You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Literary criticism on novel Ayat-ayat cinta, written by Habiburrahman el Shirazy.
THIS BOOK examines a selection of fictional works by writers belonging to the Indonesian association of writers, Forum Lingkar Pena (Pen Circle Forum; hereafter referred to as FLP). Figures from 2010 suggest that this organisation had around 5,000 members across 93 Indonesian branches and ten overseas branches. Writers recruited and trained by FLP have produced approximately nine hundred published works. Their works are often categorised as Islamic or religious literature (sastra religi). This label-ling of FLP’s literary output as Islamic literature has arisen principally be-cause of the publicly expressed aims and beliefs of key FLP figures which include such notions as sastra dakwah (literature for religious propaga-tion). In order to contextualise the emergence of FLP in the final years of the twentieth century and to locate this organisation within wider Indo-nesian literary developments, it is necessary to take account of cultural debates that came to the fore with the profound social and political changes which accompanied the end of the New Order regime in 1998.
"Selain mengajak untuk menyucikan jiwa, Ketika Cinta Bertasbih ini menyadarkan apa makna prestasi yang sesungguhnya. Novel yang dahsyat dan benar-benar berbeda!" —ISHAK IBRAHIM HASAN, M.A. Sastrawan dan Anggota DPRD Kaltim "Inilah novel motivasi yang mencerahkan. Luar biasa! lsinya saya rasakan begitu kuat memotivasi pembacanya untuk berani hidup mandiri, untuk tidak mudah menyerah, untuk terus maju meraih anugerah Allah." —SARWEDI HASIBUAN Mahasiswa Program Pascasarjana University of Malaya, Kuala Lumpur "Ketika Cinta Bertasbih ini bukan sekadar novel romantis, ini juga novel fikih yang ditulis dalam alur cerita yang tak mudah ditebak. Kang Abik melakukan terobosan baru menjelaskan kaid...
None
None
Dunia hari ini terlalu mencabar dan banyak rintangan yang perlu dilalui. Hanya mereka yang kuat iman dan takwa sahaja akan berjaya mengharungi mehnah mendatang. Dunia juga sudah terlalu tua dan tiba masanya akan ‘pergi’ jua. Andai tiada bekalan dibawa, rugilah insan yang menjejakkan kaki ke akhirat nan abadi. Kita, ada kalanya alpa dalam arus kemodenan hari ini. Hanya peringatan daripada ibu dan ayah menjadi paksi kekuatan diri untuk terus berada di landasan hakiki. Doa mereka menjadi sebab rahmat ILAHI bertandang dalam kehidupan, kasih sayang mereka jua tidak pernah surut. Sungguh, jasa mereka terlalu banyak dan tidak terbalas dek kita. ANAKKU... HIDUP SEKALI BIAR BERERTI merupakan sebuah catatan cinta insan rabbani yang amat menyayangi kita. Hayatilah apa yang tercatat, selamilah apa yang terlafaz, pasti ketemu mutiara indah sebagai pegangan dalam mengharungi pancaroba hidup. Ambillah segala teguran kerana ia menuntun kita ke arah bahagia hakiki dan bukan merugi. Beruntunglah mereka yang beramal dengannya dan rugilah bagi yang ingkar.