You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Banyak orang Kristen yang berhasil dalam melakukan penginjilan. Namun, tidak sedikit yang mengalami kegagalan. Meskipun sebagian besar penginjilan dilakukan secara langsung (direct evangelism), hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sepuluh persen dari anggota gereja yang bisa melakukannya dengan baik, yaitu duduk dekat dengan seseorang dan membagikan imannya. Sembilan puluh persen sisanya merasa sangat bersalah karena selalu gagal melakukannya. Kegagalan dalam penginjilan tidak seharusnya terjadi. Kegagalan itu sebenarnya bisa dihindari kalau saja kita tahu, mampu, dan mau mempraktikkan prapenginjilan. Ada sejumlah usaha yang harus terlebih dahulu kita investasikan melalui kegiatan prapenginjilan, sebelum kegiatan penginjilan itu sendiri dapat dilakukan. Misalnya, kita harus mengenali dan memahami persoalan-persoalan presuposional orang lain, dan menyingkirkan terlebih dahulu berbagai rintangan intelektual itu sebelum Injil dapat mereka terima. Buku ini bertujuan melengkapi dan mempersiapkan pembaca supaya mampu menolong orang lain mengambil langkah pertama dari serangkaian proses untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Buku ini memang berfokus pada kesalahan-kesalahan—kita perlu peka dan waspada terhadap berbagai peyimpangan, penyelewengan, dan penyalahgunaan ajaran Alkitab tentang kasih—tetapi kesalahan-kesalahan itu hanyalah fokus sementara, demi fokus yang sebenarnya, yaitu kebenaran.
Buku ditulis karena dua alasan: pertama, minimnya khotbah-khotbah doktrinal yang dapat dipertanggung-jawabkanisinya dewasa ini; kedua,banyaknya pengakuan dan keluhan tentangsulitnya mengkhotbahkan doktrin secara ekspositori.Tujuan buku ini, dengan demikian adalah untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Kristen akan khotbah-khotbah doktrinal khususnya doktrin Kristus (kristologi) yang disampaikan secara ekspositori.
Pengkhotbah adalah orang yang selalu diperhadapkan dengan berbagai ketegangan. Ketika berusaha memahami arti nas Alkitab, ia sedang berada di antara pentingnya menemukan makna deskriptif Kitab Suci dan keharusan untuk menemukan makna normatifnya; di antara perlunya mengakui subjektivitas kemanusiaannya yang berdosa dan keharusan untuk mengakui objektivitas firman Allah yang mutlak; di antara pentingnya memiliki semangat eksegesis dan perlunya memiliki semangat theologise Ketika berusaha untuk menyampaikan pesan nas, pengkhotbah juga berada dalam sejumlah ketegangan: ketegangan antara perlunya pemahaman akan teks yang harus menjadi pegangan hidup dan pentingnya pengenalan akan konteks di mana...
Ada perbedaan antara tidak mau membaca' dan 'tidak mampu membaca'. Yang pertama menunjuk pada soal kurangnya motivasi intrinsik untuk membaca, yang kedua menunjuk pada soal rendahnya kualitas membaca. Yang pertama adalah soal mentalitas, yang kedua adalah soal keterampilan. Memiliki kemauan membaca itu baik. Namun, tanpa kemampuan membaca, yakni pengetahuan tentang bagaimana cara membaca yang baik, hasilnya tentu juga tidak akan baik. Karena itu, tumbuhnya kemauan membaca (love for reading) haruslah diimbangi dengan berkembangnya kemampuan membaca (how to read). Selanjutnya, ada perbedaan besar antara membaca artikel surat kabar, email, rambu-rambu lalu lintas, atau iklan, dengan membaca buk...
Dalam buku ini mengupas akan tafsir Perjanjian Baru, yang dimulai dari kitab Ibrani sampai surat Yudas. Pada bagian ini biasanya dikenal sebagai surat-surat umum. Ada satu hal kesamaan dari keseluruhan kitab atau surat-surat ini, yaitu memperkenalkan akan Pribadi Yesus yang adalah Allah, yang berinkarnasi menjadi manusia. Sehubungan dengan kedua atribut ini (kemanusiaan dan ke-Allah-an Yesus) menjadi suatu perdebatan pada masa kitab atau surat ini ditulis. Ada tiga golongan yang dikenal pada masa itu, yang mencoba menyerang akan kedua atribut Pribadi Yesus, yaitu: Gnostikisme, Doketisme dan Cherintus. Ketiga golongan ini masuk dalam kategori sebagai bidat. Dan dari ketiganya itu, yang paling berpengaruh adalah Gnostikisme.Surat-surat umum ini meluruskan dan menegakkan pengajaran yang benar tentang Pribadi Yesus (Kristologi), di mana Allah yang pada mulanya adalah Firman (Logos) menjadi manusia (Yoh. 1:14) yang sempurna; disalibkan, mati dan dibangkitkan untuk menebus dosa manusia sebagai bukti kasih-Nya akan dunia ini (Yoh. 3:16).
Pendidikan mengalami perkembangan yang begitu pesat, baik pendidikan secara umum maupun pendidikan agama. Namun, perkembangan ini tidak disertai dengan pembangunan landasan filosofi yang kuat. Akibatnya, pendidikan menjadi kabur dan tujuan pendidikan tidak tercapai. Implikasi praktis ini juga menyebabkan ketidakjelasan arah pendidikan. Pemikiran yang bersifat fondasional banyak diabaikan oleh para pendidik sehingga terjadi kebingungan di kalangan peserta didik, bahkan para pendidik sendiri. Hal ini mengindikasikan pentingnya konstruksi "Filsafat Pendidikan". Filsafat pendidikan tidak boleh ditempatkan terpisah dari pendidikan dan peserta didik karena filsafat pendidikan bagian dari kehidupan...
Realita cinta yang diklaim bisa dirasa oleh manusia, sebenarnya menyuguhkan fakta bahwa Allah yang Tritunggal itu nyata. Bagaimana bisa? Buku ini memberikan jawaban sederhana berdasarkan pengalaman empiris setiap manusia akan cinta atas keragu-raguan orang Kristen itu sendiri yang menganggap bahwa ketritunggal berlawanan dengan akal budi manusia dan hanya bisa diterima dengan iman saja. Tetapi juga menjawab keberatan mereka yang mempertanyakan Alkitab sebagai sumber utama doktrin ketritunggalan - meski cukup aneh ketika orang yang sama memakai Alkitab sebagai alat serang. Khususnya kaum unitarian yang memakai Alkitab dengan menyatakan bahwa Tuhan itu tidak mungkin lebih dari satu. Buku ringkas ini menyajikan data ilmiah baik yang berasal dari dalam Alkitab, serta menyuguhkan bukti empiris yang berasal dari luar Alkitab. Namun tentu tidak menjabarkan banyak hal detail mengenainya. Di sisi lain keringkasan buku ini dapat menolong menjawab inti dari pertanyaan besar tentang ketritunggalan dengan lebih efektif untuk mereka yang belajar teologia secara mendalam maupun orang Kristen pada umumnya.