You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
Kahausan menandakan adanya air penghilang dahaga. Kala kita berpikir keindahan mawar, indahnya mawar terhampar dalam diri kita sendiri. Begitu juga, ketika kita menghendaki bahagia, nyala bahagia itu tersimpan dalam diri kita, bukan di luar. Kini, apakah kita bisa menguak kedamaian yang tertanam di hati? Apakah kita mampu menyingkap bahagia yang masih terselubung di dalam jiwa kita? Apakah kita berhasil memercikkan cahaya pencerahan yang tersimpan di ruang batin kita? Lakukan perjalanan ke dalam, menenun keterhubungan spiritual dengan Allah Swt. Mengantar dialog ke jiwa terdalam, Allah Ada Bersamaku. Bahkan kita bakal melihat, segenap realitas sebagai wujud kehadiran-Nya. Di mana-mana, kita ...
Kesuksesan tak bisa diraih hanya dengan angan-angan, tetapi dengan ikhtiar (usaha) maksimal. Ikhtiar maksimal hingga berlelah-lelah, sakit-sakitan, dan jatuh bangun juga belum cukup tanpa disertai kesabaran, baik dalam tindakan maupun mental dan pikiran. Sabar berarti melalui seluruh proses ikhtiar dengan penuh kesungguhan, keyakinan, dan optimisme; tidak terburu-buru, asal-asalan, atau terlalu ambisius hingga lupa daratan. Dalam kesabaran ada langkah-langkah terencana, terukur, dan tujuan yang jelas. Juga ada kesiapan mental untuk menerima kenyataan yang belum sesuai harapan atau menghadapi masalah yang menghadang. Buku ini mengelaborasi pentingnya kesabaran dalam meraih kesuksesan. Menjela...
Berkenalan dengan sahabat Khaliel adalah kebahagiaan tersendiri bagi saya. Kalau seumpama ada yang bertanya tentang wujud dari kebahagiaan, maka dengan tanpa ragu saya akan jawab, salah satunya adalah sahabat saya ini, Khaliel Anwar. Hanya yang sudah bahagia bisa berbagi kebahagiaan. Dan, di buku terbaru beliau ini, Anda akan dituntun untuk menyusuri jalan-jalan yang membahagiakan. Anda akan dipandu bagaimana mengisi ruang di antara harapan dan kenyataan, sehingga Anda mewujud sebagai bahagia itu sendiri. - Budi Al-Sunardi (Pegiat Online Marketing, Direktur 347 Network dan Ketua Asosiasi Asongan Online Indonesia) Bahagia itu sederhana. Bahagia itu ada dalam kerendahan hati, kepasra...
Perpisahan memang menyakitkan. Apalagi berpisah dengan orang yang paling kau cintai. Tingginya pengharapan terhadap orang yang kau cintai, turut memperdalam kedukaan ketika dia menghilang dari kehidupanmu. Karena selalu ingin menggenggam, mendekap, dan bermesraan dengan sosok yang dicintai, maka saat badai perpisahan menerjang, manusia terlontar dalam putus asa. Buku ini mengubah dengan sebuah perspektif bahwa perpisahan bukan akhir dari kehidupan, bahkan itulah jalan awal menggapai puncak cinta yang melezatkan jiwa, memuaskan batin, dan mengharukan hati. Bertaburan cerita di buku ini yang mengisahkan betapa banyak orang mendulang keajaiban setelah sanggup merelakan sosok yang dicintai. Bert...
Berulang setiap tahun, kita berpuasa di bulan Ramadhan. Sayangnya karena kita tak memasukkan jiwa ke dalam rengkuhan Ramadhan, ritual tahunan ini tak berpengaruh sama sekali terhadap sikap kita. Puasa hanya sebatas mengosongkan perut dari makan dan minum, tapi tak berdaya mengosongkan hati dari berbagai penyakit hati, yang justru bisa menghancurkan kebahagiaan. Kita sudah berpuasa, tapi kata kotor masih sering bertebar dari lisan. Marah, benci, dan dendam masih tetap bercokol di hati. Sombong, dengki, dan riya masih bersinggasana, menguasai hati kita. Ramadhan hadir selayaknya sangat bermanfaat membersihkan racun-racun hati, sehingga ibadah puasa bisa mewariskan kelezatan di hati. Buku Puasa...
Nabi Muhammad saw., diutus, agama digelar, dan Al-Quran diwahyukan, bertujuan untuk mengisi ruang batin manusia dengan kebahagiaan. Hanya saja, kita mendapati fenomena yang terbalik. Orang menegakkan agama, namun tak kunjung menghirup segarnya kebahagiaan. Bahkan, terus diburu kecemasan, ketakutan, kekhawatiran, dan perasaan negatif lainnya. Perasaan yang seringkali menghinggapi dan menjajah jiwa kita adalah, takut sendirian, takut gagal, takut kehilangan, dan takut akan kematian. Memang, manusia tak bisa lepas dari bermacam ketakutan, tapi tak boleh membiarkan diri terkurung apalagi terpasung oleh ketakutan. Ketakutan harus jadi tantangan bagi kita untuk melompati kurungan ketakutan sehingga kita bisa menghebatkan diri untuk menggapai bahagia. Islam menyodorkan jawaban yang sangat sederhana untuk menyingkap dan meretas pelbagai bentuk ketakutan tadi. Kita akan terkejut betapa luar biasanya Islam lewat rukun Islam yang membimbing manusia agar keluar dari segala bentuk ketakutan itu. Semoga kita merengkuh manfaat dan pencerahan lewat buku yang sangat sederhana ini.
Buku ini lahir sebagal hasil refleksi penulis dalam mencermati fenomena disrupsi yang terjadi belakangan ini. Perubahan-perubahan sosial di era disrupsi telah mengakibatkan merosotnya nilal dan norma pada sebagian masyarakat. Dampak buruk yang terjadi di era disrupsi teknologi ini perlu dipahami untuk dicegah dan dihindari. Diakui, walaupun ada kebaikan yang didapatkan dalam era teknologis, akan tetapi kejahatan atau kriminalitas juga semakin meningkat. Kejahatan ternyata memiliki bentuk tersendiri sesual dengan perkembangan industri masing-masing. Saat ini, lingkungan kehidupan sosial sedang menghadapi problem merosonya kualitas spiritual dan karakter. Fenomena ini terjadi diduga berakar da...
The 19th in a series of annuals (compiled by the Moshe Dayan Center for Middle Eastern and African Studies at Tel Aviv University) covers the global, regional, and local developments concerning Turkey, Israel, and 18 Arab countries during 1995. The first section reports on current issues, among them: the US and the Middle East; the Arab- Israeli peace process; Palestinian affairs; and economic and demographic issues. The second section comprises a country-by-country survey, with detailed coverage of the domestic and foreign affairs of each country. Annotation copyrighted by Book News, Inc., Portland, OR
The recent political history of Lebanon has been defined by the legacy of war. In addition to repeated external invasions and the ongoing presence of foreign troops of diverse nationalities, the Lebanese people have endured the scars left by a bitterly contested civil war that began in the spring of 1975 and continued unabated for the next fifteen years. While much has been written about the tragedy of the civil war, el-Husseini’s Pax Syriana is the first book focused on the evolution of the postwar political scene. In a series of negotiations brokered by Saudi Arabia, under the auspices of the larger international community, the civil war came to an end with the signing of the Ta’if Agr...
Even up to the eve of the civil war, some observers saw the Lebanese system as essentially stable, and exhibiting some of the virtues of liberty and pluralism which had been commended by the French traveller de Volney a century before. But for others its structure was so seriously flawed as to be resolved only by revolution. The civil war resulted ultimately from a conglomeration of interdependent factors – the religious conflict of Christian and Shi’a Muslim, the social divisions exemplified in the ‘Belt of Misery’ around Beirut, and the ethnic frictions between the Arab host culture and the Occidentalised Maronites. This book, first published in 1980, is a lively and incisive study of one of the most ravaged countries of this generation.