You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
The growing interest in the history of Indonesia has made it desirable to have an English summary of the principal works of the Dutch historian Dr H. J. de Graaf, who in several books and articles published between 1935 and 1973 has given a description of the development of the Javanese kingdom of Mataram, based both on European and in digenous material. His works form a substantial contribution to the study of the national history of Indonesia. The Summary contains references to the paragraphs of the Dutch books and articles. This makes it easy for those readers who have a know ledge of Dutch to consult the original texts. The List of Sources for the study of Javanese history from 1500 to 1700 is composed of the lists in the summarized books and articles, and the Index of Names refers not only to the present Summary but also to the eight original texts. Many names of persons and localities in the Index have been provided with short explanatory notes and references to other lemmata as a quick way to give some provisional information on Javanese history.
Contributions examine the idea of the literary canon in Southeast Asia as a list of famous authors and works which have stood the test of time and reflect a country's cultural unity.
The literary canon is one of the most lively areas of debate in contemporary literary studies. This set of essays is both timely and original in its focus on the canon in South-East Asian literatures, covering Burma, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Philippines, Thailand and Vietnam. They vary in focus, from the broad panoramic survey of trends in a national literature to very specific discussions of the role of individuals in shaping a canon or the place of a particular text within a tradition, and from contemporary to traditional literature. They include discussions of the development of prose fiction, censorship and artistic freedom, the role of westerners in codifying indigenous literatures, the writing of literary history, the development of literary criticism and indigenous aesthetics.
None
In its 114th year, Billboard remains the world's premier weekly music publication and a diverse digital, events, brand, content and data licensing platform. Billboard publishes the most trusted charts and offers unrivaled reporting about the latest music, video, gaming, media, digital and mobile entertainment issues and trends.
This is a detailed, narrative–based history of Classical Malay Literature. It covers a wide range of Malay texts, including folk literature; the influence of the Indian epics and shadow theatre; Panji tales; the transition from Hindu to Muslim literary models; Muslim literature; framed tales; theological literature; historical literature; legal codes; and the dominant forms of poetry, the pantun and syair. The author describes the background to each of these particular literary periods. He engages in depth with specific texts, their various manuscripts, and their contents. In so doing, he draws attention to the historical complexity of tradisional Malay society, its worldviews, and its place within the wider framework of human experience. Dr. Liaw’s History of Classical Malay Literature will be of benefit to beginning students of Malay Literature and to established scholars alike. It can also be read with benefit by those with a wider interest in Comparative Literature and in Southeast Asian culture in general.
Perjalanan Provinsi Banten di usianya yang ke 22 Tahun, merupakan momentum yang sangat strategis untuk dilakukan pembacaan dan pengkajian secara komperhenship, terkait kemajuan dan tantangan apa yang akan dihadapi oleh Provinsi Banten kedepan. Kita sepakat bahwa persoalan Provinsi Banten tidak dapat dilihat melalui kacamata kuda, tetapi kita harus lakukan pembacaannya secara menyeluruh dari semua aspek dan kondisi yang melingkupinya. Sebagaimana kita ketahui bahwa Banten adalah bagian dari wilayah Indonesia yang berada di Ujung Pulau Jawa, sudah dikenal secara meluas sampai manca Negara sejak abad ke-14 (1330 M). Pada abad 16-17, dibawah kekuasaan Sultan Maulana Hasanudin dan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten menjadi salah satu kota perdagangan rempah-rempah di kawasan Asia Tenggara dan dikenal sebagai pusat kerajaan Islam serta pusat perdagangan nusantara. Pada masa itu Banten menjadi tempat tempat persinggahan para pedagang dari berbagai belahan dunia, sekaligus menjadi pusat pertukaran dan persentuhan kebudayaan.
Kumpulan Cerpen Dari Lomba Menulis Cerpen “100 Kisah Di Bangku Kuliah” Menjadi mahasiswa tidak pernah mudah. Fase perlalihan menuju kedewasaan selalu memiliki berjuta rintangan. Euforia kebahagiaan, perjuangan menuju impian, jatuh dalam kepedihan, patah hati, rusaknya persahabatan, penemuan jati diri, dan berbagai kejadian yang tak henti-hentinya datang. Buku ini mengungkapkan sejuta perasaan para mahasiswa dalam menghadapi dunia baru. Perjalanan menuju bintang yang dipenuhi lika-liku penuh cerita, derita, dan cinta. Kuliah tak sekadar datang di kelas dan mengerjakan tugas. Kuliah adalah perang melawan keegoisan, menjalin persahabatan, dan menumbuhkan impian. Dan dari buku ini, rahasia para mahasiswa diungkapkan.
Cinta ditolak, dukun bertindak' Kalimat setengah olok-olok setengah serius ini tak berlebihan. Kita akrab dengan istilah pelet sebagai obat mujarab bagi jalan pintas asmara. Kita mengenal pula santet sebagai istilah yang kerap memerindingkan bulu roma. Selama ini santet cenderung dipahami sebagai perbuatan jahat yang dilakukan oleh seseorang dengan bantuan tenaga gaib yang menyebabkan orang lain celaka. Akan tetapi, Makna santet dalam buku ini bertolak belakang dengan yang selama ini kita ketahui. Ilmu santet dalam pengertian masyarakat Using Banyuwangi merupakan ilmu gaib yang digunakan untuk merukunkan orang, menyembuhkan, atau menjodohkan pengertian ini bersifat positif yaitu merupakan ilmu pengasihan, baik dalam arti luas maupun dalam arti sempit.
None