You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Bagi masyarakat Jawa, Wali Sanga bukanlah nama yang asing. Ini merupakan kumpulan ulama yang sangat berjasa menyebarkan Islam di tanah Jawa. Untuk menghormati perjuangan mereka, banyak orang berbondong-bondong berziarah ke makam mereka. Siapa sajakah mereka? Bagaimana perjuangan mereka dalam menyebarkan agama Islam? Di manakah mereka dimakamkan? Bagaimanakah panduan menuju wisata religi mereka? Dan, apa saja amalan dan doa di lokasi wisata religi mereka? Buku inilah yang mengupas tuntas semua jawaban atas pertanyaan tersebut. Melalui buku ini pula, Anda dipandu dalam berziarah ke makam Wali Sanga, mulai dari Sunan Ampel yang terletak di Ampel, Surabaya; Sunan Maulana Malik Ibrahim di Gresik; hingga Sunan Gunung Jati di Cirebon. Di sini pula, Anda bisa mendapati tata cara ziarah kubur, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw. Hal ini bertujuan agar ziarah yang dilakukan tidak melenceng dari syariat Islam. Tak ketinggalan, buku ini juga dilengkapi dengan amalan-amalan ketika berziarah kubur, terutama ke makam Wali Sanga, serta berbagai doa yang memungkinkan ziarah lebih bermakna. Selamat membaca!
Di kalangan masyarakat umum, Wali Sanga dikenal sebagai orang-orang shalih yang menjadi perantara masuknya Islam ke Nusantara, khususnya di pulau Jawa. Di tangan para Wali Sanga inilah, Islam diterima dengan baik dan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Ada sembilan wali yang sangat terkenal di masyarakat hingga saat ini. Mereka adalah Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), Sunan Ampel (Raden Rahmat), Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim), Sunan Drajat (Raden Qosim), Sunan Giri (Raden Paku), Sunan Kalijaga (Raden Syahid), Sunan Kudus (Ja'far Shadiq), Sunan Muria (Raden Umar Said), dan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Selain terkenal dengan kealiman dan keshalihannya, para Wali Sa...
Sunan Gresik adalah orang Maroko. Istrinya orang Vietnam bernama Dewi Candrawulan. Anaknya dua orang, yaitu Raden Santri Ali (juga disebut Sunan Gresik) dan Raden Rahmat (Sunan Ampel). Sunan Gresik datang ke Indonesia pada zaman kejayaan Majapahit. Agama resmi kerajaan saat itu adalah Hindu dan Buddha. Dikatakan, Sunan Gresik datang ke Tanah Jawa untuk mengislamkan Raja Majapahit. Apa betul demikian? Wah, ini pasti seru dan menegangkan keadaannya. Tetapi untuk lebih jelasnya, marilah kita menyimak buku ini yang mengulas secara detail dan komplet tentang sejarah hidup dan perjuangan dakwah Sunan Gresik di Tanah Jawa. Mulai dari nasab dan keluarganya, pendidikannya, metode dan usahanya dalam berdakwah, ajaran-ajarannya, karamahnya yang melegenda, dan sebagainya. Dilengkapi pula dengan dzikir dan doa khusus ziarah di makam Sunan Gresik.
Sunan Gunung Jati lahir di Pasai. Ayahnya bernama Maulana Umdatuddin al-Hasyimi, seorang sultan Bani Ismail di Mesir dan Bani Israil di Palestina. Ibunya bernama Nyai Rara Santang binti Sri Baginda Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran. Pada 1527 M, Sunan Gunung jati merebut Sunda Kelapa dari kekuasaan Pajajaran. Ia juga ikut ambil bagian dalam perjalanan tentara Demak menyerang Pasuruan. Kemudian, ia pindah ke Cirebon. Ia wafat di sana sekitar tahun 1570, dan dimakamkan di Bukit Gunung Jati sehingga mendapat julukan Sunan Gunung Jati. Nah, buku yang ada di tangan Anda ini mengupas sejarah hidup dan perjuangan dakwah Sunan Gunung Jati di Tanah Jawa secara detail dan komplet. Mulai dari nasab dan keluarganya, pendidikannya, metode dan usahanya dalam berdakwah, ajaran-ajarannya, dan sebagainya. Dilengkapi pula dengan dzikir dan doa khusus ziarah di makam Sunan Gunung Jati.
Wahai Melayu, ini ialah sebuah riwayat yang mensyairkan keagungan yang tidak terganti walaupun seribu zaman. Dari Kedah Tua dan besi-besinya yang menjadi lagu perang, Srivijaya yang menakluk seluruh kepulauan menjadi satu bangsa dan Melaka yang kayanya tidak terbayang dek akal manusia. Hal ini ialah kitab yang merakamkan sebuah keagungan yang menyembah kaki Melayu. Adakah anda sudah lupa tentang bagaimana bangsa kita dipuja oleh penghuni dunia? Dari tempat bersemayam Izanagi, perlahan-lahan berita tentang kita merayap ke Sungai Kuning yang menyimpan seribu legenda raja agung dari kayangan dan juga ketika kita pernah dijulang di bumi Mahabharata yang menjadi latar sebuah cerita para dewa. Tet...
Mahmoud Darwish: Palestine’s Poet and the Other as the Beloved focuses on Palestinian national poet Mahmoud Darwish (1941–2008), whose poetry has helped to shape Palestinian identity and foster Palestinian culture through many decades of the Israeli-Palestinian conflict. Dalya Cohen-Mor explores the poet’s romantic relationship with “Rita,” an Israeli Jewish woman whom he had met in Haifa in his early twenties and to whom he had dedicated a series of love poems and prose passages, among them the iconic poem “Rita and the Gun.” Interwoven with biographical details and diverse documentary materials, this exploration reveals a fascinating facet in the poet’s personality, his self-definition, and his attitude toward the Israeli other. Comprising a close reading of Darwish’s love poems, coupled with many examples of novels and short stories from both Arabic and Hebrew fiction that deal with Arab-Jewish love stories, this book delves into the complexity of Arab-Jewish relations and shows how romance can blossom across ethno-religious lines and how politics all too often destroys it.
Monograph on ethics and economics in an Islamic perspective - describes ethical philosophy, value system, basic characteristics, institutional framework and objectives of an Islamic economic system, and Islamic viewpoints on economic doctrines, includes guidelines for economic policy and social policy, and contrasts with capitalism, and the welfare state. References.