You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Ilmu an-naḥw merupakan salah satu disiplin ilmu–layaknya ilmu lain–yang pernah mengalami anomali karena berada pada puncak paradigma keilmuan sehingga–meminjam istilah Thomas Kuhn (w. 1996)–mengalami “krisis”. Indikasinya, naḥw yang dihasilkan adalah demi kepentingan bahasa itu sendiri yang terkadang jauh dari realitas bahasa yang digunakan masyarakat tutur Arab. Bahkan, dalam titik kulminasi, naḥw menjadi “momok” menakutkan bagi pembelajar bahasa Arab.3 Padahal tujuan awalnya adalah sebagai alat untuk mempermudah belajar bahasa Arab, khususnya Alquran. Ṡelain itu, disebabkan naḥw klasik, bahasa Arab menjadi kurang responsif terhadap perkembangan bahasa dan ilmu pengetahuan yang sangat dinamis baik ilmu bahasa itu sendiri maupun ilmu-ilmu lain. Buku ini akan menjawab pertanyaan: (1) Bagaimana epistemologi naḥw yang disusun Ṡyauqī Ḍaif (19102005) dan Tammām Ḥassān (1918-2011)? (2) Bagaimana kontribusi epistemologi keduanya dalam pendidikan bahasa Arab, khususnya konsep pengembangan sintaksis pedagogis bagi pembelajar Indonesia?
Buku ini dimulai dengan gagasan tentang pembuatan program bersama antara Akademi Pengajian Melayu Universiti Malaya dan Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret. Semoga jalinan kerja sama yang baik ini bisa terus ditingkatkan pada masa-masa yang akan datang sehingga kebebrmanfaatannya dapat dirasakan oleh semua pihak, khususnya bagi mereka yang peduli terhadap nilai-nilai budaya bangsa di tengah perkembangan teknologi yang sedemikian pesat.
Untuk menjadi negara yang maju tentu saja perlu dukungan dan partisipasi dari berbagai elemen. Elemen yang paling utama untuk mewujudkan suatu negara yang bersih, bagus, dan tertata (good and clean governance) tentu saja adalah adanya pendidikan yang baik (good education) yang kemudian melahirkan warga yang kritis, jujur, dan cerdas atau dengan kata lain tercipta suatu kondisi masyarakat yang memiliki kecerdasan kewargaan (civic intelligence). Keterlibatan warga dalam pembangunan suatu bangsa dan negara haruslah dibarengi dengan pemahaman yang luas, toleran, demokratis, dan kompetitif. Warga negara bukanlah objek suatu pemerintahan, akan tetapi subjek perubahan dari sebuah pemerintahan. Untu...
Hubungan perbedaan qira’at Alquran dengan makna ayat, dibagi menjadi dua, yaitu: perbedaan qira’at Alquran yang berpengaruh pada perubahan lafal tapi tidak pada makna ayat dan perbedaan qira’at Alquran yang berpengaruh pada perubahan lafal dan makna ayat sekaligus. Adanya perbedaan qira’at atau bacaan dalam Alquran disebabkan beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: perbedaan bacaan tersebut sudah ada sejak awal mula turunnya Alquran, adanya perbedaan bacaan dari nabi, dan faktor terakhir adalah disebabkan adanya lahjah atau dialek yang beraneka ragam di kalangan maasyarakat Islam ketika Alquran diturunkan. Perbedaan makna ayat yang dihasilkan oleh berbagai perbedaan qira’at mutawatir yang diyakini sebagai wahyu Allah Swt., berperan sangat penting untuk menjelaskan dan memperluas makna sesama ayat Alquran. Dilihat dari corak penafsiran Alquran, maka penulis lebih berpendapat bahwa penafsiran ayat Alquran dengan qira’at yang berbeda merupakan bagian dari tafsir bi alMa’thur, yaitu penafsiran ayat Alquran dengan ayat lainnya.
Radikalisme dan terorisme saat ini telah menjadi tantangan serius bagi generasi. Apalagi jaringan kelompok radikal dan terorisme sangat beragam. Tak banyak orang mengetahui dengan baik, terkait keragaman kelompok radikal yang tumbuh di Indonesia. Fatalnya sebagian masyarakat memahaminya sebagai hal biasa, karena seringkali menggunakan modus mengatas namakan agama, padahal apa yang dilakukan justru menodai nilai-nilai kesucian ajaran suatu agama. Anak usia sekolah merupakan usia rentan menjadi sasaran jaringan kelompok radikal. Usia mereka merupakan usia tumbuh kembang. Apalagi anak pada usia 15 – 17 tahun. Meski tak semuanya demikian, namun usia ini merupakan usia rentan terpapar mengalami...
Buku ini merupakan kumpulan dari isu-isu aktual yang terjadi dan masih menjadi perdebatan hangat dalam masyarakat dunia Islam hingga saat ini, mulai dari isu-isu sosial, agama, hingga politik, dengan disertai argumen-argumen dari para ahli dan ulama. Melalui buku ÒIslamuna; Fenomena Keberislaman KitaÓ, kita akan disuguhkan betapa luasnya khazanah pemikiran Islam dalam berbagai isu sosial-politik. Membaca buku ini, akan menjadikan kita lebih memahami tentang pentingnya menghargai perbedaan pendapat tanpa harus memaksakan kebenaran tunggal. Semoga dengan hadirnya buku ini, kita melihat semua perbedaan pemikiran yang terjadi di kalangan umat Islam dipahami sebagai kekayaan, bukan malah dijadikan sebagai alat untuk menghakimi sesamanya. Selamat membaca.
Islam merupakan agama samawi yang bukan sekedar berisikan ajaran keagamaan yang menjurus pada ritual persembahan serta menuntut penegakan syari‘at. Tetapi menurut fakta sejarah peradaban Islam telah lama mengalami perkembangan menjadi sebuah disiplin ilmu. Karena segala hal yang berhubungan dengan Islam ini sangat menarik untuk dijadikan objek studi, dunia Barat sejak lama menyimpan hasrat besar untuk memahami eksistensi, kecenderungan, gejolak dan arah agama besar yang sejak lama telah menunjukkan pesonanya ini melalui kajian-kajian serius yang dilakukan para Islamolog, orientalis dan belakangan Islamisis baik yang jujur maupun tendesius, yang agak obyektif atau subyektif, yang agak netra...
Buku ini merupakan hasil penelitian yang menggali relasi agama dan budaya lokal. Serat Wulangreh yang menjadi objek kajian dalam buku ini mencoba menggunakan Budaya Jawa untuk menginterpretasikan Agama Islam. Sehingga, dalam kajian ini akan banyak ditemukan bagaimana keduanya berdialog untuk menghasilkan sebuah ajaran yang membumi. Keduanya mengalami akulturasi baik menggunakan model Islamisasi Jawa ataupun Jawaisasi Islam. Hasilnya akan menarik bagi mahasiswa dan dosen Keislaman dan Kebudayaan maupun bagi masyarakat umum yang haus akan relasi Islam dan budaya Jawa yang keduanya hampir tak bisa dipisahkan.
Ada perbedaan mendasar antara filsafat Barat dan Islam. Filsafat Barat selalu berangkat dari keragu-raguan, sedangkan filsafat Islam selalu berangkat dari keyakinan. Islam meyakini bahwa Al-Qur’an dapat dijadikan sumber inspirasi bagi lahirnya beragam ilmu pengetahuan. Banyak sekali ditemukan ayat-ayat Al-Qur’an yang menginspirasi manusia untuk tidak berhenti berpikir dan memecahkan misteri kandungan ayat di dalamnya yang kemudian memunculkan lahirnya ilmu-ilmu budaya dan humaniora, ilmu-ilmu alam, terutama ilmu-ilmu agama. Lalu bagaimana caranya membedah ayat-ayat tersebut agar membentuk suatu pengetahuan yang sesuai dengan konteks zaman modern, dalam membangun paradigma unity of sciences, dan menjadi ciri yang berbeda dari filsafat Barat? Simak penjelasannya dalam buku yang ada di tangan Anda. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup
Islamic law is a system of law derived from the Qur'an and hadith, which subsequently evolved from legal philosophy. The result of legal thought is the production of legal documents based on the requirements of the community. In Indonesia, Islamic law grows and evolves in the form of four products of legal thought: fiqh, ulama fatwas, court rulings (jurisprudence), and laws. In Indonesia, the four products of legal thinking serve as rules for Muslims in national, state, and social life.