You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Sulit dimungkiri bahwa perjalanan sejarah Islam sesungguhnya banyak diwarnai oleh sepak terjang sosok manusia-manusia berpengaruh, terutama di bidang ilmu ushul fiqh. Merekalah orang-orang penting yang turut merumuskan hukum-hukum Islam, hingga diaplikasikan dalam kehidupan umat Islam di seluruh dunia. Sayangnya, tidak banyak—bahkan nyaris tidak ada—buku yang berhasil menyajikan dan mengupas secara komprehensif biografi, dinamika keilmuan dan keagamaan, serta metode ijtihad para ulama ushul fiqh sepanjang masa tersebut. Alhasil, umat Islam dewasa ini tidak banyak yang tahu siapa dan dari mana ketentuan hukum Islam itu sesungguhnya berasal. Melalui buku ini, Abdullah Musthafa al-Maraghi berhasil menyajikan ensiklopedia lengkap para ulama ushul fiqh sepanjang masa. Buku yang diterjemahkan oleh K.H. Husein Muhammad ini menyajikan tulisan yang berbobot dan detail sehingga sangat layak untuk dijadikan referensi primer untuk mengkaji ulama ushul fiqh beserta pemikirannya secara mendalam. Selamat membaca!
Nahdlatul Ulama, sejak berdiri di Surabaya pada 31 Januari 1926 hingga kini mengalami perkembangan yang menarik untuk diperhatikan. Organisasi ini bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Sedangkan politik, sejatinya bukan tujuan utama organisasi ini. Hal ini tertera jelas dalam Khittah 1926 (semacam AD/ART) yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan roda organisasi Islam terbesar di Indonesia ini. Namun, dalam perjalanannya, NU kerap dibawa-bawa dalam percaturan politik praktis. Bahkan, pada Pemilu 1955, NU memperoleh banyak sekali suara dan menduduki posisi ketiga pemenang Pemilu. Dalam perkembangan selanjutnya, tawaran untuk terlibat dan bermain dalam Pilpres m...
“Hal lain yang menarik dari buku ini adalah ia ditulis dalam narasi santai, ringan, dan memikat ala gaya ‘milenial’. Saya selalu berharap semakin banyak generasi milenial yang membaca karya-karya keagamaan keislaman seperti buku Edi ini untuk pada gilirannya merefleksikannya sebagai landasan pemikiran dan tindakan di kemudian hari. Selamat untuk Mas Edi atas terbitnya buku tebalnya ini. Ditunggu karya-karya cemerlang berikutnya. Semoga bermanfaat bagi umat. Amin. K.H. Husein Muhammad Saya menuliskan buku utuh ini di bulan Ramadhan 2020 dengan energi yang “tak bisa dihentikan”. Selalu ada hal yang baru, segar, dan memukau untuk saya selami, renungkan, susun runtut, kemudian tuliskan...
Ilmu Kalam merupakan salah satu mata kuliah penting yang diajarkan diseluruh perguruan tinggi Islam di Indonesia. Kami sudah mengampu mata kuliah ini beberapa semester. Selama mengampu mata kuliah ini, banyak kritikan dari mahasiswa, khususnya mahasiswa yang kurang memiliki basis keagamaan. Banyak hal baru yang mereka temukan dalam mata kuliah ini, khususnya pemikiran-pemikiran kalam yang menurut mereka sangat aneh karena tidak rasional. Pertanyaan yang sering mereka ajukan adalah misalanya pemikiran ‘manzilah baina manzilataini’, ‘perbuatan mutlak manusia’, ‘manusia adalah boneka Tuhan’, ‘apa penting dan manfaatnya mata kuliah ini’ dan lain sebagainya. Memang diakui banyak p...
Pluralisme pernah menjadi isu terpanas di jagat intelektual Indonesia pada tahun 2000-an. Puncaknya ketika MUI pada 2005 menerbitkan fatwa haramnya paham pluralisme—bersama dua saudaranya: liberalisme dan sekularisme. Sayangnya, penghakiman atas istilah/konsep pluralisme itu sering muncul dari prasangka atau pemahaman yang kurang mendalam dan menyeluruh. Nah, buku ini ingin memperlihatkan kepada pembaca, bagaimana para sarjana Muslim terkemuka memahami/mendekati agama, dari sudut disiplin yang berbeda, dengan suatu cara yang boleh jadi dianggap melampaui diskursus keagamaan arus utama. Mereka menggali substansi dan kedalaman teks serta keragaman tafsir atasnya. Sudut disiplin yang dimaksud...
Bersama dua anak kandungnya yang tak dapat kita tolak kelahirannya, kebebasan dan HAM, arus modernitas terus bergerak cepat ke depan. Sementara, umat Islam tetap berada dalam keadaan stagnan. Akibatnya, realitas kebudayaan kaum Muslimin di seluruh dunia termarginalisasi. Tradisi dan kebiasaan-kebiasaan mereka dicabik-cabik dan digerus oleh proses modernitas. Bahkan, di banyak negara Islam, umat Islam menjadi sasaran pembodohan dan pemiskinan bangsa-bangsa maju. Lantas, bagaimana kaum Muslimin menjawab klaim diri bahwa “Islam adalah unggul dan tak bisa diungguli”, di tengah amuk gelombang paling gila bernama modernisme itu? Bagaimana pula kaum Muslimin dapat membuktikan klaim bahwa “Huk...
Buku ini merupakan hasil refleksi Kiai Husein Muhammad terhadap segala hal yang ia amati secara cermat dari berbagai realitas kehidupan masyarakat yang ada sekarang ini. Dalam buku ini, beliau menyampaikan poin-poin penting dari spiritualitas nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan yang selama ini sering “dimarjinalkan”. Spiritualitas yang dimaksud adalah: ritual, akal, sosial, politik, dan perempuan. Masing-masing tema diulas secara cermat dan mendalam dengan senantiasa mendasarkan argumentasi pemikirannya pada khazanah tradisi klasik Islam sebagaimana sudah menjadi ciri khas/frame pemikirannya. Jargon utama Kiai Husein dalam setiap pemikirannya ialah: kaifa nataqaddam duna an natakhalla’ ‘an at-turats (bagaimana kita maju dengan tanpa meninggalkan tradisi). Terkait dengan itu, melalui buku ini, beliau mengajak para pembaca untuk menyelami berbagai persoalan yang berhubungan dengan keagamaan dan kemanusiaan, serta mencari jalan keluarnya dengan berpegang pada referensi tradisi klasik Islam. Selamat membaca!
Kekuasaan dalam Islam termasuk perkara yang sangat penting (amrun dharuriyyun). Islam mewajibkan adanya kepemimpinan, yang bertugas mengatur urusan dunia dan menjaga agama. Tanpa adanya seorang pemimpin yang memiliki otoritas untuk melakukan dua hal itu, maka manusia akan seperti hidup di rimba belantara; Siapa yang kuat, dia yang menang. Lalu, bagaimana kekuasaan dalam pandangan Islam? • Apakah Al-Qur’an dan As-Sunnah membicarakan secara spesifik bentuk pemerintahan? • Apakah boleh ada berbagai macam pemerintahan di wilayah yang berbeda-beda, seperti nation state? • Apakah boleh umat Islam terlibat dalam suatu pemerintahan yang belum melaksanakan syariat Islam? • Bagaimana Islam m...
Gender equality in Islam and women's role in Islamic education in Indonesia.
Modernisasi pendidikan Islam yang dilakukan dengan jalan mengadopsi sistem pendidikan Barat ternyata menimbulkan krisis dalam masyarakat Islam. Ini dikarenakan lemahnya visi atau tidak jelasnya arah pendidikan yang dilaksanakan. Tidak ada upaya menuntut ilmu tanpa spirit, dimana spirit itu sendiri tentu tidak bisa dikopi melainkan dinyatakan dalam sebuah visi diri, dunia, dan realitas yang secara ringkas dimotivasi oleh agama. Dunia pendidikan kita lemah dalam hal visi tersebut. Materi dan metodologi pendidikan yang diajarkan di dunia Islam saat ini adalah kopian dari Barat, tetapi meninggalkan visi yang menggerakkan mereka belajar di Barat. Lemahnya visi ini menjadikan mereka sebagai alat j...