You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Tokoh-tokoh rekaan Gunawan Tri Atmodjo dalam kumpulan cerita ini adalah mereka yang berkubang dalam kesialan hidup lalu menyiasatinya dengan cara yang tidak biasa. penyiasatan unik mereka terhadap dunia yang bedebah ini sekilas akan terbaca sebagai kekonyolan, tapi sesungguhnya adalah sikap dan tindakan yang serius. Sundari Keranjingan Puisi adalah kumpulan cerita pendek yang ditulis dengan serius meski sambil tersenyum – dan diharapkan pembaca bisa menikmatinya dengan cara yang sama pula. Buku persembahan penerbit MarjinKiri patjarmerah virtual
Pada suatu hari, semua durjana asmara menyingkir dari muka bumi dan aku jatuh cinta lagi kepada seorang editor buku primbon. (Iwan Punung, editor buku sastra di Jakarta) Sebagian besar rahasia lelaki tertinggal di kamar mandi. (Sri Suwartini, Menteri Kebatinan Perempuan) Manusia itu seperti ritsleting, terbuka dan tertutup berulang-ulang, memasukkan dan mengeluarkan cinta berkali-kali, tetapi seperti yang disembunyikan di balik ritsleting, pada akhirnya ia akan sendiri. (M. Yayan Kristanto, anak Pak Warso, CEO Imajiner PT YKK)
Ibu sangat cemas jika cerita-cerita yang saya angkat mengenai keluarga merupakan representasi dari pemikiran dan emosi saya terhadap keluarga sendiri. Tapi sebenarnya, cerita-cerita ini saya tulis sebagian besar dari gambaran yang saya racik lewat kejadian-kejadian di luar rumah. Lewat hasil pengamatan saya akan keresahan orang-orang yang berada di bawah tekanan sosial dan psikologis. Seperti halnya menjawab soal Matematika yang punya banyak rumus, penjelasan yang Ibu butuhkan juga harus detail dari akar sampai pangkat lalu dibagi dan dikali kemudian ditambah dan dikali lagi hingga bertemu sama dengan, barulah Ibu bisa puas dan tidak bertanya lagi mengenai alasan saya menulis cerita-cerita tragis bertema keluarga. Jeni Fitriasha
Pada suatu hari, semua durjana asmara menyingkir dari muka bumi dan aku jatuh cinta lagi kepada seorang editor buku primbon. (Iwan Punung, editor buku sastra di Jakarta) Sebagian besar rahasia lelaki tertinggal di kamar mandi. (Sri Suwartini, Menteri Kebatinan Perempuan) Manusia itu seperti ritsleting, terbuka dan tertutup berulang-ulang, memasukkan dan mengeluarkan cinta berkali-kali, tetapi seperti yang disembunyikan di balik ritsleting, pada akhirnya ia akan sendiri. (M. Yayan Kristanto, anak Pak Warso, CEO Imajiner PT YKK)
Semenjak ngeloco pertama kali, lalu disempurnakan oleh tangan welas asih kekasih kalemnya, Sundari, balada ngeloco Trijoko yang menggelikan berhamburan sedemikian brutalnya. Tentu, jangan pernah abaikan kiprah dahsyat pacar ganasss yang luar biasa menakjubkan skill tingginya. Hindari novel ini jika Anda memandang ngeloco (onani, masturbasi) adalah aib yang haram digunjingkan. Lanjutkan membaca jika Anda minat terbahak sembari misuh-misuh sepenuh geli kepada kemunafikan diri sendiri. Tolong jauhkan dari jangkauan anak-anak –juga orang-orang dewasa yang belum lunas menjadi manusia.
Humor dalam kisah Gunawan, dengan demikian, adalah nama lain bagi obat. Ia menyembuhkan kita dari penyakit dengki, iri hati, sok kuasa, dan menganggap orang lain sebagai biang kesalahan. –Triyanto Triwikromo, sastrawan "Jadi slimicinguk ini adalah umpatan karangan Anda sendiri?” “Betul Pak. Seratus persen karangan saya sendiri.” “Pantas saya cari artinya di internet tak ketemu. Coba Anda lafalkan umpatan ini dengan nada dan intonasi yang Anda yakini kebenarannya sebanyak 33 kali. Saya ingin mendengarnya.” “Slimicinguk, slimicinguk, slimicinguk ….” Slimicinguk “Apakah persamaan antara imam ketiga dan kiper ketiga?” “Keduanya sama-sama cadangan dan jarang diturunkan.” Imam Ketiga Cerpen-cerpen Gunawan menyentil dengan jenaka fenomena yang terjadi di sekitar kita. Ketika tertawa setelah membaca tulisannya, mungkin kita sedang menertawakan diri sendiri. Demikian pula jika yang hadir adalah aneka perasaan marah atau sedih. Dan jika pembaca sekalian bahagia setelah menikmati suguhannya, silakan disimpan sendiri. Karena….
Perempuan selalu memiliki cara tersendiri dalam menyikapi kesedihan dan keputusasaan yang menelikung mereka. Mereka makhluk paling mengagumkan. Isi kepala perempuan, bagi saya, layaknya labirin panjang dan berliku yang disesaki oleh misteri-misteri, dan dibutuhkan pemahaman yang lunak agar bisa berjalan di dalamnya. Saya perempuan. Saya sendiri pun masih berusaha memahami isi kepala saya dan cara mereka bekerja ketika menyikapi kejutan-kejutan dari kehidupan. Saya sangat tertarik pada luka, kesedihan, rasa putus asa, dan tragedi-tragedi yang terjadi di dalam diri dan kehidupan manusia. Masing-masing dari hal-hal itu memiliki keunikan rasa yang layak untuk dikisahkan. Ada banyak pelajaran yang bisa saya petik dari hal-hal itu. Dalam kumpulan cerita pendek ini, saya memfokuskan diri pada tiga perkara: perempuan, anak-anak, dan perilaku seks menyimpang. Ajeng Maharani
“Karena sesungguhnya, pulang sejati hanyalah menuju pada hati yang tenang.” Pintu adalah batas antara dua dunia. Seseorang mungkin sangat berkuasa di luar sana, tetapi setelah melewati pintu, bisa jadi dia akan segera menjelma makhluk tak berdaya karena dia telah memasuki dunia yang sama sekali berbeda. Demikian pula sebaliknya. Maka, berbahagialah bagi mereka yang tak terbelenggu oleh pintu serta menjadikan pintu sebagai gerbang idaman. (Sesuatu Menggeliat di Balik Pintu) Untuk buku ini, Gunawan Tri Atmodjo menghadirkan “Sesuatu Menggeliat di Balik Pintu dan enam belas cerita pendek lainnya, yang akan menghadirkan pengalaman-pengalaman tersendiri dalam benak para pembaca. Selamat menikmati.
Cinta menjadi benang merah buku puisi ini. Tema cinta sengaja saya pilih karena bagi saya puisi cinta adalah jenis puisi yang paling menggetarkan. Saya paling senang membaca dan menulis puisi-puisi cinta. Puisi-puisi cinta dalam buku ini akan lebih cocok dibaca dalam suasana sunyi, sendiri, atau dibacakan di hadapan kekasih hati. Beberapa puisi dengan judul bahasa asing dalam buku ini saya ambil dari judul lagu Emilie Simon (bahasa Perancis) dan Acoustic Alchemy (bahasa Inggris). Pada Emilie Simon, kesamaan hanya pada judul, sedangkan lirik lagu dan isi puisi sangat berlainan. Pada Acoustik Alchemy, puisi-puisi itu merupakan usaha saya mengisi lirik untuk lagu-lagu instrumental mereka. Bagi saya, sebuah puisi yang baik selalu mampu menyediakan sebidang ruang tenang di mana pembacanya dapat menepi, menyepi, berhibernasi, dan memurnikan diri dari kontaminasi dunia luar yang begitu keruh dan gaduh. Gunawan Tri Atmodjo