You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Kehidupan memang senda gurau, kerap melupakan kita dari apa yang seharusnya kita kejar. Kita sibuk mengejar sesuatu yang hanya memuaskan jasmani, tapi tidak memuaskan rohani. Kita sibuk dengan kesejahteraan fisik, tapi lupa kalau psikologis yang tenang juga kita butuhkan. Buku ini tidak bermaksud menyalahkan siapa pun, tidak pula untuk mengutuk zaman dan mereka-mereka yang membawa kemajuan teknologi. Buku ini semata-mata ingin mengajak kita semua agar kembali berkontemplasi, merenungkan kehidupan kita agar kita mau sedikit melambat, menikmati hidup dan merasakan nadi kehidupan. Selain itu, agar kita bisa mengerti kenapa Tuhan Maha Pemberi Karunia memberikan kita hidup.
Note: E-book ini GRATIS, silahkan dibagikan dan disebarluaskan tanpa menghapus Copyright. This e-book is FREE, please share and distribute without deleting Copyright. Apa pengalaman terbaik dan terburuk saat berada di jenjang pendidikan? Pernahkah tebersit untuk berhenti di tengah jalan kala ujian demi ujian di bangku sekolah terus menggerus otak? Pernahkah kita bayangkan apa yang terjadi jika saat itu kita berhenti mengejar impian?Apa yang membuat kita terus maju dan berjuang walau ternyata sekolah tak semudah yang dibayangkan? Anak-Anak Kolong Langit, sebuah antologi yang memuat kisah nyata perjuangan saat mengenyam bangku pendidikan. Beragam momen dan memori tentang pahitnya perjuangan yang seringkali berakhir jauh lebih manis terjilid menjadi satu dalam buku ini. “Menarik sekali ketika mengetahui bagian rahasia dari perjalanan hidup seseorang. Bagian yang tidak kita tahu dan membentuknya menjadi seperti hari ini. Adalah sebuah hadiah luar biasa ketika membaca cerita ini, seolah diizinkan untuk mengenal lebih jauh hidup seseorang.” - Kurniawan Gunadi, Penulis Hujan Matahari & Lautan Langit
None
None
None
David B. Coplan's pioneering social history of black South Africa's urban music, dance, and theatre established itself as a classic soon after its publication in 1985. Now completely revised, expanded, and updated, this new edition takes account of developments over the last thirty years while reflecting on the massive changes in South African politics and society since the end of the apartheid era. In vivid detail, Coplan comprehensively explores more than three centuries of the diverse history of South Africa's black popular culture, taking readers from indigenous musical traditions into the world of slave orchestras, pennywhistlers, clergyman-composers, the gumboot dances of mineworkers, and touring minstrelsy and vaudeville acts.