You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Tsunami informasi dari kemudahan mengakses internet menyebabkan kita terbiasa disodori banjir kata-kata mubazir; otak berpikir cetek dan penuh prasangka akibat berita-berita pendek yang tak akurat dan tak menggugah imajinasi; logika dibentur-benturkan pada informasi dan narasi yang menjauhi akal sehat; serta kepekaan yang perlahan mengelupas tersebab tersulut provokasi dan terjebak dalam paradigma partisan. Membaca novel adalah salah satu cara menepikan diri dari semua itu. Ia memuat tantangan dan keberanian dan mengasah daya kerja logika, kepekaan, dan “sisi paling manusia” dalam diri kita.. Buku ini membantu kita membaca karya-karya sastra itu. Ia menyuguhkan ulasan-ulasan tentang novel dari dua penulis masa kini. Mereka adalah pengulas buku yang bisa mencari titik pandang yang lain. Masing-masing tidak hanya menceritakan bagaimana awal mula mereka mengenal novel atau menceritakan secara singkat tentang isi novel, tapi juga memberi gambaran bagaimana novel yang bagus itu, menawarkan argumen tentang cara kerja novel yang mempengaruhi pembaca dan akan dicatat oleh sejarah.
Ruang kosong umumnya menjadi unsur yang pertama kali dihadapi seorang desainer. Uniknya, di akhir proses mendesain, ruang kosong tersebut tetap ada. Buku ini bertujuan untuk memahami cara mengelola tampilan dan tujuan keberadaan ruang kosong pada desain grafis (multiple pages). Pemahaman tersebut diperoleh lewat wawasan teoretis dan diperkaya dengan mewawancarai para desainer grafis, terutama desainer buku.
Kumpulan ini berisi karya-karya terpilih Setia dari 2008-2015. Menjadi penanda proses kepenyairaanya hingga 2016. Beberapa puisi ini pernah dimuat di media cetak seperti Suara Merdeka, Solopos, Pikiran Rakyat, Jawa Pos dan Media Indonesia. Penerbit Garudhawaca
Pilihan menjadi pembaca koran-koran setiap hari mirip keterpencilan saat suara burung masih terdengar di pepohonan dan dangdut koplo mulai menderu di rumah tetangga. Koran-koran masih mungkin disantap tanpa tergesa dan pemanjaan. Kewajaran sebagai pembaca setelah rampung mencuci dan sarapan untuk memuliakan kertas-kertas fana. Di situ, tulisan-tulisan dan foto-foto minta tatapan mata dan sentuhan. Aku memilih sembarangan, tak memerlukan ketentuan ketat berlagak periset atau asal menuruti jari dan mata. Sembarangan tapi berisiko. Ratusan koran disantap untuk memilih, berharap tanpa sesalan dan dendam. Pilihan tulisan sengaja mendapat omelan menuruti situasi hari atau jenis makanan-minuman di ...
Kumpulan esai-esai di ranah sastra dan pendidikan sastra yang ditulis Setia di berbagai media sebelumnya. Buku ini memuat banyak gagasan-gagasan serta kritiknya yang tajam. Bisa dikatakan buku ini adalah bentuk pemberontakannya. Buku memenangkan Penghargaan ACARYA SASTRA 2017 dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Penerbit Garudhawaca
Di puncak rezim yang penuh kekerasan, kisah ini bermula dari satu peristiwa: dua orang polisi memerkosa seorang perempuan gila, dan dua bocah melihatnya melalui lubang di jendela. Dan seekor burung memutuskan untuk tidur panjang. Di tengah kehidupan yang keras dan brutal, si burung tidur merupakan alegori tentang kehidupan yang tenang dan damai, meskipun semua orang berusaha membangunkannya. * * * “Eka Kurniawan: an unconventional writer.” – Weekender, The Jakarta Post “Dalam Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, Eka menulis dengan semangat bermain-main yang cerdik dan lihai.” – Anton Kurnia, Jawa Pos “Membaca novel-novel Eka Kurniawan adalah membaca asal-muasal setiap kejadian.” – Aris Kurniawan, Koran Tempo “Dialog dengan ‘kemaluan’ jadi ruang permenungan, melahirkan keyakinan-keyakinan tak biasa.” – Widyanuari Eko Putra, Kompas
“Cerpen yang keseluruhannya ditulis pada periode 1999-2000 ini tak sekadar kisah, namun semacam jejak sejarah.” – widyanuari eko putra, jawa pos AKU TAK PERCAYA BAPAK-BAPAK ANGGOTA DEWAN, AKU LEBIH PERCAYA KEPADA DINDING TOILET “Kelihaian Eka Kurniawan bercerita tampak ditopang oleh sudut pandang dirinya terhadap drama kemanusiaan […] Menariknya, penulis mampu menyelipkan humor segar yang tetap kuat terjalin dengan bagian-bagian lain.” – yohanes krisnawan, kompas “It shows Eka’s gift for startling imagery, sharp and unexpected changes of tone, and his ‘extra-dry’ sympathy for the fellow-members of his late-Suharto generation.” – benedict anderson, indonesia “ Very striking prose.” – tariq ali, finnegan’ s list
Buku EXPLORE BAHASA INDONESIA SMA/MA ini merupakan buku yang dikembangkan dengan pendekatan sains yang pasti akan disukai siswa, karena memiliki keunggulan sebagai berikut. Materi dan kegiatan dalam buku ini disusun dengan konsep 5M(Mengamati-Menanya-Mencoba-MenalarMengomunikasi/Membentuk Jejaring) yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan akan menuntun siswa dalam membentuk bangunan pengetahuannya. Adanya kegiatan dan proyek yang dilakukan secara berkelompok akan menciptakan komunikasi dua arah antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun orang tua, serta siswa dengan orang-orang di sekitarnya. Hal ini memungkinkan siswa untuk mengasah sikap dan kepedulian terhadap lingkungannya. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam sikap dan perilaku sehari-hari (character building). Buku ini membiasakan siswa menjadi kreatif dengan memberikan kebebasan untuk mengeksplorasi pengetahuan yang diperoleh, sehingga siswa terbiasa melihat dan menemukan berbagai alternatif untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menjadi pemecah masalah (problem solver).
Selir Musim Panas adalah lirik-lirik perih yang menggambarkan intrik pada masa sebelum dan sesudah Ratu Tzu Hsi berkuasa di Tiongkok Teks-teks ini juga menunjukkan sisi lain Mao, Tiananmen, Puyi, kegairahan selir-selir menghadapi hidup dan kematian, serta pencarian jati diri kemanusiaan.
Vivid, bawdy, comic, and arresting: the exciting new novel by the Indonesian phenomenon Ajo Kawir is one of the toughest fighters in the Javanese underworld, his fearlessness matched only by his unquenchable thirst for brawling. But the young thug is driven by a painful secret – he is impotent. When he finally meets his match in the shape of the fearsomely beautiful bodyguard Iteung, Ajo is left bruised, battered and overjoyed – he has fallen in love. But will he ever be able to make Iteung happy if he can't get it up? Vengeance is Mine, All Others Pay Cash is a gloriously pulpy tale of bloody fists, broken hearts and dueling Jakarta truckers, from the Man Booker International-longlisted author of Beauty is a Wound. Eka Kurniawan was born in Tasikmalaya, Indonesia in 1975. He studied philosophy at Gadjah Mada University, Yogyakarta and has since published several novels and short stories. He was longlisted for the Man Booker International Prize 2016 and his books have been translated into 33 languages. His highly acclaimed, epic work of magical realism Beauty is a Wound is also available from Pushkin Press.