You may have to Search all our reviewed books and magazines, click the sign up button below to create a free account.
This volume explores how horror comic books have negotiated with the social and cultural anxieties framing a specific era and geographical space. Paying attention to academic gaps in comics’ scholarship, these chapters engage with the study of comics from varying interdisciplinary perspectives, such as Marxism; posthumanism; and theories of adaptation, sociology, existentialism, and psychology. Without neglecting the classical era, the book presents case studies ranging from the mainstream comics to the independents, simultaneously offering new critical insights on zones of vacancy within the study of horror comic books while examining a global selection of horror comics from countries suc...
“Bekerjalah sesuai passion!” Nasihat-nasihat semacam itu kerap lewat di telinga kita. Kita seolah dituntut untuk bisa membuat apa yang kita senangi menjadi sesuatu yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Sudah banyak kita lihat di lapangan, ketika para sarjana dari ilmu geologi justru berhasil menjadi seorang juragan suvenir kerajinan tangan rajut. Atau lulusan dari fakultas kedokteran gigi yang malah lebih dikenal oleh khalayak sebagai beauty vlogger. Bahkan seorang penulis muda yang begitu produktif menerbitkan karya, ternyata dulunya merupakan mahasiswa ilmu komputer. Mereka mengaku lebih menekuni apa yang mereka sukai, daripada sekadar tenggelam di meja pendidikan formal yang mere...
“Move on” sering dianggap sebagai orang-orang yang sudah berhasil melalukan proses “perpindahan hati” dari satu orang ke orang yang lain. Contohnya: si A yang sempat berpacaran dengan si B, harus putus, dan selang beberapa waktu berhasil memiliki pasangan baru. Proses itulah yang orang-orang amini sebagai makna dari frasa move on. Tapi benarkah move on hanya berkutat pada permasalahan relasi antara seseorang dengan mantan kekasihnya di masa lalu? Melalui buku ini saya akan mengajak teman-teman sekalian untuk melakukan perjalanan rasa. Jika saya berhasil, semoga tulisan saya ini bisa menstimulasi seluruh pembaca untuk melakukan redefinisi patah hati, kehilangan, menyelesaikan, dan menemukan, serta banyak hal lain yang sering dikait-kaitkan dengan move on itu sendiri. Sudah siap?
Yang saya ingin ajak kepada para pembaca adalah proses refleksi diri. Dari pengalaman orang lain, mungkin kita bisa bercermin untuk lebih mampu menguliti diri sendiri: sejauh mana telinga kita bisa bersikap kooperatif dengan pikiran dan hati kita untuk mendengarkan orang lain. Kira-kira sejauh apa diri kita menyangkal bahwa ego kita lebih ingin dimenangkan untuk menjadi manusia yang enggan memahami apa yang dikatakan orang lain. Oh, atau justru kita terlalu memenangkan ego orang lain, karena menghindari konflik, dan akhirnya malah berkonflik dengan diri sendiri lalu memendam dendam. Tidak ada yang tahu, kan? Saya menulis buku ini dengan sangat berhati-hati, berusaha supaya tidak ada poros su...
Mengapa Diri Sendiri? Sebab dia adalah musuh terhebat manusia. Dia terbilang sulit untuk dikalahkan. Seseorang yang belum selesai berurusan dengan dirinya sendiri, pastinya sulit untuk bisa peduli dan memberi manfaat untuk orang lain. Tidak Percaya? Banyak yang tidak menyadari bahwa konflik batin adalah permasalahan vital yang sering terabaikan.Sejauh mana diri kita bisa menereima diri sendiri, maka sejauh itulah kita bisa berdamai dengan kenyataan. Orang-orang yang sudah berdamai dengan diri sendirilah yang mampu menjalani kehidupan yang penuh tuntutan ini dengan lebih tenang. Coba telaah lagi dirimu sambil membaca buku ini, di sana ada banyak harta karun yang terkubur karena dirimu sendiri.
Apakah Anda merasa lelah dan tidak bergairah? Apakah emosi Anda meluap-luap dan sangat gampang sekali marah? Apakah Anda merasa takut menghadapi masa depan Anda yang misterius itu? Apakah Anda termasuk tipe orang yang berpikiran terbuka? Apakah Anda sering berpikir Andalah yang paling benar sehingga menyalah-nyalahkan orang lain? Sejujurnya semua pertanyaan di atas bermuara ke satu hal, yakni bagaimana Anda melatih emosi Anda. Seni menerima diri apa adanya adalah sebuah sikap mindfulness. Tidak menjadikan hidup Anda menjadi serba lamban, namun banyak hal yang dapat dirasakan dengan mencoba gaya hidup mindful ini. Sampai-sampai perusahaan sekelas Google dan perusahaan-perusahaan lainnya di Silicon Valley mewajibkan karyawannya untuk mengikuti kelas mindfulness wajib.
Mimpi buruk menyeret Tara ke dalam ikatan suci yang ia tahu dari awal, hanyalah sebuah permainan. Malam pertama yang mereka nikmati bersama, berakhir dengan kebencian mendalam kepada sang pengucap kabul. Saat kembali untuk menuntut perpisahan, akankah semudah yang ia pikirkan? Kisah asmara satu malam yang mungkin akan bersemi bila tak terpisahkan oleh jarak dan waktu.
Hal yang paling sudah untuk dikontrol dalam hidup ini adalah keinginan, harapan, dan ekspektasimu. Dan sudah pasti ketika kamu memperbincangkan tentang ini, pasti akan ada variabel yang bernama cemas, panic, dan takut. Nah, mengapa sih kamu cemas akan sesuatu? Apa hal buruk yang dapat terjadi? Lebih dalam lagi, kemudian bagaimana kamu memanajemen rasa inginmu yagn banyak seklai itu? Bukankah mempunyai rasa ingin itu adalah hal yang paling manusiawi di atas segala-galanya? Lantas bagaimana seharusnya hidup tanpa ekspektasi itu?
This book aims to show readers how they can learn to enjoy themselves again. Step-by-step exercises in creative visualization and self-hypnosis are included to help readers to express emotion, face their fears, and achieve happiness.
Have you ever walked away from a conversation full of doubts and insecurities? Do you feel as if you've lost a little ground after every staff meeting? Most people are either too passive or too aggressive in their business lives, and they end up never getting the support, recognition, or respect that they desire. The business leaders and trainers from Dale Carnegie Training® have discovered that applying appropriate assertiveness to all interactions is the most effective approach to creating a successful career. The 5 Essential People Skillsshows how to be a positively assertive, prosperous and inspired professional. Readers learn to: •Relate to the seven major personality types •Live up to their fullest potential while achieving personal success •Create a cutting-edge business environment that delivers innovation and results •Use Carnegie's powerhouse Five-Part template for articulate communications that grow business •Resolve any conflict or misunderstanding by applying a handful of proven principles Once readers know and can employ these powerful skills, they will be well on their way to a new level of professional and personal achievement.