ke sekolah, bagi siswa, adalah mimpi buruk. Namun, hal itu harus tetap dilakukan akibat pandemi covid-19. Semula, anak-anak akan menduga bahwa kegiatan di rumah pasti membosankan atau justru menjadi rumit karena terbatasnya alat dan media belajar semasa pandemi. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Larangan ke sekolah memberikan inspirasi bagi sekelompok siswa untuk melakukan berbagai kebaikan. mereka pun akhirnya melakukan petualangan-petuaalangan seru yang takterpikirkan sebelumnya.
Buku Pusparagam Kajian Pendidikan Bahasa ini berisikan tulisan-tulisan yang berfokus ke bidang bahasa dan pendidikan bahasa. Tulisan-tulisan tersebut ditulis sebagai luaran mata kuliah di Program Studi S-3 Ilmu Pendidikan Bahasa, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta. Di antaranya, mata kuliah Studi Bahasa (bersama Prof. Dr. Pratomo Widodo), Filsafat Pendidikan Bahasa (bersama Dr. Wening Sahayu, M.Pd.), Manajemen Pendidikan Bahasa (bersama Dr. Jamilah, M.Pd.), dan Seminar Permasalahan Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing (bersama Prof. Dr. Suroso dan Dr. Nurhadi, M.Hum.). Sebagian besar tulisan-tulisan hasil kolaboratif mahasiswa-dosen itu telah terbit di jurnal nasional dan sebagian lainnya belum. Untuk itu, supaya tulisan-tulisan hasil kolaboratif mahasiswa-dosen itu dapat dibaca oleh kalangan pembaca yang lebih luas, buku ini disusun dan diterbitkan.
Kita semua adalah pejuang mimpi. Guru adalah pejuang mimpi bagi kemajuan murid-muridnya, orang tua adalah pejuang mimpi bagi perkembangan anak-anaknya, masyarakat adalah pejuang mimpi bagi kemajuan bangsanya, dan pemerintah adalah pejuang mimpi bagi kesejahteraan rakyatnya. Namun, akankah mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan? Bergantung pada sejauh mana kita berbuat.
None
"Bloodied toy soldiers, gilded shopping carts, and Lego concentration camps. Contemporary art is supposed to be a realm of freedom where artists shock, break taboos, and switch between confronting viewers with works of great profundity and jaw-dropping triviality. But away from shock tactics in the gallery, there are many unanswered questions. What is contemporary about contemporary art? What effect do politics and big business have on art? And who really runs the art world?" "Previously published as Art Incorporated, this controversial and witty Very Short Introduction is an exploration of the global art scene that will change the way you see contemporary art."--BOOK JACKET.