You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Puisi dan Kota. Di hari ini. Panas dan wabah. Ada apa? Apakah puisi bisa digunakan sebagai cara melihat politik warga negara berdasarkan institusi kota? Kota selalu memunculkan pertanyaan: “bagaimanakah caranya seseorang merasa sebagai warga kota, atau setiap warga kota cenderung terasing di kotanya sendiri dan tidak merasa ikut bertanggung jawab dengan apa yang terjadi di sekitarnya? Melacak Jakarta melalui puisi memiliki banyak kemungkinan untuk menatap internalisasi kode-kode budaya kota. Walau puisi juga tidak bebas dari bentukkan sejarahnya sendiri yang memungkinkan penyair tidak terlalu kritis dalam kerja kuratorial atas nilai-nilai streotip maupun pembekuan identitas yang diterimany...
From The Editor: Perempuan harus memiliki sisi maskulinnya, lelaki juga sebaliknya. Hanya dengan kemampuan menyelami identitas pada masing-masing yang digaris berbeda itu, empati mungkin ditumbuhkan. Sekaligus pengetahuan dimungkinkan tercipta. Bahwa perbedaan kodrati bentuk dan esensi mestinya bukan penghalang untuk membangun jembatan hubung; halnya tanpa harus memaksakan saling mengatasi. Virginia Woolf merenungkan bahwa: “Kesalahan yang fatal untuk menjadi laki-laki atau perempuan yang utuh dan sederhana, seseorang haruslah perempuan yang kelaki-lakian atau laki[1]laki yang keperempuan-perempuanan… Perkawinan antar yang bertolak belakang itu harus terjadi” (A Room of One’s Own). B...
Bagi mereka yang sekadar menikmati atau mengagumi, seni, sastra, novel, adalah satu hal; ia bisa penghiburan atau sekadar segala yang lekas jadi lalu. Tetapi bagi mereka yang memasukinya dengan terbata, kembara dalam kesadaran makna, menemukan diri terjerembab ke dalam dunia asing sekaligus baru—akan melihat cakrawala berbeda, konstruksi diri di dalam kenyataan fiksional—yang tidak jarang mendasari titik balik realitas dan berangkat pada kesadaran usai kurun keterasingan dari diri mau pun realitas. Dunia baru yang menghubungkan hasrat dengan pemaknaan sebagai proses penemuan dan pengayaan diri. Mereka yang berani merapal sepi di belantara seni, mungkin mengatasi sepi dan alienasi. Pada s...
From The Editor: Para penyair. Di zaman kita, dalam dunia “algoritmis” di antara waktu dan ruang edar digital. Siapakah, para penyair zama ini. Bagaimana mereka bekerja dan merasa menjadi bagian dari keterbelahan waktu digital dan realitas politis, sekaligus dunia eksperimental dalam menakar kebebasan dan mengajukan usaha pemaknaan. Kita membayangkan; para penyair zaman kita hari ini hidup di dalam dunia yang serba lekas dan bising; meniti sunyi sekaligus menggapai kesadaran di antara segala riuh; di mall, di bar, di jalanan macet, di antara rapat dan meeting, dalam duka sendiri atau perayaan sepele—tetapi penyair, para seniman kita, bermeditasi dalam gerak; membelah waktu dan ruang; k...
Saat meliput ke kantor Golkar, Virdika Rizky Utama yg saat itu bertugas sbg wartawan Gatra melihat tumpukan dokumen yg tampaknya akan dibuang. Ia pun mendekati tumpukan tsb, melihat-lihat, dan ia menemukan sesuatu yg mengejutkan: surat Fuad Bawazir ke Akbar Tanjung terkait rencana penggulingan Gus Dur. Dokumen itu pun ia simpan, yg kemudian ia tindaklanjuti dg sejumlah wawancara para tokoh yang disebut seperti Amien Rais, yang akhirnya menjadi buku ini. Buku yang mengubah persepsi orang terkait apa yang terjadi dengan presiden pertama era reformasi yang dikenal jenaka, demokratis, pluralis dan sekaligus penuh kontroversi: Gus Dur. Sejak pertama diterbitkan akhir Desember 2019–bersamaan dg haul Gus Dur yang ke-10, buku ini telah memicu banyak kontroversi. Orang-orang yg sempat diwawancarai memilih tutup mulut begitu buku ini terbit dan mendapat banyak perhatian. Hanya dalam waktu dua bulan buku ini cetak lebih dari 20 ribu eksemplar. Buku ini didiskusikan di berbagai tempat, terutama di lingkungan NU, sampai covid menghentikannya.
Beberapa pilihan kata dalam puisi Sabiq merupakan diksi yang membuat bahasa berhenti di suatu waktu atau suatu masa. Ungkapannya mengandaikan sebuah masa dimana seniman pelukis masih menempatkan roh sebagai pencitraan terhadap seni lukis yang hidup, “jiwa yang terlihat” dalam pengertian S. Sudjojono (jiwa ketok). Hubungan antara manusia atau seorang seniman dengan media dan peralatan masih berada dalam hubungan langsung, berada dalam pesona yang memenuhi dirinya. –Afrizal Malna, Penyair. “Di antara semburan kata-kata, kita menemukan kristal-kristal puisi yang mewujud secara visual, bergaung dalam lantunan bunyi, atau membangunkan ingatan akan pergumulan kita sehari-hari di ruang kota. Pembaca dipersilakan memungut kristal-kristal puisi itu dari kumpulan antologi Sabiq Carebesth, dan memilikinya.”—Melani Budianta, Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Menulis itu bukan cuma sulit, tapi sulit sekali. Ada juga yang bilang, menulis itu gampang. Bahkan, gampang sekali. Buku ini tidak membenturkan dua pendapat itu. Tapi, memaparkan perihal “menulis itu membaca berulang-ulang”. Berkarier di dunia kepenulisan sejak 1986, Kang Maman pun membuka rahasia sederhana “mengail 100 ide dalam sehari”. Bukan omong kosong, 24 buku tercipta dalam 8 tahun adalah salah satu buktinya. Belum terhitung karya tulisnya yang tertuang di berbagai media, dialihwahanakan menjadi lirik lagu, acara radio dan televisi berbagai genre, pertunjukan panggung, dan ratusan film pendek melalui festival film pendek yang diadakan Gramedia dan belasan karya akhir mahasiswa institut seni di Yogyakarta. Bagi Kang Maman, “Menulis itu mengasyikkan, menghasilkan dan membahagiakan.” Ia bagikan hal itu di buku ini, agar semua orang bisa menulis dan berbahagia.
Buku ini adalah semacam dapur kecil Jokpin. Di dalamnya dia menghidangkan pelbagai resep, bumbu, dan peralatan memasak untuk sajak-sajaknya. Kita akan menemukan aroma, asam manis pahit pedas kata di balik penciptaan sajak-sajak Jokpin yang sebagiannya sudah sangat populer seperti Celana, Kamar Mandi, dll. Tak hanya itu: Jokpin juga menyingkap sejumlah kiat yang amat berguna bagi yang ingin menapaki jalan sajak, meski dia sendiri bilang itu sangat berat, biar dia saja. Kita bakal merasakan di dalam buku ini, intensitas, kekhusukan, kekeraskepalaan Jokpin dalam beribadah puisi. Kadang arif kadang edan, kadang sungguh-sungguh kadang lucu. Tia Setiadi, penyair, esais, dan redaktur basabasi.co
Kumpulan cerita pendek dalam buku ini merupakan kisah “Rusia yang Lain”. Disebut yang lain karena selain Leo Tolstoy, Gorky dan Chekhov—nama pengarang Rusia lain yang belum begitu di kenal pembaca Indonesia—juga karya belum pernah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Selain nama-nama yang lain kumpulan cerita dalam buku ini juga diterjemahkan langsung dari Bahasa Rusia. Konstantin Paustovsky, Leo Tolstoy, Anton Chekhov, Bulat Okuzhava, Ivan Taurgenev, Chingiz Aitmatov, Yury Olesha, Georgy Semyonov, Maks Bremener, Valentin Rasputin, Yury Nagibin, WilliamAleksandrov, Aleksander Pushkin, Ivan Bunin, Viktoria Tokareva—adalah nama-nama pengarang Rusia “yang lain” dalam kumpulan cerita...
SURAH SASTRA, ruang kreativitas komunitas penggerak seni sastra. Kami bercita-cita menjadi teman generasi muda yang tengah tumbuh dan menjadi wadah dialog nyaman serta dinamis. Sastra sebagai pilihan karena dapat menggemakan apa saja: cerita bumi, agama, ihwal manusia dan segenap kebudayaannya. “Surah Sastra bersama kaum muda di medan sastra dan kebudayaan Indonesia untuk perbaikan kehidupan bangsa” Bagi kami, yang perlu dilakukan adalah mengenalkan dan mengembangkan bagi kaum muda melalui media: majalah, film dokumenter, dll; Memberi nilai-nilai kesusastraan yang mendukung keindonesiaan yang berbudaya, adil, majemuk serta bermartabat; Kami berusaha mendorong kaum muda berpartisipasi dan...