You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku Riwayat & Karya: Sebuah Portofolio ini berisi riwayat hidup dan hasil karya dari Saudara Irwan P. Ratu Bangsawan, seorang penulis dari Banyuasin, Sumatera Selatan. Buku yang memuat hampir semua karya tulis dan karya-karya lainnya dari Saudara Irwan ini, secara komprehensif menggambarkan perkembangan corak dan pemikiran dari yang bersangkutan terhadap dunia politik, pendidikan, maupun seni dan budaya.
Kabupaten Banyuasin adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Selatan. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin yang terbentuk berdasarkan UU No. 6 Tahun 2002. Nama kabupaten ini berasal dari nama Sungai Banyuasin, yang melintasi wilayah kabupaten ini dan Kabupaten Musi Banyuasin. Perkataan banyuasin sendiri berasal dari istilah bahasa Jawa banyu (air) dan asin, merujuk pada kualitas air sungai tersebut yang masin rasanya, terutama ke arah pantai. Luas Kabupaten Banyuasin 11.875 km2 di mana terdapat beberapa suku yang menetap di kabupaten ini, antara lain Jawa, Madura, Bugis, Bali dan Penduduk asli Banyuasin (Melayu). Batas Wilayah Banyuasin mengelilingi 2/3 wilayah kota Palembang, sehingga Banyuasin dapat dikatakan sebagai wilayah penyangga ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa para khalifah pertama Islam yang dikenal sebagai khalifaur rasyidin selain dikenal pejuang agama yang gagah berani, juga merupakan tokoh-tokoh yang memiliki kecerdasan yang tinggi dan pengetahuan yang luas mengenai banyak hal. Hal tersebut tergambar dengan sangat jelas dalam butir-butir hikmah yang terdapat dalam buku ini. Penerbitan buku ini dapat menjadi langkah kecil kita untuk terus menghidupkan sirah para khalifah dalam kehidupan sehari-hari kita, sehingga kita dapat memetik hikmah dari perjalanan hidup dan perjuangan mereka yang gigih dan tak mengenal lelah tersebut.
Harus diakui bahwa sastra daerah, terutama sastra daerah Banyuasin, saat ini dalam kondisi yang memerlukan perhatian semua pihak. Kemajuan teknologi dan pesatnya kemajuan di semua lini kehidupan menyebabkan sastra daerah seperti kehilangan daya pikatnya. Tentu, hal tersebut tidak dapat dibiarkan. Kumpuan esai ini mencoba untuk menggugah kita semua untuk mencintai kembali sastra daerah dan menggiatkan kegiatan berkesusastraan daerah di lingkungan kita, terutama di sekolah-sekolah. Pada bagian akhir buku ini kami lampirkan beberapa contoh sastra daerah Banyuasin, seperti ande-ande panjang, syair, dan cerita rakyat yang ditulis dalam Bahasa Melayu dialek Banyuasin [***]
Sebagaimana kita ketahui bahwa peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud, keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai diri seseorang. Peribahasa mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat, tamsil. (Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Badudu-Zain (1994)). Pada umumnya, kelompok kata atau kalimat dalam peribahasa memiliki struktur susunan yang tetap, dan merupakan kiasan terhadap suatu maksud. Kalimat yang dipakai biasanya mengesankan dan memiliki arti yang luas. Di dalam suatu peribahasa terdapat unsur sistem budaya masyarakat yang berhubungan dengan nilai-nilai, pandangan hidup, norma dan suatu aturan dalam masyarakat. Di kebudayaan Melayu, peribahasa sering dipakai atau diucapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain sastra lisan ini merupakan salah satu sarana enkulturasi dalam proses penanaman nilai-nilai adat dari waktu ke waktu (Wikipedia) Kamus Peribahasa yang disusun oleh Saudara Irwan P. Ratu Bangsawan ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi kita semua untuk lebih sering lagi menggunakan peribahasa dalam kehidupan sehari-hari, Selamat membaca!
Buku “Eksplorasi Makna Simbolik Kuliner Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan" ini muncul dari keinginan untuk meresapi serta menggali lebih dalam nilai-nilai yang melekat pada hidangan tradisional, yang selama ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Banyuasin. Lebih dari sekadar buku kuliner biasa, eksplorasi makna simbolik dalam setiap hidangan menjadi fokus utama. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan dimensi baru kepada pembaca, mengajak pembaca menenggelamkan diri dalam makna filosofis dan kearifan yang terkandung dalam setiap sajian. Dengan demikian, buku ini tidak hanya menjadi panduan praktis tentang masakan tradisional Melayu Banyuasin tetapi juga menjadi jendela pengetahuan yang membuka wawasan tentang keberagaman dan kekayaan budaya daerah tersebut.
Awalnya penerbit berencana menerbitkan ulang semua buku puisi dan cerpen yang ditulis Sdr Irwan P. Ratu Bangsawan yang telah diterbitkan oleh Dewan Kesenian Banyuasin. Penerbitan ulang tersebut dalam rangka dokumentasi karya-karya para penulis/sastrawan Banyuasin. Adapun buku-buku tersebut adalah: antologi puisi Aku Ingin Berdusta Padamu (2010), antologi cerpen Wanita Muda di Rumah Rakit (2011), antologi puisi Telah Kucuri Rembulan Itu (2013), dan buku puisi panjang Bianglala (2013). Namun, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya penerbit menjadikan satu semua buku tersebut, kemudian ditambahkan dengan karya-karya Sdr. Irwan P. Ratu Bangsawan yang belum diterbitkan/dibukukan. Kami berharap, penerbitan buku ini akan semakin memperkaya khazanah perbukuan di Kabupaten Banyuasin. Aamiin... Selamat membaca!
Alhamdulillah, booklet Pedoman Penomoran Buku Menurut DDC (Dewey Decimal Classification/ Klasifikasi Desimal Dewey), ini akhirnya dapat kami terbitkan dalam bentuk e-book secara gratis. Ke depan, kami berharap penerbitan buku yang bersifat pengetahuan dasar pengelolaan perpustakaan seperti buku ini dapat terus berlanjut, sehingga dapat mempermudah para pengelola perpustakaan sekolah dan penggiat minat baca lainnya dalam meningkatkan minat baca siswa dan masyarakat secara umum.
Bahasa merupakan alat komunikasi esensial yang dimiliki oleh manusia. Tanpa bahasa maka dapat dipastikan bahwa manusia akan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan secara jelas apa yang ingin disampaikannya. Hal yang menarik dalam mempelajari bahasa adalah bahwa sebuah bahasa selalu berkembang seiring dengan kemajuan peradaban umat manusia. Salah satu unsur bahasa yang paling cepat mengalami perubahan adalah kosakata (vocabulary). Khusus di Indonesia, perkembangan kosakata ini bahkan menyentuh ke semua elemen sosial budaya yang ada, seperti kosakata para tukang dan kosakata profesi tertentu lainnya. Sehingga kita mengenal kosakata “gaul” atau kekinian. Pada era media sosial seperti saat ini kosakata juga berkembang lebih dahsyat lagi sehingga kita mengenal kata-kata seperti tercyduk, LOL, ASAP, dan sebagainya. Kami memandang penting untuk menerbitkan buku kamus ini sebab dapat menjadi salah satu referensi bagi kita semua dan juga bagi guru-guru Bahasa dan Sastra Indonesia dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah. Kami berharap para guru dapat terbantu dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerbitan buku kamus sederhana ini. Selamat membaca!