You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Mengutip puisi Wiji Thukul, “Bunga dan Tembok”, bunga adalah metafora yang menjelma persoalan kemanusiaan di sekeliling kita: warga yang terampas haknya. Sementara kini, lingkar kekuasaan yang abai terhadap kondisi rakyat kian pongah menampakkan diri sebagai tembok tebal. Dan buku ini menyemai cerita dengan harapan yang sama: tembok itu harus hancur.
Buku ini ditulis enam widyaiswara dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berisi ragam pemikiran tentang politik, budaya, sosial, pendidikan, ekonomi, kontemplasi, dan pengalaman pribadi. Dirangkai dengan gaya yang amat khas oleh masing-masing penulis, buku ini memotret betapa indahnya kemajemukan pemikiran bila dapat dihimpun dalam satu kesatuan. Narasi yang tertuang di dalamnya menggambarkan cara pandang yang beragam tetapi sama dalam hal orientasi cita-cita dan masa depan yang lebih baik. Di buku ini, pembaca diajak untuk belajar sambil berbuat (learning by doing) dan belajar melalui interaksi pemikiran (learning by thinking). Interaksi ya...
Buku ini merupakan pedoman yang tepat dan praktis bagi pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan yang terlibat dalam kegiatan supervisi akademik. Supervisi akademik sangat penting dilakukan sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Guru produktif membutuhkan supervisi akademik guna meningkatkan kemampuan mengajarnya, yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Model supervisi akademik berbasis kolaborasi (Serasi) bertujuan untuk memberikan layanan dan bantuan sesuai prinsip-prinsip supervisi.
Buku ini berisi kisah perjalanan seorang guru dalam mengajar murid-muridnya. Berbalut persahabatan, ketegangan, dan kekonyolan. Mengingatkan kita bahwa pasangan kesedihan adalah kegembiraan, dan sebaliknya. Bila tertarik dengan filsafat, pendidikan, special need children (autisme/ADHD/disleksia), traveling, dan mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan, kamu harus membaca buku ini. Kalaupun tidak tertarik, tak ada ruginya membaca. Ingat, iqra!
Orisinalitas karya puisi Yin Ude dipengaruhi oleh kuatnya penghayatan pada dinamika kehidupan di desa atau kampung yang kaya dengan sistem nilai dan kearifan, serta dari situlah kesejatian cinta dia temukan. Pilihan kata dan simbol-simbol yang dimainkan cukup jelas sebagai perpaduan Timur Kemelayuan dengan khas kekinian yang suka akan perubahan dan kebaruan. Karena itu, nuansa puisi yang ditulis meski berisikan kritik sosial, tetap tidak melupakan alam, cinta, dan ketuhanan.
Lawas pamuji adalah khazanah ilmu pengetahuan lokal yang di dalamnya mengandung berbagai pustaka kebaikan dan kebajikan yang tetap aktual sampai sekarang. — Dr. Tantan Hermansah. Ketua Program Studi Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Sastra yang terwujudkan dalam bentuk bahasa menjadi pangkal dari setiap karya seni yang ada ... Lawas pamuji seperti diulas di dalam buku ini adalah karya seni sastra yang memiliki arti mendalam. — Dr. KH. L. Zulkifli Muhadli, SH, MM. Pariwa Adat Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) Kemutar Telu Terbitnya buku Lawas Pamuji: Mutiara Dakwah dan Komunikasi dalam Tradisi Lisan Sumbawa merupakan suatu langkah baik dalam rangka memperkuat identitas lokal masyarakat suku Sumbawa. — Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM. Bupati Sumbawa Barat
Di buku ini, dua penyair dari dua zaman bertemu / mereka bertukar kata / menyembunyikan bayang-bayang dalam saku / menggenggam butir air mata / Ia tertunduk malu di hadapan Maha Kasih / Ia membaca bening pesan dari Tuhan.
“Berhari-hari, para pangeran beserta hulubalangnya menunggu. Malam berubah pagi. Pagi pun sirna menjadi malam kembali. Hingga gerimis turun. Dan, putri berubah menjadi cacing ...” (Kisah Sebuah Pantai) Buku ini berisi 12 cerita pendek dan 13 puisi karya Riyanto Rabbah—wartawan yang juga sastrawan. Ada yang ditulis pada kurun 1990-an, ada pula tahun 2000-an. Beberapa pernah terbit di media massa, beberapa tersimpan rapi dalam laci waktu. Secara kontemplatif, penulis mengajak kita untuk menyelami nilai dan makna kehidupan yang terekam lewat berbagai peristiwa dan tradisi. Di tanah yang (mungkin) tidak bertuan ini.
Sejak kecil, aku merasa begitu tertarik dan penasaran dengan sesuatu di lautan dan seberangnya. Seperti apa kehidupan di sana? Samakah dengan kehidupan kita di sisi sini? Setelah dewasa, ketertarikan itu tak kunjung sirna. Terus menyapa pada banyak kesempatan. Meski sempat menapaki gerbang berbeda, pada akhirnya aku ke laut juga. Dari sana cerita bermula. Dari bekerja di hotel di Dubai sampai kapal pesiar yang mengarungi perairan Amerika Serikat, Meksiko, Karibia, juga Kanada dan Alaska. Dan inilah semacam catatan perjalananku.