You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Oei Hong Djien, Indonesia's distinguished art collector hailling from Magelang, Central Java, is also a writer. From 1990 to the present day, which spans a period of about 20 years, he has written numerous pieces on art. Most are introductions to exhibition catalogues; some are texts for speeches, lectures and discussions; others are articles that have appeared in the catalogues of auction house, magazines and books.
None
Orang bijak mengatakan bahwa we don't have life unless we have dreams. Mimpilah yang menuntun kita pada tujuan hidup yang bermakna. Dengan mempunyai mimpi, kita mempunyai semangat baru di setiap paginya untuk menjalani hari demi hari. From Nothing to Something: Sebuah Kisah Seorang Pemuda Desa Mendirikan Kampus-Kampus yang Mendunia. Buku ini mengisahkan bagaimana saya yang dulunya bukan siapa-siapa, menjadi seseorang yang bisa memberikan manfaat bagi orang-orang di sekeliling saya. Buku ini bukan hanya media saya untuk bercerita, tetapi juga saya berharap dapat menjadi media yang menginspirasi dan memotivasi pembaca untuk semangat dan bangkit dalam menggapai mimpi-mimpinya. Bagi Anda yang membaca buku ini, yang mungkin saat ini merasa bukan siapa-siapa dan tidak berarti- nothing. Yakinlah, it takes time, courage and persistence to become something.
Even as Major General Suharto consolidated his power in the bloodletting of the mid-sixties, Freeport-McMoRan, the American transnational mining company, signed a contract with the new military regime, the first foreign company to do so. Today, in the isolated jungles of West Papua, a region that is increasingly restive under Indonesian rule, Freeport lays claim to the world's largest gold mine and one of its richest and most profitable copper mines. This volume is the first major analysis of the company's presence in Indonesia. It takes a close and detailed look at the changing nature of power relations between Freeport and Suharto, the Indonesian military, the traditional landowners (the Amungme and Kamoro), and environmental and human rights groups. It examines how and why an American company, despite such rigorous home-state laws, was able to operate in West Papua with impunity for nearly thirty years and adapt to, indeed thrive in, a business culture anchored in corruption, collusion, and nepotism.
And torture. Remedies. Conclusion
Destinasi dan industri pariwisata hampir lumpuh karena mobilitas/pergerakan manusia dibatasi, kerugian besar mengancam, pekerja kehilangan mata pencaharian, dan destinasi wisata menjadi sepi tidak ada yang mengunjungi karena pandemi global. Bertahan dan Bangkit Bersama, Pariwisata dalam Pusaran Badai Pandemi Covid-19, merupakan buku yang menggambarkan destinasi dan industri pariwisata yang menghadapi tantangan terbesar dalam sejarah kepariwisataan dunia. 8uku ini juga menceritakan perjalanan penuh perjuangan dan ketekunan para pelaku usaha dan industri pariwisata ketika menghadapi badai pandemi yang melanda seluruh dunia. Kolaborasi aksi para pemimpin dengan pelaku pariwisata dan masyarakat ...
Keberadaan sumber daya manusia memainkan peran penting dalam pengembangan pariwisata. SDM mencakup tourism/ travel actors (tourist) or workers (employment). Peran sumber daya manusia seĀbagai pekerja dapat berupa sumber daya manusia di lembaga pemerintah, sumber daya manusia yang bertindak sebagai pengusaha (wirausahawan) yang berperan dalam menentukan kepuasan dan kualitas pekerja, pakar dan profesional yang berperan dalam mengĀamati, mengendalikan dan meningkatkan kualitas pariwisata dan juga masyarakat. Di sekitar kawasan wisata yang tidak termasuk dalam kategori di atas, tetapi juga menentukan kenyamanan dan kepuasan wisatawan yang mengunjungi daerah tersebut.
None
None