You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Islamic conceptions of heaven and hell began in the seventh century as an early doctrinal innovation, but by the twelfth century, these notions had evolved into a highly formalized ideal of perfection. In tracking this transformation, Nerina Rustomji reveals the distinct material culture and aesthetic vocabulary Muslims developed to understand heaven and hell and identifies the communities and strategies of defense that took shape around the promise of a future world. Ideas of the afterworld profoundly influenced daily behaviors in Islamic society and gave rise to a code of ethics that encouraged abstinence from sumptuous objects, such as silver vessels and silk, so they could be appreciated...
Amira kabur dari rumah setelah merasakan patah hati yang luar biasa karena tunangannya (Bayu) berselingkuh dengan adik tirinya (Monica). Amira memutuskan untuk keluar kota, keluar dai zona patah hatinya. ** Amira memutuskan untuk pergi keluar kota dengan dalih ia tidak ingin melihat tunangannya atau lebih tepatnya calon adik iparnya itu. Amira berjanji tidak akan kembali dalam waktu yang dekat. Hingga Amira bertemu dengan Wildan yang menjadikannya sebagai asisten pribadinya sekaligus menjadi sekretarisnya di kantor. Saat mereka semakin dekat ada satu rahasia yang belum di ketahui oleh Amira, akankah Amira akan terus bersama dengan Wildan seperti yang pernah Wildan katakan kepadanya, atau justru Amira menjadi gamang akan pilihannya sendiri? "Kamu jangan pergi ya, mir. Soalnya cuma kamu perempuan yang bisa bikin saya kalang kabut kayak gini."
Kata-kata Bidan Sauyah menusup dalam fikiran Suriyana. Kemarahannya menjulang-julang terhadap Wardina Amni. Dia tidak mahukan anak itu. Kebencian bertukar dendam. Sebaik saja anak itu dilahirkan, terlalu banyak bencana yang datang. Dia benci, benci, benci! - Wardina Amni - Ada waktunya aku dihina, dikeji dan dipandang mereka dengan penuh jijik. Kehadiranku langsung tak dipedulikan meskipun kelahiranku ke dunia ini, bukan aku yang pinta. - Amir Haziq - “Yang penting, Dina ada abang dan abang ada Dina.” Roda alam terus berputar. Wardina Amni bangkit mencari kebahagiaan. Dia ingin mencapai bintang. Dia juga dambakan keadilan. Haknya sebagai anak harus dipertahankan. Bak seorang pengemis, dia terus menadah kasih. Dia mengharap agar kerinduannya berbalas jua. Sampai bilakah caturan takdir dukanya akan bertukar manis?
This book analyses the artistic and cultural legacy of Western Islamic societies and their interactions with Islamic, Christian and Jewish societies in the framework of the late medieval Mediterranean, from a range of multi-disciplinary perspectives. The book, organised in four parts, addresses the Andalusi legacy from its presence in the East and the West; analyses the relations and transfers between Al-Andalus and the artistic productions of the Christian kingdoms of the Iberian Peninsula; explores other manifestations of the Andalusi legacy in the fields of knowledge, construction, identity and religious studies; and reconsiders ornamental transfers and exchanges in artistic manifestations between East and West across the Mediterranean basin. Chapter 2 is open access under a CC BY 4.0 license.