You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Buku Tafsir Nusantara ini dimaksudkan untuk melengkapi karya-karya yang telah ditulis oleh para sarjana sebelumnya mengenai kontribusi tokoh Islam Nusantara dalam bidang tafsir al-Qur’an. Buku ini berisi daftar 14 kitab tafsir al-Qur’an yang ditulis dalam rentang waktu dari tahun 1615 sampai 2003, yaitu karya ‘Abdur Rauf as-Singkili, Kiai Sholeh Darat, Syaikh Nawawi al-Bantani, Ahmad Hasan, KHR. Muhammad Adnan, Mahmud Yunus, T. M. Hasbi ash-Shiddieqy, Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), Kiai Bisri Mustofa, Kiai Misbah Mustofa, Oemar Bakry, Kolonel (Purn.) H. Bakri Syahid, M. Dawam Rahardjo, dan M. Quraish Shihab. Karya-karya tersebut dibahas secara biografis dan analitis. Diuraika...
== Pilih FREE SAMPLE untuk mendapatkan buku ini, bagi anda yang tidak memiliki akun Google Wallet == Pada edisi ini menyajikan pembahasan tentang - Klaim Produk No.1 - Promosi & Iklan Obral Sumpah - Iklan Zakat, Harta Zakat Tidak Boleh Untuk Biaya Iklan - Sisi Kelam Video Iklan - Doa Pengusir Gundah Gulana - Kaya Tapi Zuhud, Mungkinkah? - Promosi Tanpa Murka Ilahi - Menjaga Lisan Dalam Beriklan - Toko Online Di Era Persaingan Digital - Menyusun Proyeksi Arus Kas Yang Akurat - Biro Iklan Dalam Perspektif Fikih - Sex In Advertising - Lingkaran Kedaulatan Manusia - Smart Entrepreneur, Menggunakan Intuisi Dan Informasi - Kunyah Dulu, Jangan Langsung Ditelan - Ada Apa dengan Malam ? - Antar ke Baitullah Sesui Syariah - GPS Test, Aplikasi Android Buat Makelar Tanah Canggih - Inovasi Baru Menikmati Buah - Air Minum Ekstra Oksigen - Tekad Kuat "Harus Untung"
Buku ini mengangkat isu yang dinilai strategis karena isu tentang jihād tetap merupakan isu yang menjadi perhatian serius oleh Kementerian Agama RI, bahkan menjadi perhatian serius pemerintah. Persoalan tentang radikalisme di era kontemporer seperti sekarang ini semakin krusial untuk dikaji karena peran internet di era digital sebagai media di mana pemikiran apa pun yang berkembang di belahan dunia ini bisa disebarkan melalui media ini dan dengan begitu cepat bisa dibaca oleh semua orang. Generasi milenial perguruan tinggi adalah kelompok yang paling rentan terpapar oleh propaganda pemikiran ini.
Orasi Ilmiah dalam RAPAT SENAT TERBUKA Pengukuhan GURU BESAR
Hewan ini merupakan jenis kura-kura berpunggung lunak dari anggota Trionychidae. Kura-kura berpunggung lunak ini memiliki tulang rawan dan tempurung punggungnya (karapas) dilapisi oleh kulit tebal dan licin. Di Indonesia selain dikenal dengan nama bulus juga disebut dengan nama labi-labi. Pada umumnya ukuran standar hewan ini mencapai 60 cm dengan diameter punggung mencapai 100 cm. Memiliki bentuk kepala yang bulat, mata kecil, leher panjang, lubang hidung terletak di ujung belalai yang kecil dan memiliki cakar yang kuat. Labi-labi diketahui banyak juga ditemukan di wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Di Tanah Air sendiri, Bulus banyak ditemukan di wilayah Sumatra, Kalimantan, Jawa, Lombok dan Sulawesi. Sayangnya, kini populasi Bulus di dunia sudah berstatus rentan punah atau Vulnerable menurut lembaga konservasi dunia IUCN. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang hidup di habitat Labi-labi, memburu untuk dikonsumsi dagingnya
This book represents the tenth edition of what has become an established reference work, MAJOR COMPANIES OF THE Guide to the FAR EAST & AUSTRALASIA This volume has been carefully researched and updated since publication of the prevIous arrangement of the book edition, and provides more company data on the most Important companies In the region The information In the ThiS book has been arranged In order to allow the reader to book was submitted mostly by the companies themselves, find any entry rapidly and accurately completely free of charge Company entries are listed alphabetically Within each section, The companies listed have been selected on the grounds of In addition three Indexes are p...
Syed Shaikh al-Hady lived in a period where the hegemonic position of Traditionalist Islam in the Malay-Muslim society was challenged by modernization. The traditionalist ulama’ perceived modernity as an ideological enemy; but on the other hand Syed Shaikh al-Hady worked and preached for a synthesis between the two. He believed that Islam and modernization are not antagonistic to each other. Instead, both are useful combination to revive the rational and scientific approach within the Islamic discourse hence making it very attractive to the younger generation of his time. And even until today, Syed Shaykh al-Hady remains as an inspiring figure and an icon for the various contemporary Islamic reformist movements that have resumed the work of islah (reform) and tajdid (renewal) for the betterment of the Muslim society.