You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
The Indian Listener (fortnightly programme journal of AIR in English) published by The Indian State Broadcasting Service,Bombay ,started on 22 December, 1935 and was the successor to the Indian Radio Times in english, which was published beginning in July 16 of 1927. From 22 August ,1937 onwards, it was published by All India Radio,New Delhi.In 1950,it was turned into a weekly journal. Later,The Indian listener became "Akashvani" in January 5, 1958. It was made a fortnightly again on July 1,1983. It used to serve the listener as a bradshaw of broadcasting ,and give listener the useful information in an interesting manner about programmes,who writes them,take part in them and produce them alo...
None
Jangan Anda bayangkan bahwa buku ini akan mengajarkan ilmu fikih yang kaku dan berat. Dalam buku ini, Nadirsyah Hosen atau akrab disapa Gus Nadir, menuturkan indahnya keilmuan fikih yang dipelajari langsung dari sang abah, Prof. K.H. Ibrahim Hosen, seorang Ketua Bidang Fatwa di Majelis Ulama Indonesia pada 1980—2000. Buku ini layaknya sebuah persembahan ilmu dari abah dan anak dalam mewarnai khazanah kajian fikih di Indonesia. Tak hanya membahas hukum-hukum agama yang sering diperdebatkan banyak pihak, tetapi juga memberikan solusi atas problematika masyarakat Islam zaman now. Melalui kitab-kitab sahih yang jarang diketahui publik, ia mengajak kita berkaca kepada cara Rasulullah Saw. dan para sahabat dalam menyelesaikan masalah agama saat itu, yang disesuaikan dengan konteks saat ini. Mulai dari hukum Muslim masuk gereja, penggunaan vaksin, perbedaan mazhab, hingga jawaban soal ayat jilbab, semua dituturkan oleh Gus Nadir secara santai. Bertujuan agar kita tak terjebak dalam liang sesatnya berpikir instan, bahkan dengan mudah menghakimi seseorang berbekal sepenggal ayat maupun hadis saja.
Edebiyatımızın kuvvetli kalemlerinden Sabahattin Ali'nin üç büyük romanı bir arada!