You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
None
Ensikopedi Perjalanan Hidup Tokoh Tokoh Bali Dari Masa ke Masa Kisah hidup mereka yang terlibat dalam perjuangan kemerdekaan, tokoh politik, pejabat, konglomerat dan pengusaha di berbagai sektor yang turut andil dalam pembangunan Bali dari segala era hingg saat ini
Literary criticism on the works of Abdullah bin Muhammad al-Misri, a prominent Indonesian writer of classical Malay literature.
As an academic field in its own right, the topic of border studies is experiencing a revival in university geography courses as well as in wider political commentary. Until recently, border studies in contemporary Southeast Asia appeared as an afterthought at best to the politics of interstate rivalry and national consolidation. The maps set out all agreed postcolonial lines. Meanwhile, the physical demarcation of these boundaries lagged. Large slices of territory, on land and at sea, eluded definition or delineation. That comforting ambiguity has disappeared. Both evolving technologies and price levels enable rapid resource extraction in places, and in volumes, once scarcely imaginable. The...
This is the first study to examine in detail ritual objects known as 'Lamak', a fascinating and unique form of ephemeral material culture which is a prominent feature of Balinese creativity.
On marriage law in Bali Province, Indonesia.
Martial arts in Indonesia.
Buku ini membahas tentang kesejarahan perihal sejarah perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme di berbagai wilayah di negara kita. Perlawanan-perlawanan pada masa kerajaan-kerajaan di Bali menentang kolonialisme Belanda di dalam masyarakat di Bali memang lebih dikenal dengan istilah perang, di samping itu kita dapatkan juga istilah-istilah lain di dalam Babad, seperti uwug, rusak, rereg. Sebagai contoh: Uwug: Gaguritan uwug Payangan; rusak: Gaguritan rusak Buleleng; rereg: Rereg Gianyar. Ketiga istilah tersebut di samping mengandung arti perang, tetapi lebih menekankan pada pengertian kehancuran atau kekalahan (perang) dari suatu kerajaan. Kata perang itu sendiri di dalam bahasa Bali memang berarti perlawanan antara kerajaan atau negara yang satu dengan kerajaan atau negara lainnya.