You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Setelah sekian lama, Taku kembali ke Kamakura menemui kakek dan neneknya sekaligus mengenang sosok kakak yang dia kagumi. Di Kamakura, ingatan Taku akan Kiyoko terbangun. Di saat Taku tengah bersiap untuk menikah, kenangan akan teman masa kecilnya itu kembali menyeruak. Cinta Sepanjang Musim bercerita tentang manusia yang melalui kenangan dan kesedihan. Taku mesti memilih apakah akan terus maju dan mencintai Hana sepenuhnya ataukah kembali terserap melankoli masa lalu bersama Kiyoko. Semuanya berjalan tenang sepanjang perjalanan di Kyoto sampai satu hal tak terduga dilakukan salah satu di antara mereka. Pengantar Cinta Sepanjang Musim adalah novel karya Bagus Dwi Hananto, penulis yang lahir dan tinggal di Kudus, Jawa Tengah. Menulis prosa dan puisi. Buku puisinya yang telah terbit berjudul Menatap Kesedihan dari Waktu ke Waktu (Basabasi). Sedangkan novelnya Elegi Sendok Garpu (Buku Mojok). Antologi bersama yang memuat puisinya antara lain: Dari Negeri Poci, Dari Sragen Memandang Indonesia, dan Mata Angin Mata Gelombang. Beberapa cerita pendeknya dimuat Koran Tempo.
Terjadi perubahan sosial besar-besaran tatkala masyarakat Jepang mesti menyesuaikan diri atas kejutan mencengangkan yang mereka alami: kekalahan serta pendudukan yang terjadi di negerinya oleh pasukan sekutu dan Amerika Serikat pada periode setelah perang. Novel karya Osamu Dazai ini menjadikan situasi dan kondisi yang dialami Jepang masa itu sebagai latar untuk mengisahkan kemerosotan satu keluarga bangsawan. Dazai dikenal sebagai pengarang terbesar Jepang abad kontemporer. Banyak orang menggandrungi karyanya yang sebagian besar merupakan autobiografi liris kehidupannya yang dekaden. * Sebuah novel Jepang yang ditulis dengan kuat dan indah, membahas tahun-tahun kemiskinan setelah perang dan...
Novel ini didasarkan pada kisah nyata tentang bagaimana suatu iklan kampanye berusaha menggulingkan kediktatoran Jenderal Pinochet. Nico, putra seorang guru Filsafat, menyaksikan penangkapan ayahnya pada saat dia mengajar di kelas. Bettini, ayah dari kekasih Nico, seorang kiri yang merupakan eksekutif periklanan masuk daftar hitam dan dipecat dari pekerjaannya usai dipenjara dan disiksa oleh anjing-anjing Pinochet. Sekalipun ikut andil dalam penyiksaan Bettini di masa lalu, ini tidak menyurutkan niat Menteri Dalam Negeri untuk meminta bantuannya yang merupakan orang jempolan dalam dunia periklanan, membuat iklan kampanye Ya guna memperpanjang masa jabatan sang diktator yang kini tengah mengadakan pemilu “demokratis” pertama setelah lima belas tahun berkuasa atas Cile, sehabis mengkudeta kekuasaan sah Presiden Allende. Apa yang akan diperbuat Bettini? Mempertaruhkan integritas, mengorbankan idealisme politiknya? Inilah kisah tentang bagaimana suatu iklan dan gerakan politik bersatu melawan rezim Pinochet. “Sebuah upaya untuk menerangkan momen bersejarah yang luar biasa.” —Kirkus Reviews
Mohammed menghabiskan empat puluh tahun hidupnya bekerja di Prancis. Saat ia pensiun, ia memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Maroko, di mana ia habiskan seluruh tabungannya untuk membangun rumah megah di desanya sembari menunggu kedatangan anak-anaknya untuk tinggal bersamanya. Sebuah novel memilukan tentang hubungan orang tua dan anak, Tempat Pulang memotret kontras yang mencolok antara nilai-nilai dunia lama dengan yang baru, serta impian para imigran akan tempat untuk pulang. * “Tahar Ben Jelloun novelis yang luar biasa dalam bahasa apa pun.” —Sunday Telegraph “Yang dilakukan Ben Jelloun dengan cemerlang adalah menulis melalui semacam keterusterangan menyegarkan yang mengungkap dunia Arab.” —Paris Voice
Puisi adalah mata beku diri kita sendiri. Ia mendedahkan segala pengalamannya untuk dirasai lagi dan ketika terjebak di dalamnya kita akan bersedih, senang, rindu, merasa ada jalan di belakang punggung kita yang menawarkan pelbagai plot kehidupan. Ia dapat dicomot dari segala sudut dari semua situasi. Ia tenggelam, timbul, dikejar-kejar, melayang, burung gereja di waktu pagi, merah merkuri malam, payung yang tampak dari atas, lalu lalang manusia, gerak purba epithumia, senyum perempuan, suara gergaji, sirine ambulans, bau sekam terbakar, uap tebu yang direbus, Tuhan di mana-mana atau tidak sama sekali, melebar, pecah, tertusuk, tertekuk—ia adalah segalanya. Tapi tak bisa dipungkiri, seseor...
Dikenal sebagai pengarang yang memopulerkan kata robot, Karel Čapek penulis raksasa dari Ceko menulis banyak cerita pendek slengekan yang memikat dan terus dikenang di benak penggemar. Salah satunya kisah-kisah dalam buku ini. Dengan lihai dan enteng, Čapek menuliskan kembali berbagai legenda, mitologi Yunani, tokoh-tokoh terkemuka dalam sejarah, dan insiden-insiden dalam Alkitab yang dibangun ulang atau katakanlah dibengkokkan dengan satire dan humor khas Čapek. Sekaligus ia sisipkan banyak ironi moral serta pandangan politik dalam kisah-kisahnya. Buku ini belum terbit sampai 1945, tujuh tahun sesudah Čapek meninggal. Penundaan itu lantaran pendudukan Nazi atas Cekoslowakia tak lama set...
Novela yang anda pegang ini mengisahkan sebuah bangunan asrama dalam masa lalu seorang perempuan yang menyendiri. Suaminya bekerja di luar negeri. Ketika sepupunya meminta tolong mencarikan asrama untuk tempat tinggal selama menempuh kuliah di Tokyo, si tokoh utama teringat akan asrama lamanya. Di tempat yang dikunjunginya ini berbagai perasaan ganjil terkuak kembali. Asrama dikisahkan dengan cara yang amat dekat sekaligus ganjil. Ia menggambarkan bagaimana kesepian yang menghuni kepala seorang perempuan menciptakan ketegangan yang simbolik dengan masa lalunya. Dengan cerdik, Ogawa menutup novela ini dengan adegan yang layaknya sebuah mimpi, atau lebih tepatnya, sebuah mimpi buruk. * “Yoko Ogawa mampu mengekspresikan cara kerja paling halus dari psikologi manusia dalam prosa yang lembut namun tajam.” —Kenzaburō Ōe, peraih Nobel Sastra 1994 Pengantar Yoko Ogawa telah memenangkan berbagai penghargaan sastra bergengsi di Jepang, seperti Hadiah Akutagawa, dan Penghargaan Tanizaki. Buku-buku ceritanya banyak diterjemahkan. Di antaranya yang memikat seperti novel The Memory Police dan The Housekeeper and The Professor.
PEMENANG III SAYEMBARA MENULIS NOVEL DEWAN KESENIAN JAKARTA 2014 Aku memotongnya dengan sangat rapi, membuang lemak yang tidak dipakai sehingga hanya tersisa beberapa potong daging besar saja dari kaki, dada, dan tangan. Semua jeroan dari bagian bawah sampai jantung kujadikan satu. Kupotong-potong dan kutambah bumbu dapur dan berbagai sayur mulai dari wortel, kol, buncis, dan kesukaanku kacang polong; menjadi sup mangkuk besar, siap buat disantap. Berporsi-porsi mangkuk aku ciduk dari panci sup. Berkali-kali sampai lenyap ditelan mulut. Inilah salah satu novel juara sayembara menulis paling prestisius di Indonesia. Ada sesuatu di dalam novel ini yang telah membuat para juri memilihnya menjadi salah satu pemenang. Sesuatu yang kompleks, brutal, menyimpan dendam, sekaligus keindahan. Napas Mayat mempertanyakan Tuhan, cinta, dan arti kemanusiaan di zaman sekarang.
Entengnya Maut sudah lama dianggap sebagai salah satu mahakarya Simone de Beauvoir. Dengan menjabarkan bagaimana hidup orang yang dikasihi terus-menerus melayu dari waktu ke waktu, memoar yang ditulis de Beauvoir, mengisahkan hidup ibunda tercintanya yang dituturkan dengan kuat, menyentuh, dan sesekali menyentak. Memoar ini boleh jadi kisah pengujung hidup yang bakal sulit dilupakan pembaca mana pun. * “Menyajikan besarnya kasih sayang manakala berpadu dengan kecerdasan yang akurat.” —Sunday Telegraph “Inti memoar yang sebagian merupakan requiem, sebagian lagi pengkhidmatan ini, adalah desakan mengusik dan menantang pada kenyataan bahwa maut tak lebih dari pengalaman yang sepi senyap. Jawaban menyolok Madam de Beauvoir terbukti nyata adanya.” —Kirkus Review Pengantar Simone de Beauvoir menceritakan kisah menghentak dari ibundanya. Ia mengisahkan bagaimana kasih sayang terus-menerus melembutkan seseorang. Ia memberi gambaran yang jernih bahwa maut adalah sebuah pengalaman yang sepi dan senyap.
Kakek dalam Kucing-Kucing Takamoto berisi sebelas cerita pendek karya Bagus Dwi Hananto. Seluruhnya mengusung latar Jepang sebagai pusat narasi. Tokoh-tokoh dalam kumpulan ini seolah hendak mengondisikan kegagalan sebagai situasi wajar. Seperti seorang pengangguran tulen yang memilih menjadi peramal malas, atau seorang lelaki yang berkali-kali mencoba bunuh diri meski tak beroleh nyali. Bagus juga tekun menyisipkan personifikasi dari lanskap alam. Ada elegi mengharukan dari sebatang pohon shidarezakura yang ditinggalkan pemiliknya, atau ngeong polos seekor kucing hitam yang berusaha menyelamatkan penulis novel dari hari-hari kelam. Cerita jenis ini bukan saja menunjukkan jejak kedekatan 'manusia' dengan 'alam', tetapi juga menggambarkan perubahan pola interaksi keduanya pada zaman serbacanggih. Kakek dalam Kucing-Kucing Takamoto adalah sehimpun kisah dari mereka yang dianggap kalah, suara minor dari mereka yang jauh dari standar kebahagiaan. Bahwa kegagalan dan penderitaan, pada titik tertentu, layak mendapat tempat untuk diceritakan. Buku persembahan penerbit IndoesiaTera #IndonesiaTera