You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
In 1996, poet and activist Wiji Thukul bid his wife goodbye and disappeared for good. Prior to Suharto’s step-down in 1998, arrests, abductions, detention and torture of activists increased. But while some were later freed, others like Thukul never came back. With so many victims still missing and no one held accountable for the atrocities, this special edition reminds us that the culture of impunity is alive and well. The case of Wiji Thukul illustrates just how far we still have to go to reach the ideal of a true democracy.
Sebuah novel yang didasari fakta sejarah, berlatar belakang peristiwa tragis G30S 1965. Novel yang banyak dijadikan kajian skripsi ini berkisah tentang bekas prajurit Angkatan Udara yang menggelandang sebagai pemulung. Kardjono--yang pernah 10 tahun ditahan karena dituduh menjadi simpatisan Partai Komunis Indonesia--mencari istri dan anaknya. Sebuah novel yang didasari fakta sejarah, berlatar belakang peristiwa tragis G30S 1965. Novel yang banyak dijadikan kajian skripsi ini berkisah tentang bekas prajurit Angkatan Udara yang menggelandang sebagai pemulung jalanan. Kardjono--yang pernah 10 tahun ditahan karena dituduh simpatisan Partai Komunis Indonesia--mencari istri dan anaknya. Di Yogyakarta, ia bertemu Mirah, aktivis mahasiswa penganut ajaran marxisme-leninisme. Apakah Mirah anaknya, yang ketika Djon ditangkap ia masih berumur tiga tahun? Bagaimana dengan Lastri, istrinya, yang mengira sang suami sudah dieksekusi.
Novel berlatar kehidupan suku Dayak Meratus di pedalaman Kalimantan: kearifan lokal; cinta; pertarungan antara dorongan birahi dan sanksi adat; dan ambisi yang mendorong pengkhianatan. Novel sarat dengan warna lokal, mirip laporan penelitian antropologis, dengan pengamatan etnografi. Pelukisan antropologis dalam novel ini mudah dicerna, dengan teknik bercerita yang cermat.
In the discourse of Indonesian literature history, the relationship between literature and politics is pressing issue, a situation that cannot be easily to overcome. A long time ago, during the Dutch colonial government, there was a rule that literature should not discuss ideology, religion, and politics. This colonial policy lasts and never changes even though Indonesia was already get its independence. Thats why Indonesian literary society and writers have a strong believe that literature must not be involved in politics and it must not have any moral and political goals. Literature cannot be related to real-life directly because literature is only a fictional work. The historical aspects ...
Truth and nationalism the sarekat Islam organization was the launching pad for Agus Salim’s political activities. He mobilized thousands of its members in the struggle against the dutch colonial government, while keeping a wary eye on another political for the rising communists.
DURING his 32 years in power Suharto had plenty of opportunities to do good and bad—which he did, alternately. However, there was a process which seemed to go on forever under his administration, the length of which could only be outdone by Cuba’s Fidel Castro. This process was centralization, and even personalization, with figurehead Suharto as the nucleus of the entire nation.
Wahid Hasyim turned Pesantren Tebuireng into a more modern and open Islamic boarding school. He included science, opened a library and supplied it with various kinds of literature in Malay, English and Dutch. His idea was meant not only for educational promotion but also for democratization in the country.
Novel tentang jual beli perempuan. Karena kemiskinan, Tini, sang tokoh perempuan, dijual oleh suaminya untuk dijadikan penjaja cinta. Setelah lima tahun digadaikan ke seorang germo, suami tak bisa menebus, lalu terjadilah pembunuhan. Tini lalu diselamatkan oleh lelaki pelanggannya. Lantas kenapa Simbok gantung diri setelah melihat pulung gantung?
Novel berkisah tentang pergulatan batin seorang anak yang lahir dan tumbuh di kampung pelacuran. Ia saksi dan korban kebiadaban, yang menorehkan trauma. Setiap hari ia dipertontonkan kemesuman, diejek teman-teman sekolah: “Ibumu lonte ….” Memergoki ibunya sedang berzina, ia minggat. Setelah dewasa ia pulang, dan mencintai pelacur. Segalanya berakhir pada sebuah pertarungan demi pertarungan.