You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
This is a comprehensive historical study of the Islamic mystical brotherhoods of the northern Sudan. Based on new or previously inaccessible oral and written sources, it traces the change from lineage-based holy clans to centralized supra-tribal brotherhoods in the 19th century. It links this evolution to both external influences from Egypt and Arabia and changes in northern Sudanese society brought about by Egyptian colonial rule. The analysis of this fundamental shift in the nature of religious organization is seen as a major contributory factor in the Mahdist Revolutiuon of 1882-5. The last two chapters present an account of the structure and rituals of the brotherhoods based on their own writings.
In Sufi Women of South Asia. Veiled Friends of God, Tahera Aftab, drawing upon various sources, offers the first unique and comprehensive account of South Asian Sufi women, from the eleventh to the twentieth century.
None
This book sheds light on the final process of slavery in Morocco, unraveling the contemporary roots of servility and stereotypes about blackness in the Arab world. Unlike other generalist analyses, this research focuses on the practice of servitude through a case study in the city of Tetouan. Until well into the twentieth century, bought women arrived in the city to join the domestic labor market, also becoming signs of social distinction. This historical ethnography is paradigmatic in reconstructing the relations between masters and domestics of slave origin, putting names and faces to subaltern people to rescue them from oblivion.
This book is an in-depth account of people’s cultural and religious life in the Jammu region of Jammu and Kashmir, India. It brings out the significance of Sufi and deity shrines as alternative places of worship that give meaning and purpose to people’s lives. It includes sites and practices commonly associated with Islam/Sufism and Hinduism as spaces of shared culture. Most of the existing literature of Jammu and Kashmir is on Kashmir focusing mostly on topics such as politics, state, identity, conflict or violence. This book proposes to go beyond these works by delimiting the focus and area of the study to culture, society and religion. It explores the sites of religious pluralism and tolerance in the violence-ridden territory of Jammu and Kashmir. The chapters are mainly based on ethnographic data collected through qualitative methods like observation – participant and non-participant, case studies, in-depth interviews and oral history. The book is of interest to researchers, both faculty and graduate students, in the areas of sociology of religion, social anthropology, religious studies, cultural studies, Sufism, shrines and deity worship in South Asia.
Sesungguhnya, semua manusia memiliki dua sisi. Jiwa kita merindukan Tuhan, tetapi kepribadian kita mendambakan kesenangan dunia. Kita semua memang menerima tanggung jawab keduniawian, tetapi kita sekaligus menginginkan sesuatu yang lebih. Kedua hal tersebut seolah-olah terpisah dan harus dipilih salah satunya. Padahal, kita semua memiliki kemampuan untuk hidup di dunia sambil senantiasa mengingat Tuhan. Kita dapat menggunakan semua pengalaman untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Namun, kenyataannya, kita terus berpaling dari undangan Tuhan untuk mendekat kepada-Nya. Sufi Talks karya Robert Frager ini adalah salah satu undangan Tuhan. Obrolan antara mursyid dan murid mengenai jalan batin, yang berisi nasihat dan diselingi dengan kisah ringan ini, bisa membuka hati kita untuk mendekat kepada-Nya.
“Cinta sufi ialah cinta yang bebas dari hasrat menang jika musuhnya kalah, hasrat kaya di atas kemiskinan, hasrat surgawi di atas takdir negara bagi kafir. Rumi berkata, ‘Karena bangga diri dan buta hati ialah iblis….” — Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga. “Seperti biasa, kisah-kisah sufi tidak bisa dicerna begitu saja. Kita harus merenung agak dalam. Dalam perjalanan seorang sufi dalam rangka mendekati Allah Swt. tidak ada penghalang yang paling besar menutupi jalan menuju Tuhan, selain hawa nafsu.” —Jalaluddin Rakhmat, cendekiawan muslim Indonesia. * Membahas kehidupan para sufi memang tidak akan ada habisnya. Perjalanan hidup yang nyentrik, ajaran yang unik, dan kontroversi mereka selalu mendapat sorotan, bahkan oleh orang non-muslim sekalipun. Namun sayangnya, informasi-informasi yang ada seputar para sufi itu tidak semuanya akurat dan lengkap. Oleh karena itu, buku ini hadir menyajikan informasi-informasi lengkap mengenai biografi dan ajaran para sufi ternama dengan rujukan yang dapat dipercaya. Ajaran-ajaran para sufi tersebut juga dikupas dengan gamblang. Selamat membaca!
Tidak sedikit guru yang menerapkan metode pengajaran yang kurang tepat kepada peserta didiknya. Tidak jarang pula guru yang mengatur dan membatasi ruang gerak peserta didik. Bahkan, ada juga guru yang keras kepada peserta didik sehingga suasana kelas pun selalu tegang. Padahal, faktanya transfer ilmu tak akan terjadi secara maksimal bila pikiran tidak tenang dan nyaman. Oleh karena itu, buku ini hadir dengan menawarkan metode pengajaran yang efektif dan menyenangkan. Yakni dengan melibatkan humor dan hal-hal yang menyenangkan lainnya. Berbagai kiat untuk menjadi guru humoris pun diulas dengan gamblang. Pada pungkasan, terdapat beberapa kisah sufi yang dapat dijadikan refleksi dalam pembelajaran.
None
A West African Sufi and religious reformer (c.1794-1864), struggled to reconcile the temporal achievements of his jihad with his mystical calling. The fame of Shaykh Omar rested on his reputation as a worker of miracles, and the success of jihad in his path to Allah.