You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
For the twenty three years prior to its banning on June 21 1994, Tempo magazine was Indonesia's most important news weekly, and its editor in chief one of Indonesias's leading poets and intellectuals. This book tells the story of the paper, its staff and many supporters, and of its relations with political movements.
This pioneering study of the Indonesian presidency significantly redefines our understanding of Indonesian politics from independence to the present. Angus McIntyre blends political biography with constitutional history to locate Indonesian leaders within both Indonesian cultural frameworks and the global biographical literature on political leaders.The Indonesian Presidency shows how Indonesia's 1945 constitution provided first for the personal rule of presidents Sukarno and Soeharto and then facilitated the shift towards constitutional rule that marked the presidencies of B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, and Megawati Sukarnoputri. This important study elevates the personalities of Sukarno ...
Majalah POP memuat tulisan berjudul Teka-Teki Sekitar Garis Keturunan Soeharto. Yang dinilai merugikan Soeharto sebagai pribadi dan seluruh keluarga. Diadakan konperensi pers tentang silsilah itu.
NY. HARTINI SUKARNO, ISTRI PRESIDEN SUKARNO MENGATAKAN RATNA SARI DEWI MEMANG PEREMPUAN YANG PINTAR & DAPAT MENGHASILKAN BANYAK UANG. HARTINI MENGAKUI, SUKARNO ADALAH LELAKI TERAKHIR UNTUK HIDUPNYA.
History of press in Indonesia, 1907-2007; collection of articles.
IGGI, Lembaga Bantuan Asing yang Merenggakan Hubungan Diplomatik Dengan Belanda
Wijoyo Nitisastro Ketua Bappenas cemas terhadap bahaya ledakan penduduk dan kurangnya penerangan pembangunan. Untuk kontrol diusahakan dengan pencegahan penyelewengan agar asosial ekonomi tidak timpang.
PERSIS seminggu yang silam, ratusan surat panggilan melayang. mengirim: bagian konsuler Keduaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta. Yang dituju: alamat para repatrian Maluku Selatan dari Belanda yang tiba di ini tahun-tahun 1968 s/d 1969, tapi hingga kini belum sampai ke Ambon. Kebanyakan masih tersangkut di Jakarta dan Surabaya, bekerja apa saja.
Iwan Tirta - Mestro Batik