Welcome to our book review site go-pdf.online!

You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.

Sign up

Unkonvensionil
  • Language: id
  • Pages: 231

Unkonvensionil

Tulis saja apa yang ingin kamu tulis dengan bahasa yang menurutmu mudah di mengerti bila yang membaca tidak mengerti itu bukan salahmu tapi salah yang membaca. Pada intinya jangan biarkan EYD membatasi ruang berfikirmu utk menciptakan karya tulis

Membunuh Dengan Senyum
  • Language: id
  • Pages: 295

Membunuh Dengan Senyum

Kisah cinta dua insan dengan latar belakang yang berbeda. Tagor seorang mahasiswa fakultas hukum sebuah perguruan tinggi di kota Medan,yang bekerja sambilan menjadi supir angkot.Sedangkan Marcella, mahasiswi setingkat di bawahnya, adalah anak tunggal dari seorang direktur sebuah perusahaan sawit nasional.Kisah cinta yang tumbuh tanpa disengaja itu,mendapatkan penolakan keras dari orang tua laki-laki Marcella. Berbagai macam cara Tagor lakukan untuk membuktikan cinta dan kesungguhannya. Namun berbagai cara pula Papa Marcella lakukan untuk memisahkan mereka.Kisah cinta terlarang yang penuh intrik dan air mata.

Seri Tempo: Wiji Thukul, Teka-teki Orang Hilang (2013)
  • Language: id
  • Pages: 176

Seri Tempo: Wiji Thukul, Teka-teki Orang Hilang (2013)

Lelaki cadel itu tak pernah bisa melafalkan huruf “r” dengan sempurna. Ia “cacat” wicara tapi di anggap berbahaya. Rambutnya lusuh. Pakaiannya kumal. Celana ­nya seperti tak mengenal sabun dan setrika. Ia bukan burung merak yang mempesona. Namun, bila penyair ini membaca puisi di tengah buruh dan mahasiswa, aparat memberinya cap sebagai agita­tor, penghasut. Selebaran, poster, stensilan, dan buletin propaganda yang ia bikin tersebar luas di kalangan bu­ruh dan petani. Kegiatannya mendidik anak­-anak kam­pung dianggap menggerakkan kebencian terhadap Orde Baru. Maka ia dibungkam. Dilenyapkan. Wiji Thukul mungkin bukan penyair paling cemerlang yang pernah kita miliki. Sejarah Repub...

The Early Years of a Dutch Colonial Mission
  • Language: en
  • Pages: 288

The Early Years of a Dutch Colonial Mission

This fascinating story of a Dutch Reformed mission among the Karo of North Sumatra chronicles the field's first fifteen years - 1889-1904. Plantation executives sponsored the mission, hoping to enlist the Karo as Christian allies in a colonial war against Muslim "fanatics." But the Karo hated the plantations, and likewise distrusted and resisted the missionaries. Civil servants saw the mission as a forerunner of the government's annexation of the Sumatran highlands, and in the military expedition to take the region, the missionaries played a prominent role. Consequently, the missionaries found their credibility diminished by their links to the despised colonial apparatus. Nonetheless, the mi...

Identitas Poskolonial
  • Language: id
  • Pages: 208

Identitas Poskolonial "Gereja Suku" dalam Masyarakat Sipil ; Studi tentang Jaulung Wismar Saragih dan Komunitas Kristen Simalungun

"Identitas terbentuk melalui representasi diri berhadapan dengan dan dalam resistensi terhadap representasi pihak yang kuat atas diri suatu komunitas. Di dalamnya, terkandung proses perjumpaan dan negoisasi dan lebih sebagai hasil proses kontestasi~sementara terhadap yang lain, bukan suatu fiksasi. Dan di tengah masyarakat yang telah mengalami kolonialisme yang panjang, menemukan identitas sama dengan mengajukan ikhtiar perubahan sosial atau perluasan kebebasan dalam ruang publik. "

Dissociated Identities
  • Language: en
  • Pages: 324

Dissociated Identities

Placing theories of ethnicity and religious pluralism in relation to theories of the state, Rita Smith Kipp in Dissociated Identities situates a particular Indonesian people, the Karo, in the modern world. What the state's policies on culture and religion mean to Karo women and men, who now live in cities throughout Indonesia as well as in their Sumatran homeland, becomes clear only by looking at the way Karo families and communities contend with religious pluralism, with the pull of tradition working against the wish to be "modern" and with the new wealth differences in their midst. Newly discrete facets of Karo selfhood - ethnic, religious, and economic - replicate in microcosm the political tensions of the nation-state, revealing both why the New Order has enjoyed great stability over almost three decades and the sources of disruption that may lie ahead.

Narasi Perdamaian Membangun Keharmonisan Antar Pemeluk Agama di Indonesia
  • Language: id
  • Pages: 271

Narasi Perdamaian Membangun Keharmonisan Antar Pemeluk Agama di Indonesia

Keharmonisan yang terbangun lama di negeri Indonesia ini jangan sampai pudar dan hilang apalagi punah. Keharmonisan harus tetap dijaga, dipelihara dan dirawat untuk masa depan Indonesia yang lebih indah. Kemajemukan agama yang ada di Indonesia jangan jadikan sebuah alasan untuk berfatwa kebenaran. Penekanan yang paling krusial pada titik dimana semua mengakui diri sebagai agama yang paling benar. Sisi tersebut di aras Nasional (Indonesia) jangan sampai tumbuh, karena itu sifat teologis-sentris, padahal pada sisi humanislah yang mampu merangkul bersama seluruh lapisan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan jajaran agama, budaya, etnis dan bahasa. Pilar-pilar keharmonisan yang harus tertanam di kehidupan antar umat beragama harus menjadi fatwa utuh dalam merumuskan kehidupan yang indah antar umat beragama di Indonesia. Ditangan anda lah ini, merupakan buku yang mencoba memilah dan memilih pilar-pilar keharmonisan Nusantara. Semoga buku ini menjadi sebuah literatur yang menginspirasi, menginovasi pada kalangan literasi dan akademisi maupun non-akademisi

Wiji Thukul
  • Language: en
  • Pages: 45

Wiji Thukul

In 1996, poet and activist Wiji Thukul bid his wife goodbye and disappeared for good. Prior to Suharto’s step-down in 1998, arrests, abductions, detention and torture of activists increased. But while some were later freed, others like Thukul never came back. With so many victims still missing and no one held accountable for the atrocities, this special edition reminds us that the culture of impunity is alive and well. The case of Wiji Thukul illustrates just how far we still have to go to reach the ideal of a true democracy.

Perintis kekristenan di Sumatera bagian Utara
  • Language: id
  • Pages: 266

Perintis kekristenan di Sumatera bagian Utara

  • Type: Book
  • -
  • Published: 1986
  • -
  • Publisher: Unknown

Biographies of Christian teachers of northern Sumatra.

Batak Blood and Protestant Soul
  • Language: en
  • Pages: 226

Batak Blood and Protestant Soul

  • Type: Book
  • -
  • Published: 1970
  • -
  • Publisher: Unknown

None