You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Istilah living hadis merupakan sebuah terminologi baru dalam ranah kajian hadis di Indonesia. Kajian yang ada atas hadis cenderung hanya terkait erat dengan ilmu hadis, kajian kitab-kitab hadis dan pemaknaannya saja. Ragam penelitian dalam konteks tersebut sering kali tidak menghasilkan data baru. Hal ini dikarenakan kajian-kajian yang ada berbasis teks dan belum mengintegrasikan dengan keilmuan lain seperti ilmu sosial kemasyarakatan dan ilmu-ilmulainnya. Semangat di atas sebenarnya sesuai dengan adagium Islam sebagai agama yang ṣāliḥun likulli zamān wa makān. Artinya Islam dapat diterima di mana pun dan kapan pun. Upaya di atas dengan memahami sumber ajaran Islam hadis dengan beragam keilmuan kekinian menjadikan ajaran Islam itu sendiri semakin hidup dimasyarakat. Buku ini merupakan hasil kajian atas fenomena penelitian yang berada dalam kultur masyarakat dalam hal ini pesantren, yang kemudian dintegrasikan sebagai lanskap hadis yang hidup di tengah budaya dan masyarakat.
Maen pukulan sebagai bela diri tradisional di daerah Jakarta dan sekitarnya memiliki keterkaitan dengan berbagai tradisi lisan Betawi lainnya, seperti palang pintu, lenong, dan cerita rakyat. Dalam sebuah perguruan maen pukulan juga terdapat berbagai tuturan dan kisah mengenai guru dan murid, ritual, kisah jurus, serta cerita seputaran silat. Semua itu hadir dalam keseharian orang Betawi dan tersimpan dalam memori kolektif mereka. Beksi Tradisional H. Hasbullah merupakan satu aliran bela diri khas Betawi yang menyimpan memori kolektif pada guru, murid, dan masyarakat Jakarta. Melalui proses latihan, pewarisan, pengelolaan, dan pertunjukan perguruan ini terlihat adanya rekaman tradisi Betawi ...
None
Buku yang saya tulis ini, hanya semata-mata untuk mengharap ridho Allah Swt, selain itu dalam buku ini berisi sekelumit cerita nyata saya, selama hidup di perantauan. Dengan adanya buku ini semoga bisa menginspirasi para anak perantauan maupun bukan anak perantaun, membuat semangat hidup di perantauan, banyak meraih pengalaman hidup, dan harus bangga menjadi anak perantaun karena bisa membuat hidup kita percaya diri, serta mandiri.
None
Despite its overwhelmingly Muslim majority, Indonesia has always been seen as exceptional for its diversity and pluralism. In recent years, however, there has been a rise in "majoritarianism", with resurgent Islamist groups pushing hard to impose conservative values on public life – in many cases with considerable success. This has sparked growing fears for the future of basic human rights, and, in particular, the rights of women and sexual and ethnic minority groups. There have, in fact, been more prosecutions of unorthodox religious groups since the fall of Soeharto in 1998 than there were under the three decades of his authoritarian rule. Some Indonesians even feel that the pluralism th...
None