You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Indonesia is on the cusp of transformative take-off, poised to become a major economic power not just in Asia, but also on the global-stage. This book is a pioneering attempt in comprehensively assessing all attributes, conditions and policies for 33 Indonesian provinces and Indonesia''s trajectory as an emerging middle power. It contains papers and data-sets presented in July 2012, at ACI''s signature Annual Conference. The information that was shared at the conference and presented in the book posit a future where tens of millions of Indonesians will be lifted out of poverty to become a self-sustaining middle-class, which will in turn drive the country into a global leadership role in the 21st century. It is a compelling value-added proposition for policy simulations enabling policy-makers to identify relative weaknesses, strengths, threats and opportunities of individual 33 provinces, guiding them to prioritise areas in crafting policies and development strategies.
In mid 2020, IRSA produced a call for papers inviting Indonesian academics to report and analyse issues related to the COVID-19 pandemic at regional level in Indonesia in order to provide regional perspectives on how the pandemic has affected local people, and how local people responded to this treat and what policy gaps seen from the regions. Thirty-five academics responded to this call, resulting in these 15 selected chapters for this book. These chapters deal with inter-regions as well as specific region analysis. The specific region analyses cover from issues in large cities such as Jakarta, Yogyakarta and Manado to those in remote areas such as Tual islands, border areas of West Kalimantan and Papua. The COVID-19 related issues in this book are rich, as they also include the issues of regional election, people mobilities, social capital, poverty and food prices. For all the readers of this book: happy reading. Hope you learn more about Indonesia and its COVID-19 related issues.
Dengan segala kerendahan hati, kami memberanikan diri memulai sebuah era jurnal di lembaga kami --Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Provinsi Bali-- melalui sebuah terbitan ilmiah setiap April, Agustus, dan Desember, bernama BALI MEMBANGUN BALI JURNAL BAPPEDA LITBANG. Tentu saja nomor perkenalan ini dalam sejarahnya terdokumentasi sebagai: Volume 1, Nomor 1, April 2018. Sebagai langkah perdana, ditampilkan lima artikel ditambah sebuah artikel bonus berbentuk beda. Berturut-turut adalah (1) “Kebencanaan dan Persoalan Pengungsi Gunung Agung” (Dewa Made Indra); (2) “Bali Hari Ini: Permasalahan Kepariwisataan dan Solusinya” (AA Gede Yuniartha Putra); (3) “...
Tidak terasa terbitan ini (Volume 1, Nomor 2, Agustus 2018) merupakan edisi kedua BALI MEMBANGUN BALI JURNAL BAPPEDA LITBANG. Setelah edisi perdana yang menurut beberapa sumber dalam dan luar lumayan sukses, kita harus “melanjutkan hidup”, untuk sustainabel, sesuai janji jurnal sejak awal. Tidak perlu merasa diri hebat dengan suksesnya terbitan perdana karena selanjutnya adalah tergantung pada diri sendiri. Rentang setelah Agustus menuju Desember 2018, Bali disuguhi sisa-sisa aktivitas praktik demokrasi dengan berlalunya Pilgub 2018 Bali bulan Juni. Bulan September 2018 akan ada pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur baru: I Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati. Bahkan su...
Tidak terasa waktu seperti cepat berlalu. BALI MEMBANGUN BALI JURNAL BAPPEDA LITBANG telah mencapai edisi ketiga atau nomor terakhir di tahun/volume perdana (Volume 1, Nomor 3, Desember 2018). Bersamaan dengan itu, sejak beberapa waktu lalu, Bali dinahkodai oleh pemimpin baru untuk lima tahun ke depan: Gubernur Dr. Ir. Wayan Koster MM dan Wakil Gubernur Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si. Dalam kepemimpinan baru ini, melegakan sekaligus mencerdaskan bahwa perencanaan pembangunan Bali kembali ke “nature”-nya: alam fisik, manusia, dan warisan kebudayaan religiusitasnya. Bali yang unik secara geografis, sosial, dan budaya ini dikonsepkan secara sistemik-filosofis berdasarkan ...
Tidak terasa Indonesia dihadapkan ajang politik sangat besar pada tanggal 17 bulan ini. Dikatakan sangat besar karena di era reformasi (sejak 1998) yang merupakan amanah perwujudan demokratisasi ini terdapat penyerentakan pemilihan presiden dan legislatif (DPR, DPD, DPR provinsi, dan DPR kabupaten/kota). Ini semacam two in one (pemilihan eksekutif dan legislatif) ataupun three in one (pemilihan presiden, DPR, DPD) dalam kepemiluan. Tentu arah dan tujuannya demikian positif. Sebagaimana biasanya, menarik membahas pesta demokrasi yang merupakan pestanya rakyat. Bumbu-bumbunya selalu banyak dan diracik oleh tangan-tangan dengan kepentingan-kepentingan kekuasaan. Sebagai pasar politik, yakni pem...
Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 (2019) yang dilaksanakan di Bali tanggal 25 hingga 28 Agustus memberikan inspirasi tersendiri bagi Bali Membangun Bali. Jurnal Bappeda Litbang Bali yang berdiri sejak 2018 segera memasuki babak baru. Hal yang dimaksud di sini adalah era digitalisasi jurnal, setidaknya dengan tambahan “menuju”. Berbagai upaya persiapan sedang dilakukan untuk itu. Jurnal elektronik BMB diharapkan sudah terlaksana di Volume 2 Nomor 3, Desember 2019. Pengembangan ke e-jurnal seperti diketahui merupakan kecenderungan umum dunia perjurnalan global saat ini. Fenomena-fenonemanya sudah jelas terpapar pada media cetak besar, seperti koran dan majalah, khususny...
Di dalam Buku ini, pada prinsipnya mengkaji mengenai Peran Desa Pakraman Dalam Pembentukan Peraturan Daerah. Buku ini mengkaji peran Desa Pakraman dalam Pembentukan Peraturan Daerah terlingkup problematik yuridis, sosiologis, filosofis, teoritik dan politik hukum sehingga berujung pada 3 (tiga) isu utama yaitu (1) perlunya pengaturan partisipasi desa pakraman dalam pembentukan Peraturan Daerah. (2) Penafsiran Pemerintah Daerah dan masyarakat terhadap partisipasi desa pakraman dalam proses pembentukan Peraturan Daerah. (3) Model partisipasi desa pakraman yang ideal dalam pembentukan Peraturan Daerah. Penerbitan buku ini diharapkan mampu membuka ruang diskusi yang lebih luas berkaitan dengan peran desa pakraman dalam pembentukan Peraturan daerah yang partisipatif, sehingga dapat memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu hukum.
None