You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
None
None
None
Among emotions, surprise has been extensively studied in psychology. In linguistics, surprise, like other emotions, has mainly been studied through the syntactic patterns involving surprise lexemes. However, little has been done so far to correlate the reaction of surprise investigated in psychological approaches and the effects of surprise on language. This cross-disciplinary volume aims to bridge the gap between emotion, cognition and language by bringing together nine contributions on surprise from different backgrounds – psychology, human-agent interaction, linguistics. Using different methods at different levels of analysis, all contributors concur in defining surprise as a cognitive operation and as a component of emotion rather than as a pure emotion. Surprise results from expectations not being met and is therefore related to epistemicity. Linguistically, there does not exist an unequivocal marker of surprise. Surprise may be either described by surprise lexemes, which are often associated with figurative language, or it may be expressed by grammatical and syntactic constructions. Originally published as a special issue of Review of Cognitive Linguistics 13:2 (2015)
Dakwah adalah menyampaikan atau mengajak orang lain menuju kebaikan. Banyak orang yang menganggap kegiatan dakwah adalah hal hanya membuang-buang waktu, tenaga dan harta. Tetapi bagi saya pribadi, dakwah tidak seperti itu. Seseorang tidak akan bisa bercerita tentang dakwah jika orang tersebut tidak pernah terlibat di dalamnya. Berdakwah adalah kewajiban bagi setiap manusia, menyampaikan satu kebajikan kepada orang lain termasuk dakwah meskipun hanya menyampaikan “buang sampahlah pada tempatnya”. Dakwah tidak hanya dijalankan oleh ustaz yang berjenggot dengan celana cingkrangnya dan muslimah bercadar dan jilbab panjangnya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (Terjemahan QS. Ali Imron: 3: 110).
Annisa Faiha seorang gadis yang tegas dan berani. Dia mengambil alih tanggungjawab sebagai ketua keluarga kepada emak dan tiga orang adik perempuannya. Mereka mengharungi pelbagai dugaan. Keluarganya sering dianiaya oleh si pengamal ilmu hitam. Akibat kemurungan yang melampau atas kehilangan emak dan adik bongsunya, Annisa Faiha tidak menyedari jiwanya yang tertekan dan kosong itu memberi peluang kepada makhluk lain mengawal dirinya. Sehinggakan dia alpa kehambaannya kepada TUHAN Yang Esa! Lantaran jiwanya telah ditakluki, Annisa Faiha semakin lupa diri dan riak setelah menyedari dirinya dikurniakan kelebihan dibukakan HIJAB pancaindera. Kelebihan yang diperolehinya itu telah disalahgunakan dengan membalas dendam kepada orang yang bertanggungjawab menyebabkan emak dan adik bongsunya terkorban. Setelah dendamnya terbalas, Annisa Faiha pula diculik ke dalam dunia ghaib dan diminta tinggal di situ buat selama-lamanya. Betahkah Annisa Faiha tinggal di situ? Apa kaitan Annisa Faiha dengan makhluk dunia ghaib itu? Berjayakah Annisa Faiha keluar dari dunia ghaib itu? Segala persoalan ada di dalam HIJAB!
Biografi Prof. Maidir Harun, dosen dan ke-12 dari Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol (IAIN IB), Padang, Sumatra Barat untuk periode 2001-2006.
Biographical festschrift in honor of Anwar Arifin, politician & scholar from Sulawesi Selatan.