You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
"Gender, age, class, ethnicity, religion, and political ideologies all matter in peacebuilding. Adopting a feminist approach, the 13th volume of International Development Policy analyses such intersecting differences in local contexts to develop a better understanding of how intersectionally gendered dynamics shape and are shaped by peacebuilding. In this volume, findings are presented from a six-year collaborative research project that, involving scholars from Indonesia, Nigeria, and Switzerland, investigated peacebuilding initiatives in Indonesia and Nigeria. The authors identify a number of logics that highlight how gender is deployed strategically or asserts itself inadvertently through gender stereotypes, gendered divisions of labour, or identity constructions. Contributors include: Mimidoo Achakpa, Ceren Bulduk, Rahel Kunz, Henri Myrttinen, Joy Onyesoh, Elisabeth Prügl, Arifah Rahmawati, Christelle Rigual and Wening Udasmoro"--
The frontiers of extraction are expanding rapidly, driven by a growing demand for minerals and metals that is often motivated by sustainability considerations. Two volumes of International Development Policy are dedicated to the paradoxes and futures of green extractivism, with analyses of experiences from five continents. In this, the first of these two volumes, 16 authors offer a critical and nuanced understanding of the social, cultural and political dimensions of extraction. The experiences of communities, indigenous peoples and workers in extractive contexts are deeply shaped by narratives, imaginaries and the complexity of social contexts. These dimensions are crucial to making extraction possible and to sustaining its expansion, but also to identifying possibilities for resistance, and to paving the way for alternative, post-extractive economies. This volume is accompanied by IDP 16, The Afterlives of Extraction: Alternatives and Sustainable Futures.
Penelitian dalam dunia akademik dengan menggunakan perspektif feminisme telah mengalami perjalanan yang panjang, terutama di berbagai program studi di universitas-universitas di Indonesia. Meskipun gerakan feminisme di Indonesia mulai berkembang pesat sejak pertengahan tahun 1980-an dengan lahirnya organisasi-organisasi perempuan yang memperjuangkan kesamaan kesempatan antara laki-laki dan perempuan, dalam konteks akademik tulisan-tulisan juga muncul pada masa itu seiring dengan hadirnya para feminis yang juga merupakan akademisi. Buku ini mencoba menjelaskan dari sisi teoretis dan dalam praktik penelitian terkait dengan studi gender dan feminisme. Sebagian besar merupakan tulisan-tulisan ya...
Pandemi Covid-19 telah membuat ruang yang sebelumnya terbuka menjadi tertutup demi keselamatan bersama. Ruang virtual dipenuhi informasi yang bergerak cepat membangun beragam wacana. Kebenaran informasi tidak lagi dipertanyakan, karena kebenaran adalah apa yang dipercayai. Orang berbondong ingin videonya viral, meski kadang berbahaya atau memerkosa hak orang lain. Buku ini merupakan usaha untuk menjelaskan teori-teori yang banyak dipakai dalam Kajian Budaya dan Media dan bagaimana teori-teori tersebut digunakan untuk melihat situasi sosial masa kini. Tersaji dalam buku ini teori Paul Gilroy tentang wacana diaspora, Paul Virilio tentang dromologi, Andy Bennett tentang neo-tribes, Henri Lefebvre tentang produksi ruang, hingga Slavoj Žižek tentang subjek dan bahasa. Juga tersaji teori-teori yang sudah banyak diperdebatkan sebelumnya namun terus menarik perhatian karena tajamnya perspektif mereka, seperti Stuart Hall tentang representasi, Homi Bhabha tentang pascakolonialnya, atau Julia Kristeva tentang bahasa sebagai bagian dari pembentukan subjek. Tak syak, buku ini penting dibaca oleh mereka yang tertarik pada Kajian Budaya dan Media.
This is an open access book. AICoLLiM is the annual conference on the area of language, literature and media. It provides a forum for presenting and discussing the expanding paradigm, latest innovations, results and developments in language, literature and media. The conference provides a forum for lecturers, students, researchers, practitioners and media professionals engaged in research and development to share ideas, interact with others, present their latest works, and strengthen the collaboration among academics, researcher and professionals.
Krisis yang tak kunjung jelas ujungnya, seperti Pandemi Covid-19, memaksa orang meninggalkan beragam ruang dan sekaligus menciptakan ruang-ruang baru dalam kehidupan sehari-harinya. Ruang hiburan dan konsumsi seperti bioskop, angkringan, café dan shopping mall mendadak sepi. Ruang sekolah terpaksa tutup, ruang perkantoran dan bisnis pun tak kalah lengang. Namun, ruang virtual yang ditopang oleh teknologi media digital seketika marak dan ramai dikunjungi. Apapun situasinya, ruang dan praktik keruangan memang terus bergerak dinamis dengan segala kelindan relasi, baik ekonomi, sosial, maupun politik. Buku ini merupakan upaya untuk menjelaskan bagaimana ruang didesain, dioperasikan, diregulasi,...
Buku Interseksi Gender: Perspektif Multidimesional Terhadap Diri, Tubuh, dan Seksualitas dalam Kajian Sastra Perspektif dalam kajian gendertidaklah bersifat tunggal. Ada dinamika yang terus bergerak secara teoritis dalam merespon perkembangan teori-teori feminisme yang mengalami kemajuan pesat sejak tahun 1970-an. Memandang bahwa perempuan secara universal memiliki nasib yang homogen, seperti yang dijelaskan oleh Gerakan Feminisme Gelombang Kedua dianggap oleh para feminis, yang kebanyakan bukan feminis kulit putih, terlalu mengeneralisasi persoalan perempuan (Mohanty, 1984; Crenshaw, 1992; Collins, 1989). Ketiganya sepakat bahwa perempuan memiliki nasib yang tidak sama dalam batas-batas sejarah, sosial, politik maupun geografis. Perspektif gender dengan fokus pada intersectionality menjadi cara untuk mengkonseptulisasikan hubungan antara sistem-sistem opresi yang membangun identitas kita yang bersifat multipel dan juga lokasi sosial kita yang berada di dalam hierarki kekuasaan. Idenfitas gender tidak muncul begitu saja tetapi berada di dalam sebuah sistem kekuasaan yang di dalamnya ada legitimasi dan privilese dari kelompok-kelompok yang menjadi kultur dominan.
Over the last decade, a new phenomenon has emerged within the international community: the Global Remittances Trend (GRT). Thereby, government institutions, international (financial) organisations, NGOs and private sector actors have become interested in migration and remittances and their potential for poverty reduction and development, and have started to devise institutions and policies to harness this potential. This book employs a gender-sensitive governmentality analysis to trace the emergence of the GRT, to map its conceptual and institutional elements, and to examine its broader implications. Through an analysis of the GRT at the international level, combined with an in-depth case study on Mexico, this book demonstrates that the GRT is instrumental in spreading and deepening specific forms of gendered neoliberal governmentality. This innovative book will be of interest to students and scholars of political science, international relations, sociology, development studies, economics, gender studies and Latin American studies.
This is an open access book. The Critical Island Studies Consortium (CIS) was born in 2019 in Manila with the theme, “Critical Island Studies: The Islandic Archipelago, and Oceanic.” The CIS consortium aims at developing a new planetary perspective from which to invent an image of the environment and create a new sense of nature with which to seek environmental justice. This conference in Yogyakarta is composed of two related yet autonomous sections; one is hosted by Universitas Sanata Dharma (USD) and the other by Universitas Gadjah Mada (UGM). With USD and UGM taking the lead, CIS 2023 continues to carve out the vision of a new, more sustainable future for our planet.