You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
University Presses worldwide are struggling with three key issues: profitability and sustainability, globalization (digitalization and dominance of English), and Open Access. Indonesia, categorized as the third world in global discourse, is still developing its scholarly communication institution, including its University Press. Many publications stated that the Indonesian university press is in a weak position because of the managerial problem, the lack of support from authority and human resources matters. This research aims to seek the position of Indonesian University Press in the three main issues and pay much attention to elaborating the UGM Press. It combined the online survey and int...
Untuk menggapai hidup bahagia, beragam cara dilakukan, bermacam jalan ditempuh. Sayangnya, tidak semua orang memilih cara dan menempuh jalan yang benar. Ada yang menganggap bahagia identik dengan berlimpah harta, sehingga tak peduli halal-haram, ambisinya hanya satu, berlimpah materi. Ada yang memaknainya dengan popularitas menjulang, sehingga dia rela melakukan apa saja, meski melanggar norma agama, tujuannya cuma satu, popularitas. Ada yang mendefinisikannya dengan menduduki jabatan yang tinggi, sehingga sikut kanan-kiri, cita-citanya hanya satu, jabatan yang tinggi. Ada juga yang mengartikannya dengan berderetnya gelar akademis yang mentereng, sehingga tak peduli meski melakukan plagiasi,...
"Apa sesunguhnnya yang dicari dalam hidup ini ? Kekayaan, Popularitas, Kedudukan jabatan, Kehormatan, Kesenangan, ataukah yang lainnya ? Jawaban atas pertannyaan tersebut bisa bermacam -macam, Tetapi satu hal yang pasti diamini oleh setiap orang yaitu Kebahagiaan. Bagi seorang mukmin, berharap mencapai kebahagiaan tentu tidak hannya sebatas ketika hidup di mana saja, tetapi jua kebahagiaan di akhirat kelak.Untuk mengapai kebahagiaan. Setiap orang memiliki cara yang berbeda. Ironisnya, tidak semua orang menempuh jalan yang benar untuk mencapainnya. Pada hakikatnnya, mereka telah tertipu dengan kesenangan yang mereka anggap sebagai kebahagiaan. Karena kebahagiaan yang sesunguhnnya ada di dalam hati yang tenang. jiwa yang tentram, dan amal. Seua inilah yang hilang pada diri mereka. Buku yang berisi pesan-pesan Al-Qur'an untuk meraih kebahagiaan hakiki ini hadir sebagai penawar hati yang resah, jiwa yang gundah, dan batin yang gelisah. ketika bahagia yang didamba tak kunjung datang menyapa. Tidak sekedar kebahagiaan di dunia fana. namun juga kebahagiaan hakiki di akhirat nanti."
Istilah bintang sampai kini selalu kesohor. Ketika sekolah ada istilah bintang kelas atau bintang pelajar. Ada bintang lapangan, bintang panggung, bintang kejora yang indah, dan sebagainya. Lambang bintang di dunia militer merupakan simbol pangkat tertinggi. Bintang dengan kata lain cukup akrab dalam kehidupan manusia. Bahkan beribu orang saling berebut cahaya bintang untuk memperoleh setitik cahaya. Di berbagai area, bintang selalui kemilau. Lalu bagaimana hubungan antara bintang dengan langit politik? Inilah uniknya gaya penulisan Dadang Kusnandar yang saya kenal aktif menulis di berbagai media cetak. Keuinikan yang dapat disimak antara lain pada ulasan serba singkat tentang keadilan sosia...
Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia. -Indonesia Tera-
Kehidupan modern dewasa ini, sering kali menjadikan manusia larut dalam dekapan budaya materialisme, konsumerisme, dan hedonisme. Nilai-nilai yang bersifat materi disanjung dan dipuja, sementara nilai-nilai rohani dicibir dan diabaikan. Dari sisi materi mereka tidak kekurangan, bahkan berlimpah, tetapi sisi rohani mereka gersang, kering kerontang. Fisik mereka sehat, namun jiwa mereka kosong dan rapuh. Setiap hari manusia semakin terseret ke arah pengasingan (alienasi), tidak ada lagi waktu untuk menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan, keluhuran moral, dan kepekaan rohaniah. Dalam kondisi seperti ini, manusia membutuhkan guide yang mengarahkannya menuju ketenangan batin dan ketenteraman jiwa. S...
Buku terbitan dari Indonesia Tera ini hadir untuk mendukung proses belajar para pembelajar bahasa Korea pemula, yang dikemas secara ringan dan praktis. Terdapat 28 bab dalam buku ini yang mewakili percakapan dalam topik kejadian sehari-hari. Selain itu terdapat lima unsur penting yang akan menunjang proses belajar bahasa Korea yang bisa ditemukan, yaitu percakapan (Daehwa - 대화), catatan tentang ketatabahasaan Korea (Korean Note), kosakata (Korean Words), ungkapan-ungkapan sehari-hari (Korean in Expression), serta tambahan info-info menarik mengenai kebudayaan masyarakat Korea
“Tak perlu kita berkubang dalam kesedihan begitu lama. Karena jika mampu melewati semua ujian-Nya, maka dosa kita akan terhapus, derajat kita akan ditinggikan.” (Dewi Istika) “Ingatlah, bantuan itu bukan hanya dari segi materi. Orang yang sudah rela membagi waktu, tenaga, dan pikiran juga harus kita hargai.” (Yuni Agus Susanti) “Allah Swt. tidak hanya memberikan kesenangan hidup buat umat manusia, tapi juga memberi sesuatu yang bisa bikin manusia terhenyak lalu bercucuran air mata duka.” (Munasyarotul Fadlilati) * Dalam memaknai hadits, para pemenang lomba #BerguruPadaHadits menuangkan ide mereka menjadi bacaan ringan tapi berbobot. Tak hanya menginspirasi, tulisan-tulisan dalam buku ini juga mengajak Anda berkontemplasi, hingga Anda temukan bahwa hadits bukan sekadar ucapan Rasulullah Saw., tetapi juga guru kehidupan. Selamat membaca!
Tulisan dalam buku ini, selain untuk mengenang sekaligus mengikat apa yang di alami dan dirasakan oleh penulis juga dimaksudkan agar dapat menginspirasi orang lain untuk dapat mengembangkan dirinya khususnya di bidang kemampuan menulis. Buku ini dilahirkan oleh Sahabat Pena Kita (SPK), yaitu komunitas kepenulisan yang lahir dari rahim Sahabat Pena Nusantara (SPN). SPN sendiri didirikan oleh M. Husnaini dan Haidar Musyafa, dengan mula-mula membuat grup WhatsApp. Tujuannya jelas, yaitu menghimpun para penulis dan pencinta dunia literasi guna saling berbagi ide, gagasan, pengalaman, serta ajang silaturahmi.