You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Novel ini mengisahkan tentang mimpi sebuah keluarga yang sangat sederhana yang ingin anaknya bisa mengubah hidupnya dengan mendapatkan pendidikan. Namun apa daya mereka hanya insan yang tak berdaya dan prasejahtera sehingga butuh usaha yang lebih gigih untuk mencapainya. Perjalanan hidupnya penuh liku-liku dan cobaan yang mengombang – ambingkan kehidupanya mengantarkannya menjadi manusia yang digdaya.
None
= RENJANA PELET KEMBANG KANTIL = "Aku tak mau menggenggam ragamu yang tak pernah mengerti arti mencintai dan beriman kepada Allah." Betapa sulit mengharapkan cinta seorang Candrawati, kembang desa yang cantik jelita, tekun beribadah, pandai, dan ramah. Namun, Rambuarta tak putus asa. Ilmu pelet dengan sekuntum kembang kantil digunakan untuk menjerat. Sang "Kembang Desa" pasrah dalam pelukan seorang play boy. Menikah lalu bercerai mengajarkan tentang hidup. Tak disadari indranya mampu melihat dunia gaib dan mampu berkomunikasi. Apa pun masalah yang datang, harus tetap tegar demi dia dan anaknya yang bernama Ayu Nidya. Ketika Rambuarta mengajak 'tuk kembali, akankah Candrawati menerimanya? Siapkah dia melawan ilmu pelet dan santet yang bertebaran di sekitar setelah tahu pelaku adalah ayah dari anaknya? Yuuk peluk buku ini, dapatkan manfaatnya dan harga murah selama tanggal PO. Salam hangat Penulis
Masa kecil Nara selalu diliputi oleh penderitaan dan caci makian. Nara yang terlahir tanpa ayah, selalu mendapat julukan anak jadah. Bahkan, dia dan ibunya pernah diusir oleh neneknya karena tidak tahan dengan gunjingan warga. Setelah tumbuh dewasa, Nara bertekad mencari tahu siapa ayah kandungnya. Bersama kekasihnya yang bernama Wira, dia memulai pencarian dengan berbekal buku dairi peninggalan sang ibu. Selama pencarian, Nara banyak sekali menemukan hambatan dan rintangan. Mampukah Nara menemukan siapa ayah kandungnya?
Kumpulan keresahan dan kecemasan yang nyata yang dirasakan oleh banyak kaum perempuan baik di dunia nyata atau di dunia maya. Kumpulan keburukan dan ketidakwarasan perempuan yang hak-haknya dibabat habis oleh sistem patriarki, tentang apa dan siapa perempuan serta kegunaan perempuan untuk hidup. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan yang sering kita temui di dunia nyata dijabarkan detail melalui tulisan di buku ini. Tentang hidupnya para perempuan yang selalu didefinisikan, diatur, dibentur, dipaksa, dipaksa, terpaksa, lalu biasa serta diobjektifikasi.
“Ini hanya sementara, Lin. Tidak lama.” Satya menatap lamat-lamat perempuan yang baru dinikahinya beberapa jam lalu itu. Mereka tengah duduk di bibir ranjang pengantin yang menguarkan aroma melati. “Aku minta waktu untuk berusaha membujuk Bunda .” Sekian detik Lintang terperenyak. Wanita itu tidak menyangka lelaki dengan tubuh tinggi tegap di hadapannya tega mengatakan hal paling menyakitkan. Bahkan, ketika akad belum lama terucap dari bibirnya. Gadis berusia jelang dua puluh tiga tahun itu menggigit-gigit bibir bawahnya, mencoba melerai rasa sesak yang tiba-tiba membekap dada. Buru-buru ia mengatur napas berusaha mengendalikan gelombang di hati yang hampir menyapu daratan. Harum bunga sedap malam yang berada di atas nakas justru menambah ngilu hati Lintang. Susah payah ia mendekor kamar pengantin ternyata berakhir pada sikap sedatar layar monitor yang dipertontonkan Satya. “Aku minta waktu bicara pada Bunda . Kita bisa berpisah kalau Bunda sudah bisa menerima kenyataan kita tidak saling mencintai.”
Pada 1942, tentara Jepang membantai keluarga Giok Soen Tang yang menolak mengibarkan bendera Jepang di kelenteng mereka. Namun, salah satu anaknya lolos dari maut setelah membaca mantra Qi-Sha yang mengundang siluman ular putih, Bai Suzhen. Para tentara itu tewas mengenaskan dengan sekujur tubuh hancur seperti dimakan rayap. *** Delapan puluh satu tahun kemudian, seorang pengusaha muda sukses ditemukan tewas mengenaskan di rumah mewahnya dengan tubuh hancur seperti dimakan rayap. Tidak ada petunjuk akan penyebab kematian dan siapa yang melakukan pembunuhan keji ini, kecuali secarik kertas tua berisi sebuah mantra dalam bahasa Mandarin. Suci Arkadewi tidak pernah menyangka kalau siaran breaki...
Lombok story in verse; includes transliterated text in Sasak.
“Bakal kusedot semua cahaya dari bintang-bintang yang kelewat dekat. Hati-hati, bisa aja kamu salah satunya.” Gimana rasanya satu kelompok belajar sama murid-murid berbeda kepribadian? Harusnya sih seru, tapi Wulan merasa kebalikannya. Dia bete mesti sekelompok sama Lintang —saudara kembarnya—yang lebih disayang sang ayah, Bagas si genius bermulut besar, Nindi yang galak dan dingin, juga Teguh si biang onar. Hubungan kelimanya makin kacau waktu sekolah mengadakan seleksi perwakilan olimpiade sains. Di tengah persiapan olimpiade, Wulan harus menghadapi sang ayah yang selalu meragukan dirinya, mantan pacar yang kerap menindas saudaranya, juga mantan gebetan yang terus mengganggu konsentrasinya. Akankah kehidupan SMA Wulan berjalan mulus? Atau dia gagal membuktikan kemampuannya?